Tepat di tanggal 12 Rabi’ul awwal 1446 H, atau Senin, 15 September 2024 seluruh santri putra merayakan malam kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan penuh rasa khidmah di halaman kompleks pondok putra. Romo Kyai H. Liwa’uddin Najib selaku pengasuh Pondok Pesantren Mansajul Ulum juga tampak khidmah turut hadir membersamai para santri putra dalam pembacaan Maulidul Barjanji. Kegiatan seperti ini telah menjadi rutinan para santri putra dalam perayaan memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw di setiap tahunnya.
Acara puncak dalam peringatan maulid Nabi Muhammad Saw pada malam itu ditutup dengan penyampaian mauidoh hasanah dari pengasuh setelah pembacaan Maulidul Barjanji usai. Dalam mauidhoh hasanah-nya, KH. Liwa’uddin Najib menjelaskan tentang hakikat cinta di dalam perayaan maulid Nabi Muhammad Saw.
“Ketika kita cinta dengan sesuatu, pasti kita akan selalu memperbanyak untuk menyebutnya. Kita juga akan menjadi orang yang tersiksa dengan sesuatu tersebut.” tuturnya.
“Seperti halnya kita cinta dengan baginda Nabi Muhammad Saw, kalau kita memang benar-benar cinta kita pasti akan selalu menyebutnya.” lanjutnya.
Dalam mauidoh hasanahnya, KH. Liwa’uddin juga menambah menguntip dari dawuh shohabat Usman bin Affan mengenai 4 hal yang kelihatannya sebuah keutamaan, tapi sebenarnya di dalamnya itu sebuah kewajiban. Di antara hal tesebut adalah:
- Mukhlolatotus Sholihin. Berkumpul dengan orang-orang yang baik. Yaitu orang-orang yang mendukung kita untuk melakukan kebaikan dan menjaga kita dari keburukan. Nabi Muhammad Saw adalah makhluk sosial. Seperti dikatakan dalam kitab Al Barzanji yang menjelaskan bahwa kegiatan Nabi berkumpul dengan orang-orang miskin, sayang terhadap orang fakir, bahkan beliau turut andil dalam pengurusan jenazah mereka.
- Tilawatul Qur’an. Mempelajari Al-Qur’an melalui lantaran ulama, yaitu orang-orang yang telah melakukan ijtihad terhadap Al-Qur’an dan buah dari ijtihad adalah ilmu fiqh.
- Ziyarotul Quburis Sholihin. Ziarah kepada orang-orang sholih atau orang tua kita, karena hal ini akan mengingatkan kita terhadap kehidupan di akhirat.
- Ziyarotul Marid. Menjenguk orang sakit sebagai bentuk manifestasi dari makhluk sosial.
Reporter: Muhammad Sholihul Huda dan Muhammad Ulil Albab, redaktur Redaksi Em-Yu.