Banyak peserta yang menyatakan kebanggaan dan kepuasannya lantaran bisa mengikuti lomba menulis ini. Mereka juga merasa sangat terkejut ketika namanya masuk dalam 20 Finalis. Seperti Shella Carissa yang kaget sekali ketika masuk dalam finalis lomba menulis ini. “Saya tidak menyangka, karena awalnya hanya coba-coba saja. Sebenarnya awalnya saya hanya mengumumkan kepada para santri, tapi sampai menjelang penutupan pendaftaran, tidak ada yang mau ikut. Akhirnya saya berpikir “kenapa tidak saya sendiri saja yang maju”, cerita santriwati dari Pesantren Kebon Jambu Cirebon itu.
Keterkejutan yang sama juga dirasakan oleh Aldi Listayono. Santri PP Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo itu mengaku semalaman tidak bisa tidur karena menyiapkan materi presentasi lomba. Ia bangga dan bersyukur sekali bisa lolos ke dalam dua puluh finalis bersama tiga temannya yang lain. Ia juga berharap forum semacam ini bisa diperbanyak agar para santri semakin semangat dalam menulis.
Para juri juga sangat mengapresiasi acara yang digelar oleh Pesantren Mansajul Ulum ini. Bapak Dr. Jamal Makmur, salah satu dewan juri menyampaikan dukungannya kepada pengasuh pesantren yang telah berani menginisiasi acara semacam ini. “Ke depan harus terus dilanjutkan. Kalau tahun ini baru se-Jawa, tahun depan harus se-Indonesia!” Demikian harapan dewan juri yang menjadi dosen IPMAFA itu.
Dewan juri yang lain, Ibu Zahra Amin juga menyatakan rasa bangganya bisa bergabung di acara lomba ini. Ia menyatakan kekagumannya kepada para santri yang sudah berani berpikir maju ke depan memikirkan realitas sosial. Bahkan di usia mereka yang masih sangat muda. “Tadi ada peserta yang masih kelas 3 SMP. Tapi sudah berani menulis dan menyampaikan ide yang bagus tentang permasalahan sosial yang dihadapi. Ada yang menulis tentang keadilan gender, fiqh anak, tema kebangsaan dan lain-lain. Semuanya keren-keren.” Demikian puji pimpinan redaksi Mubadalah.id itu.
Reporter: Redaksi Em-Yu