Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah Swt memiliki 2 tugas yaitu Ibadatullah dan Imarotul ardl. Kedua tugas ini merupakan kewajiban manusia yang harus dilakukan secara bersamaan karena keduanya memiliki keterkaitan satu sama lain. Seorang manusia tidak bisa hanya beribadah saja tanpa ikut meramaikan bumi, begitu juga sebaliknnya manusia tidak bisa hanya meramaikan bumi saja tanpa melakukan ibadah kepada Allah Swt. Dalam menjelaskan tugasnya ada beberapa hal yang harus diperhatikan, salah satunya adalah hati. Karena hati merupakan sesuatu hal yang dapat memengaruhi manusia dalam melaksanakan tugas, bahkan hati juga dapat menjadi faktor utama yang dapat memengaruhi seseorang dalam melakukan semua hal.
Hati Sebagai Pengontrol Kegiatan Manusia
Manusia tidak akan bisa melakukan tugasnya jika tidak bisa menjaga hatinya, karena hati dapat berubah-rubah bahkan perubahannya begitu cepat sekali. Hati didefinisikan dalam bahasa Arab dengan istilah al-qolb. Imam Ghazali memberikan komentar mengapa hati dikatakan sebagai al-qolb karena hati selalu berubah-ubah.
مَا سُمِّيَ الْقَلْبَ اِلَّا مِنْ تَقَلُّبِهِ
Artinya: “tidak disebut hati kecuali karena berubah-rubahnya hati tersebut”
Oleh karena itu, manusia dalam menjalankan tugasnya sebagai khalifah atau pemimpin di muka bumi harus bisa mengkondisikan hatinya. Karena jika kondisi hatinya baik, maka ia akan mampu melakukan perannya dengan baik, begitupula sebaliknya. Lantas apa saja faktor-faktor yang dapat memperburuk kondisi hati seseorang.
4 Hal yang Memperburuk Kondisi Hati
Imam Ghazali di dalam Kitab Minhajul ‘Abidin menjelaskan bahwa terdapat 4 faktor yang dapat memperburuk kondisi hati
فَااْلاَفَاتُ اْلأَرْبَعُ : ْاَلامَلُ وَاْلِاسْتِعْجَالُ وَالْحَسَدُ وَالْكِبْرُ
Artinya: : “Empat faktor perusak hati adalah panjang angan hidup di dunia, tergesa-gesa dalam ibadah, iri hati dan sombong”
Panjang Angan (Tulul amal)
Panjang angan merupakan penghalang atas segala bentuk kebaikan dan ketaatan, juga mendatangkan keburukan dan godaan. Seseorang jika sudah terkena penyakit ini maka akan menimbulkan beberapa dampak di antaranya malas melakukan ibadah dan ketaatan, akhirnya akan meninggalkannya sama sekali. Indikasi seseorang yang telah terkena penyakit ini adalah selalu menunda-nunda pekerjaan. Karena nafsu akan berkata “aku akan melakukannya nanti, karena waktu di hadapanku masih panjang, aku tidak akan ketinggalan”.
Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Syekh Yahya bin Mu’adz Ar-Razi:
اْلاَمَلُ قَاطِعٌ عَنْ كُلِّ خَيْرٍ
Artinya: “Panjang angan itu penghalang bagi setiap kebaikan”
Tergesa-gesa dalam Ibadah (Isti’jal)
Tergesa-gesa dan terburu-buru dalam berbuat kebaikan dapat menjauhkan kita dari tujuan yang hendak dicapai. Selain itu, hal ini juga menjerumuskan kita kepada tindakan maksiat. Beberapa akibat yang timbul dari faktor ini adalah:
- Putus asa dan menjadi lemah. Seseorang yang mengerjakan suatu ibadah dengan tujuan mencapai kedudukan istiqamah tapi melakukannya secara tergesa-gesa maka yang didapatkannya hanyalah kegagalan atas apa yang ia capai. Seorang penyair mengatakan :
قد يدرك المتأني بعض حاجته # وقد يكون مع المستعجل الزلل
Artinya: “orang yang bersikap tenang sering mendapatkan apa yang diinginkan, sedangkan orang yang terburu-buru bisa tergelincir”
- Melampaui batas dalam hal yang tidak baik seperti seseorang yang didzolimi lalu mendoakan orang yang mendzolimi agar celaka dan binasa, maka orang tersebut termasuk orang yang tergesa-gesa karena sudah melampaui batas. Allah Swt berfirman:
وَيَدْعُ الْإِنْسَانُ بِالشَّرِّ دُعَاءَهُ بِالْخَيْرِ ۖ وَكَانَ الْإِنْسَانُ عَجُولًا
Artinya: “Dan manusia (seringkali) berdoa untuk (mendapatkan) keburukan sebagaimana (biasanya) berdoa untuk (mendapatkan) kebaikan. Dan memang manusia itu bersifat tergesa-gesa.”
Iri hati (Hasad )
Iri hati adalah perbuatan buruk yang merusak amal baik seorang hamba. Sifat ini juga mendorong seorang hamba pada perbuatan dosa yang lebih besar. Beberapa akibat dari sifat ini adalah:
- Merusak ketaatan, Rasulullah SAW bersabda:
الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطب
Artinya “Hasad itu memakan pahala kebaikan, sebagaimana api memakan kayu bakar”
- Hasad dapat mendatangkan kelelahan dan kesusahan tanpa adanya manfa’at. Bahkan, dapat mendatangkan dosa dan mengundang kemaksiatan. Imam Ibnu Samak mengatakan:
لم أرظالما اشبه بالمظلوم من الحاسد نفس ذائم و عقل هائم و غم لازم
Artinya: “aku tidak pernah melihat orang dzolim yang lebih mirip dengan orang yang dizolimi daripada seorang pendengki, juga nafsu yang terus menguasai diri, akal yang tidak waras dan kesusahan yang senantiasa melekat kepada pelakunya”.
Sombong (Kibr)
Sombong dapat menghapus seluruh jejak kebaikan kita, penyakit ini memiliki dampak yang sangat besar terutama dalam merusak amalan ibadah. Penyakit ini jika sudah berurat berakar di hati maka akan sulit disembuhkan. Sombong dapat menyerang siapa saja, bahkan orang yang berilmupun dapat terkena penyakit ini. Seperti halnya iblis, makhluk yang begitu sangat cerdasnya, yang merupakan gurunya para malaikat harus dimasukkan ke neraka karena kesombongannya. Orang yang memiliki sifat sombong akan menimbulkan beberapa bahaya di antaranya:
- Ia akan terhalang dari kebenaran. Hatinya buta, tidak akan mampu melihat ayat-ayat Allah Swt dan memahami hukumnya. Sebagaimana firman Allah Swt:
كذالك يطبع الله على كل قلب متكبر
Artinya “Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang”
- Ia akan dibenci Allah Swt. sebagaimana firman Allah Swt:
انه لا يحب المتكبرين
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong “
- Ia akan mendapatkan penghinaan dan siksa di dunia maupun akhirat. Imam Hatim bin Alwan berkata : “hindarilah bertemu kematian dalam tiga keadaan: sombong, rakus, dan angkuh. Orang yang sombong itu tidak akan bertemu kematian sebelum ia dihinakan oleh keluarganya, kerabat, dan para pelayannya. Sedangkan orang yang rakus, ia tidak menemui kematian sebelum hidup dalam kekurangan makanan dan minuman. Dan bagi orang yang angkuh, tidak dikeluarkan oleh Allah Swt dari dunia sebelum di lumuri oleh kencing serta kotoran sendiri.
- Ia akan mendapatkan balasan neraka dan azab yang amat pedih di akhirat.
Dalam hadist qudsi Allah Swt berfirman:
الكبرياء ردائي والعظمة ازاري فمن نازعني في واحد منهما ادخلته نار جهنم
Artinya: “Kesombongan itu adalah pakaian kebesaranku dan keagungan itu adalah kain penghiasku. Oleh karena itu, siapa saja yang menyaingi aku pada salah satu dari keduanya, maka akan aku masukkan ke dalam neraka jahannam”
Demikianlah beberapa faktor yang dapat merusak hati, kita sebagai manusia harus memerhatikan faktor-faktor tersebut agar kita dapat menjalankan tugas utama kita dengan baik yakni Ibadatullah dan Imarotul Ardl. Karena kesuksesan manusia dalam menjalankan kedua tugas tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi hati. Hati di ibaratkan sebagai kompas yang mengarahkan manusia. Jika hati dalam keadaan baik, manusia akan semangat dalam beribadah dan bermasyarakat. Sebaliknya, jika hati rusak, manusia akan menjadi malas dan cenderung menyimpang dari jalannya. Semoga kita semua selalu dalam perlindungan Allah Swt dan di jauhkan dari faktor-faktor yang dapat merusak hati kita, Amin. Wallahu ‘alam.
Oleh: Khoirun Ni’am, Santri Mansajul Ulum sekaligus Mahasiswa Ma’had Aly Maslakuk Huda Pati.