Degradasi moral menjadi salah satu tantangan besar di era digital saat ini. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), degradasi berarti kemunduran, kemerosotan, atau penurunan. Fenomena ini dapat terjadi di berbagai kalangan, terlebih para remaja yang menjadi kelompok paling rentan karena mereka berada dalam fase pencarian jati diri.
Remaja sering digambarkan sebagai individu dengan fisik yang kuat dan penuh energi dibandingkan dengan fase kehidupan lainnya. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an, surah Ar-Rum ayat 54:
۞ اَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْۢ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَّشَيْبَةً ۗيَخْلُقُ مَا يَشَاۤءُۚ وَهُوَ الْعَلِيْمُ الْقَدِيْرُ
Artinya: “Allah adalah Zat yang menciptakanmu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan(-mu) kuat setelah keadaan lemah. Lalu, Dia menjadikan(-mu) lemah (kembali) setelah keadaan kuat dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia Maha Mengetahui lagi Mahakuasa.”
Meskipun media sosial memiliki dampak negatif, kesadaran kolektif sangat diperlukan untuk mengelolanya dengan bijak. Oleh karena itu, literasi digital harus menjadi perhatian utama, terutama bagi generasi muda. Setiap individu juga harus menyadari bahwa segala aktivitas, termasuk di media sosial, akan dipertanggungjawabkan. Allah berfirman dalam Al-Qur’an yang artinya “Tidak ada suatu kata pun yang terucap, melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap mencatat.”
Faktor Degradasi Moral
Media sosial telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia modern. Menurut data dari Tempo.co, Indonesia menempati peringkat keempat dalam jumlah pengguna media sosial, dengan 167 juta pengguna dari total populasi sekitar 281 juta jiwa. Platform yang paling banyak digunakan antara lain Facebook, Instagram, dan TikTok. Namun, seiring dengan pertumbuhannya, media sosial juga berkontribusi terhadap degradasi moral. Beberapa faktor penyebabnya antara lain:
- Pengaruh Media Sosial
Perkembangan teknologi, khususnya media sosial, sangat memengaruhi perilaku remaja. Banyak konten yang tidak sesuai dengan nilai moral beredar luas dan dikonsumsi tanpa filter. Akibatnya, batasan antara yang baik dan buruk menjadi kabur, dan perilaku menyimpang pun dianggap biasa.
- Kurangnya Pendidikan Moral
Sistem pendidikan yang lebih berfokus pada aspek akademik sering kali mengesampingkan pembelajaran tentang nilai-nilai moral dan etika. Akibatnya, banyak remaja yang tidak memiliki kesiapan moral dalam menghadapi tantangan kehidupan.
- Pengaruh Teman Sebaya
Remaja sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan sosial mereka. Jika mereka berada dalam lingkungan yang mendukung perilaku negatif, maka kemungkinan besar mereka akan mengikuti arus tersebut. Sebaliknya, jika mereka dikelilingi oleh individu yang memiliki moral baik, mereka pun cenderung berperilaku positif.
Cara Mengatasi Degradasi Moral
Untuk menghadapi permasalahan ini, beberapa langkah yang dapat dilakukan seperti melakukan pendidikan moral yang intensif. Pendidikan harus lebih menekankan pengembangan karakter dan nilai-nilai moral. Pembelajaran tentang etika dan empati harus menjadi bagian integral dari sistem pendidikan agar kasus degradasi moral dapat diminimalisir. Di sisi lain, pengawasan yang harus dilakukan oleh orang tua. Karena Orang tua memiliki peran penting dalam membentuk moral anak. Oleh karena itu, mereka harus bijak dalam mendidik dan mengarahkan anak-anak agar tidak terjerumus dalam perilaku yang menyimpang. Selain itu, melakukan penguatan karakter dan kemandirian. Program pengembangan karakter dapat membantu remaja membangun kepercayaan diri, tanggung jawab, serta sikap empati yang kuat. Inisiatif ini dapat diterapkan di sekolah maupun di lingkungan sosial lainnya.
Dengan langkah-langkah tersebut, kita dapat menjaga moralitas dan membentuk perilaku yang lebih baik. Setiap individu bertanggung jawab atas tindakannya sendiri. Oleh karena itu, jadilah pribadi yang membanggakan dan tidak merugikan orang lain maupun diri sendiri, agar hidup lebih tenteram dan bahagia.
Oleh: Muhammad Alif, Santri Mansajul Ulum.
Referensi:
https://www.tempo.co/digital/5-negara-pengguna-media-sosial-terbanyak-indonesia-termasuk-36700