Perpustakaan As-Salamah Mansajul Ulum kembali adakan Ngaji Buku pada Jum’at, 28 November 2025. Ngaji Buku ini menjadi program unggulan yang bertujuan untuk menumbuhkan minat literasi di kalangan santri. Ngaji kali ini bertajuk Toxic Culture di Komunitas Perempuan dengan mengupas buku “Sister Fillah, You’ll Never be Alone” karya Kalis Mardiasih. Pengambilan topik ini dalam rangka ikut memperingati Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan yang telah berlangsung sejak tanggal 25 November hingga 10 Desember nanti.
Penyampaian ngaji kali ini semakin menarik. Materi disampaikan melalui proyektor, kemudian peserta diajak menyelami beragam toxic culture yang banyak dialami perempuan lewat karya Kalis sekaligus berbagi pengalaman pribadi mereka. Putri Nadillah selaku pemateri sekaligus kepala perpustakaan As-Salamah sukses membedah sebagian buku Kalis dengan pembawaan materi yang ringkas dan tidak membosankan.
Ngaji buku yang dipandu Ummi Zalfa Zakiyyah ini, ditargetkan untuk santri tingkat Aliyah dan pasca aliyah. Namun sangat disayangkan, ngaji buku ini menyedot peserta 14 santri saja. Melihat hal itu, Manggar Eka Rahayu selaku Pustakawan tetap bersyukur meskipun sebelumnya berekspektasi dan berharap banyak peserta yang ikut terutama dari santri pasca aliyah. “Padahal topik ini lebih cocok untuk santri pasca aliyah. Tapi tidak apa-apa, alhamdulillah ada yang antusias ikut meskipun sedikit,” tukas Manggar yang turut menjadi MC acara tersebut.
Disisi lain, Nadilla menganggap bahwa ini sudah merupakan capaian bagus. Hal ini dapat dilihat dari sebagian peserta yang aktif berdiskusi dan diantara mereka terdapat santri dari tingkat Tsanawiyah. “Penasaran aja apa itu Ngaji Buku. Pengen tahu apa saja yang dibahas. Saya juga senang punya pengalaman ikut, jadi bisa mengajak dan memberitahu temen yang lain kalau Ngaji Buku itu seru!,” ucap Khofiya Khusna Amalia.
Terlepas dari itu, dengan adanya acara ini, karya Kalis diharapkan dapat mengubah mindset santri tentang perempuan. Tidak menjudge sesama perempuan maupun mencederai atas keputusan yang diambil. Santri dihimbau untuk tidak terjebak dalam toxic culture yang kerap merugikan perempuan.
Reporter: Dyasahrin Khaszahra, Redaktur EM-YU.










