Sejumlah 30 santri diberangkatkan kuliah ke Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir, pada Jum’at, 25 Januari 2024. Dari ke 30 santri tersebut 5 di antaranya adalah santri dari Perguruan Islam Matholil’ul Falah yang 2 di antaranya merupakan santri dari Pesantren Mansajul Ulum. Kedua santri tersebut adalah saudara Iqbal Kafabillah dan saudari Rima Hilwa.
Prosesi keberangkatan ke Mesir ini dimulai dari Jakarta yang kemudian sampai di Malaysia pada hari Sabtu, 26 Januari 2024 untuk transit selama satu hari di sana. Sampai akhirnya mereka sampai ke Kairo, Mesir pada Sabtu, 26 Januari 2024 pada pukul 16.00 CLT.
Saat diwawancarai oleh redaksi Em-Yu melalui pesan whatsapp, saudara Iqbal Kafabillah memberikan berbagai cerita menarik untuk memotivasi teman-teman santri yang lain. Iqbal memberikan ceritanya mengenai motivasinya berangkat ke Mesir adalah untuk memperdalam khasanah keilmuan, ia memiliki harapan agar nantinya ketika terjun di masyarakat bisa menjadi orang yang bermanfaat.
Munculnya motivasi berangkat ke Mesir ini berawal dari kakak kelasnya yang waktu itu telah berangkat ke Mesir. Saat itu ia masih duduk di bangku MTs Perguruan Islam Matholil’ul Falah. Dari situ akhirnya tumbuh dalam dirinya sebuah rasa semangat untuk belajar supaya bisa mengikuti jejak dari kakak kelasnya berangkat kuliah ke Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.
Setelah ia menduduki bangku di kelas 3 Aly PIM, ia mencoba mendaftarkan diri untuk kuliah di Universitas Al-Azhar tapi belum memiliki motivasi yang kuat sehingga akhirnya ia tidak diterima. Lalu di tahun kedua ia mencoba kembali mendaftarkan diri karena ada ajakan dari teman-teman yang akhirnya ia bisa lolos dengan melewati dua tes, pertama adalah tes tahdid mustawa dan yang kedua adalah tes wawancara kebangsaan dari kemenag.
Saudara Iqbal Kafabillah juga memberikan trik yang bisa dipelajari agar bisa berangkat menyusulnya ke sana. “Trik yang bisa dijalankan cukup memperdalam apa yang sudah dipelajari di pesantren, khususnya Pesantren Mansajul Ulum, seperti ilmu alat dan ilmu fikih. Kedua ilmu tersebut sudah bisa menjadi bekal yang cukup untuk mengikuti seleksi perkuliahan di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir”, jelasnya waktu diwawancarai oleh redaksi Em-Yu melalui pesan wattshap.
Di akhir cerita ia memberikan penjelasan bahwasannya waktu pelaksanaan tes yang diuji ini meliputi keterampilan berbahasa seperti: maharoh takallum, maharoh istima’, dan qowaid balaghoh. Ia juga berpesan kepada seluruh teman-teman santri khususnya yang berada di Pesantren Mansajul Ulum agar memperdalam dan mempraktekkan semua ilmu yang telah diajarkan di sana. Karena semua ilmu yang telah diajarkan di Pesantren Mansajul Ulum itu cukup lengkap untuk bekal kuliah di Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir.
Reporter: Muhammad Sholihul Huda, santri Mansajul Ulum.