Menu

Mode Gelap

Kolom Jum'at · 31 Mei 2024 10:34 WIB ·

Berpendidikan Sebagai Karir atau Pola Pikir?


 Berpendidikan Sebagai Karir atau Pola Pikir? Perbesar

KOLOM JUM’AT XCIX
Jum’at, 31 Mei 2024

Berdasarkan data dari Weread.id, pada tahun 2023, terdapat kurang lebih 5,45% lulusan sarjana dan 4,59% diploma dari 9,1 juta orang, masih belum memiliki pekerjaan layak yang sesuai dengan bidang studinya. Hal ini menjadi asal mula sebuah faktor penghambat bagi masyarakat yang berkeinginan untuk berpendidikan tinggi. Karena terdapat sebuah asumsi bahwa seseorang yang telah bergelar sarjana memiliki garansi akan terserap dalam dunia kerja, akan tetapi pada realitanya, hal tersebut tidak benar terjadi.

Melihat kondisi di atas, masyarakat mulai menilai bahwa orientasi tertinggi dari sebuah pendidikan adalah mendapatkan sebuah karir atau pekerjaan. Sehingga apabila tujuan tersebut tidak tercapai, maka pendidikan tinggi dianggap sebagai hal yang tidak penting. Lantas apakah pola pikir seperti ini dapat dibenarkan?

Dalam tulisan ini, penulis akan menjelaskan terkait dengan orientasi pendidikan yang sebenarnya. Cara pandang terhadap orientasi pendidikan seperti halnya di atas perlu diluruskan. Karena pada dasarnya pendidikan tidak hanya untuk mencari karir di dunia kerja dan tidak menjamin seseorang untuk mendapatkan karir yang dicitakan, melainkan hanya sebatas memperbesar kemungkinan untuk mendapat apa yang dicitakan. Sederhananya, seorang lulusan sarjana PBA (Pendidikan Bahasa Arab) dibandingkan dengan orang yang tidak sarjana, tentunya peluang seorang sarjanalah yang lebih besar untuk menjadi guru Bahasa Arab. Meskipun hal itu juga tidak menjamin secara pasti. Lantas apabila orientasi pendidikan tidak untuk mendapatkan karir yang dicitakan, lalu apa sebenarnya tujuan pendidikan itu sendiri?

William Deresiewicz, seorang kritikus sastra Amerika, sekaligus pengajar di Yale University menegaskan bahwa:

The true purpose of education is to make minds, not careers.” 

Artinya: “Sebenarnya tujuan dari pendidikan adalah membentuk pola pikir, bukan karir.”

Berdasarkan statement di atas, dapat dipahami bahwa tujuan utama pendidikan adalah untuk membentuk pola pikir. Karena pola pikir merupakan modal utama seseorang dalam menjalani kehidupan. Dalam dunia pendidikan, semakin tinggi level pendidikan yang kita alami, maka pola pikir atau (mindset) kita menjadi tumbuh dan lebih dewasa. Hal itu dikarenakan seseorang yang secara terus menerus mendapatkan asupan pengetahuan (knowledge) atau pengalaman (experience), ia akan menjadi lebih mudah untuk berpikir luwes dalam menghadapi masalah yang silih berganti.

Hemat penulis, mengasah serta membentuk pola pikir yang benar, justru lebih penting dibandingkan hanya sekedar untuk mendapatkan karir kerja. Sebab, dengan bermodal pola pikir yang benar, orang cenderung lebih mudah untuk melakukan problem solving, serta dapat dengan mudah memutuskan apa yang terbaik untuknya. 

Carrol S. Dweck, seorang pakar psikologi, menjelaskan pentingnya memiliki cara berpikir yang benar. Hal itu dibuktikan dengan eksperimen yang menerangkan perbedaan reaksi orang yang berpola pikir tumbuh (growth mindset) dan orang yang berpola pikir tetap (fixed mindset) saat berhadapan pada satu masalah yang sama. Berdasarkan eksperimen tersebut, dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki pola pikir tumbuh, ia cenderung lebih sigap dan tenang menghadapi masalahnya, lain halnya orang yang berpola pikir tetap, ia cenderung lebih gugup dan tidak siap seperti halnya yang telah dijelaskan sebelumnya.   

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa berpendidikan tinggi tidak hanya berorientasi pada sebuah karir kerja, tetapi ada hal yang lebih penting dari itu semua, yakni menambah pengetahuan sekaligus mengasah pola pikir yang benar. Oleh karena itu, dari awal orientasi seorang pelajar haruslah terfokus untuk belajar

Oleh: Ahmad Ainun Niam, Santri Mansajul Ulum.

Tulis Komentar
Artikel ini telah dibaca 136 kali

Baca Lainnya

Aktualisasi Fikih dalam Menghadapi  Era Society 5.0

4 Juli 2025 - 11:33 WIB

Sumber: id.pinterest.com.

Kurban di Hari Raya Idul Adha: Ungkapan Cinta Seorang Hamba

20 Juni 2025 - 14:30 WIB

Idul Adha: Refleksi Pengorbanan dan Ketaatan dalam Islam

6 Juni 2025 - 11:48 WIB

Kitab Al-Iqtishad fi Al-I’tiqad: Kebangkitan Setelah Kematian

23 Mei 2025 - 13:35 WIB

Regulasi Fiqih dalam Transaksi Uang Kripto

9 Mei 2025 - 16:31 WIB

Tradisi Jabat Tangan, Bagaimana Menurut Syari’at?

25 April 2025 - 11:13 WIB

Trending di Kolom Jum'at