Menu

Mode Gelap

Liputan · 31 Jan 2025 18:22 WIB ·

Mansajul Ulum Kembali Adakan Musyawaroh Sughro ke-3


 Musyawarah Sughro antar kelas pada Kamis, 30 Januari 2024. Perbesar

Musyawarah Sughro antar kelas pada Kamis, 30 Januari 2024.

Pondok Pesantren Mansajul Ulum putra kembali adakan Musyawarah Sughro antar kelas pada Kamis, 30 Januari 2024. Acara yang bertempat di Aula Pondok Pesantren Mansajul Ulum putra tersebut dihadiri oleh perwakilan santri antar marhalah diniyah, yaitu wustho, ulya, dan pasca. Turut hadir bapak muharrir Ustadz Roghib Sofiyal Hadi, Ustadz Muhammad Bahrun, dan KH. Liwa’uddin Najib sebagai dewan Mushohih.

Musyawaroh ini menjadi sebuah forum pemecahan masalah untuk mendapatkan kesepakatan dan kemaslahatan bersama. Acara ini juga menjadi sebuah bentuk jiwa dan ruhnya Nahdlotul Ulama’. Tanpa adanya bahtsul masa’il maka Nahdlotul Ulama’ tidak akan ada bedanya dengan organisasi-organisasi di luar Nahdlotul Ulama’.

Salah satu tujuan diadakannya Musyawaroh ini adalah untuk menumbuhkan kebiasaan berdiskusi bagi santri. “Alasan kami mengadakan musyawaroh ini untuk menumbuhkan kebiasaan berdiskusi pada santri. Karena diskusi itu penting untuk menghasilkan sebuah hukum yang maslahah untuk masyarakat,” tutur Bahrul Ulum selaku ketua pelaksana.

“Harapan kami, ke depannya kami bisa menghadirkan musyawarah dengan cakupan yang lebih luas. Seperti mengadakan musyawaroh se-Kajen dan sekitarnya bahkan sampai se- Karesidenan Pati,” tambahnya.

K.H. Muhammad Liwa’uddin Najib selaku Pengasuh Pondok Pesantren Mansajul Ulum sekaligus menjadi dewan mushohih.

K.H. Muhammad Liwa’udin Najib, selaku pengasuh Pondok Pesantren Mansajul Ulum dalam sambutannya juga menjelaskan bahwa musyawaroh ini menjadi ajang untuk melatih santri berdiskusi dengan menyertakan referensi-referensi. “Alhamdulillah wa syukurillah kita bisa melaksanakan rutinitas kita yang menjadi bagian dari ikhtiar kita untuk melatih para santri berdiskusi secara ilmiah, berdiskusi dengan baik, serta berdiskusi dengan referensi-referensi.”

“Moderatornya harus pintar dalam memberikan kesempatan kepada teman-teman untuk berbicara. Bisa atau tidak bisa adalah hal yang wajar karena kita di sini belajar,” ungkapnya menyemangati.

Ustadz Roghib Sofiyal Hadi selaku dewan perumus menjelaskan bahwa terselenggaranya musyawaroh ini menjadi sebuah bentuk tradisi literasi yang ada di pesantren sangat kuat. “Kegiatan musyawaroh ini menjadi sebuah bentuk untuk menunjukkan bahwa tradisi literasi yang ada di pesantren sangat kuat. Karena setiap pendapat yang dikemukakan harus berdasarkan ta’bir, pada kitab apa dan halaman berapa. Kami berharap kegiatan ini terus diselenggarakan agar dapat memperkaya keilmuan para santri.”

Ia turut mengapresiasi dan memberikan tanggapan yang positif atas berjalannya musyawaroh tersebut. “Aktifitas interaksi dalam musyawarah kali ini sepertinya cukup baik. Namun, pada musyarawah selanjutnya semoga musyawirin lebih berani mengemukakan pendapat-pendapatnya, agar wawasan dan khazanah keilmuan yang didapat lebih kaya lagi.” pungkasnya.

Para santri terlihat sangat antusias, terbukti mereka dengan semangat bergantian memaparkan ta’bir yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Reporter: Muhammad Sholihul Huda, Redaktur Em-Yu.

Tulis Komentar
Artikel ini telah dibaca 165 kali

Baca Lainnya

Pengasuh Tekankan Disiplin Waktu saat Cawu

5 Agustus 2025 - 07:30 WIB

Perdana, Santri Putri Marhalah Wustho Ikuti Rayon Imrithi

4 Agustus 2025 - 14:50 WIB

Upgrading Skill Kajian Turats melalui Bahtsul Masail

27 Juli 2025 - 10:38 WIB

Dua Santri Mansajul Ulum Raih Juara Pada MQK Jateng 2025

25 Juli 2025 - 11:27 WIB

Sie. Kominfo Ajak Santri Melek Digital Melalui Pelatihan Desain Grafis

5 Juli 2025 - 08:43 WIB

Liburan Kreatif Santri Putri EM-YU: Mengolah Jajanan Tradisional

30 Juni 2025 - 08:30 WIB

Trending di Liputan