Hari pertempuran pun tiba. Hamzah memimpin shalat Subuh secara berjama’ah. Lalu ia memimpin do’a, meminta kepada Allah untuk memberikan kemenangan kepada kaum muslimin.
Jam 10.00 pagi mereka semua telah bersiap-siap. Mengecek semua senjata dan menyiapkan peralatan yang dibutuhkan. Setelah selesai shalat Dzuhur, mereka berangkat. Strategi penyerangan kali ini adalah mengepung 4 titik arah penyerangan.
Setelah sampai di perbatasan antara kota Shan’a dan Kota Gaza, mereka semua dikejutkan dengan pasukan tentara Israel yang ternyata sudah mencegat di perbatasan. Setelah dilapori oleh salah satu pasukan, ternyata ada salah satu pasukan yang berkhianat dan membocorkan rencana penyerangan ini.
Dan yang membuat Hamzah lebih terkejut lagi adalah Husein yang ternyata ikut dalam salah satu barisan pasukan tentara Palestina.
“Husein, kamu ngapain disini?. Pulang, Nak. Di sini bahaya!”
“Ayah, aku ingin ikut berperang. Aku ingin seperti Sayyidina Umar yang selalu menegakkan kebenaran. Aku mohon, Ayah, izinkanlah aku untuk ikut membela tanah air.” Pinta Husein dengan sungguh-sungguh.
Hamzah bisa melihat kesungguhan dan keberanian di mata Husein. Walaupun Husein masih tergolong anak kecil, tapi keberaniannya bisa melebihi keberanian orang dewasa. Husein sangat mengagumi sosok Nabi Muhammad SAW. Sedari bayi dia sudah diperkenalkan kepada Rasullullah SAW. dan para sahabat Nabi yang luar biasa.
“Oke, kali ini ayah akan mengizinkan kamu untuk berjihad. Tegakkan agama Allah, Nak.”
“Allahu akbar… Allahu akbar.” Hamzah kembali ke barisan depan, menggemakan takbir yang disusul oleh takbir dari semua pasukan.
“Serbu!” Komando dari Hamzah langsung direspon oleh semua pasukan dengan menyerbu para tentara Israel.
Pertempuran hebat pun tak bisa terhindarkan dan korban dari kedua belah pihak berjatuhan. Pasukan Israel ternyata sangat banyak dan tentara Palestina tinggal sedikit.
Setelah hampir kuwalahan menghadapi tentara Israel, bantuan pun datang dari Warga Palestina yang secara tiba-tiba datang berbondong-bondong dengan membawa senjata masing-masing.
Hamzah tersenyum. Pertolongan dari Allah selalu datang tepat waktu, dan sepertinya kemenangan akan berpihak lagi kepada kaum muslimin.
“Husein, kau siap untuk memimpin mereka semua untuk berjihad dijalan Allah, Nak.?” Tanya Hamzah.
Husein hanya membalasnya dengan anggukan kepala. Setelah itu dia menggemakan takbir dengan lantang.
Kaum muslimin terus-menerus maju menyerang tentara Israel. Tentara Israel terpukul mundur oleh barisan kaum muslimin.
Setelah sekian lama pertempuran berlangsung, dan dengan kegigihan, semangat yang membara dan berkat pertolongan dari Allah SWT., kaum muslimin akhirnya bisa memenangkan pertempuran ini. Kalimat tahlil dan takbir menggema di seluruh penjuru kota. Rasa syukur kepada Allah tiada henti-hentinya. Kini Palestina telah mendapatkan haknya kembali, hak yang seharusnya tidak direbut oleh siapapun. Kini Agama Allah telah kembali ditegakkan, ajaran baginda Rasulullah kembali berkumandang dan panji-panji Islam kembali dikibarkan.
Karya: Azhar El-Miftah, Santri Mansajul Ulum.