Madrasah Diniyah Mansajul Ulum mewisuda sepuluh santri lulusan marhalah ulya pada tahun ajaran 1444-1445 H/2023-2024 M. Sepuluh wisudawan itu terdiri dari enam santri putra dan empat santri putri. Acara yang digelar pada 1 Mei 2024 H/22 Syawal 1445 H itu bertepatan dengan peringatan haul muassis Mansajul Ulum, Romo KH. Abdullah Rifa’i dan Nyai Hj. Salamah Muhammadun.
Prosesi wisuda yang berlangsung di halaman pesantren tersebut dihadiri oleh para wali wisudawan dan wisudawati, tamu undangan dari pesantren dan masyarakat sekitar, serta perwakilan santri madrasah diniyah dari setiap kelas. Tamu undangan dan para hadirin secara khidmat mengikuti prosesi wisuda dengan penuh haru.
Rasa haru itu semakin tak terbendung saat mereka mendengar sambutan perwakilan wali wisudawan dan wisudawati, Kiai Sulhan dari Kudus. Para tamu undangan tak kuasa menahan air mata ketika mendengar pidato beliau yang sangat mengharukan. Atas nama wali wisudawan dan wisudawati, beliau sangat terharu melihat capaian putra/putrinya hingga pada jenjang marhalah ulya.
Beliau tak henti-henti mengucapkan terimakasih kepada Romo Kiai, Ibu Nyai, para ustadz, dan ustadzah yang sudah mendampingi putra/putri mereka dengan sabar. Dalam bahasa Jawa halus beliau mengatakan bahwa tanpa bimbingan Pak Kiai, Ibu Nyai, dan para asatidz, anak-anak tidak berarti apa-apa. “Karena orang tua itu hanyalah bisa membina secara jasmani, tidak mampu membina secara ruhani. Beliau semua itulah yang mampu mengisi ruhani anak-anak kami”, ungkapnya dengan terbata-bata.
Rasa haru dan kebanggaan para wali wisudawan dan wisudawati itu bisa dimaklumi, karena panjangnya proses dan jenjang Madrasah Diniyah di pesantren ini. Dalam sambutan Pengasuh, Romo Kiai Muhammad Liwa’uddin mengatakan bahwa jenjang Madrasah Diniyah Mansajul Ulum ini ditempuh dalam rentang waktu delapan tahun; dua tahun untuk marhalah Ula, tiga tahun di marhalah wustha, dan tiga tahun di marhalah ulya. Karena itu santri-santri yang baru lulus madarasah Aliyah masih harus menambah minimal dua tahun lagi untuk bisa lulus dari Madin marhalah ulya.
Sehingga tidak banyak santri yang mampu bertahan hingga level ulya. Hanya para santri yang memiliki tekad dan motivasi yang kuat serta dukungan yang solid dari keluarga yang mampu menamatkan marhalah ulya. Karena itu sepuluh wisudawan dan wisudawati yang lulus adalah santri-santri yang benar-benar memiliki keteguhan dan kejuangan dalam belajar di pesantren.
Kebanggaan para wali wisudawan dan wisudawati semakin sempurna ketika mendengar laporan Kepala Madrasah Diniyah, Ustadz Roghib Shofiyyal Hadi yang menyampaikan adanya predikat kelulusan santri yang mencapai mumtaz (Cumloude). Wisudawan dengan predikat mumtaz diraih oleh M. Aufa Al-Mubarok dari Jembulwunut Gunungwungkal Pati.
Acara wisuda semakin memuaskan karena diakihiri dengan mauidzah hasanah yang sarat makna dari Romo KH. Zainal Arifin Ma’shum dari Demak. Dalam mauidzahnya beliau menceritakan kisah mondoknya di Mansajul Ulum hingga diambil menantu oleh Romo Kiai serta prinsip-prinsip penting dalam berthalabul ilmi bagi santri.
Reporter: M. Sholihul Huda, Santri Mansajul Ulum.