Menu

Mode Gelap

Opini Santri · 27 Agu 2024 11:19 WIB ·

Gotong Royong dalam Perspektif Islam


 Sumber: id.pinterest.com Perbesar

Sumber: id.pinterest.com

Kerja bakti masyarakat atau sering dikenal dengan istilah Gormas (Gotong royong masyarakat) adalah salah satu bentuk kegaitan sosial yang sangat penting dalam mempererat hubungan sosial dan membangun solidaritas di antara warga. Aktivitas ini tidak hanya bermanfaat untuk kebersihan dan keindahan lingkungan, tetapi juga menciptakan rasa tanggung jawab bersama terhadap lingkungan tempat tinggal. Dalam Islam, kegiatan gotong royong atau saling tolong-menolong sangat dianjurkan dan memiliki landasan kuat dalam Al-Qur’an dan Hadist.

Nilai Positif Gotong Royong

Terdapat banyak nilai positif dari gotong royong, seperti:

  1. Meningkatkan Kualitas Kesehatan dan Kebersihan Lingkungan

Salah satu keuntungan terbesar dari kerja bakti adalah peningkatan kesehatan dan kebersihan lingkungan. Ketika warga secara rutin membersihkan area sekitar mereka, resiko penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang kotor dapat diminimalisir. Hal ini sangat penting, terutama di daerah perkotaan yang padat penduduk. Hal ini sejalan dengan sebuah hadits yang menekankan bahwa menjaga kebersihan merupakan bagian integral dari keimanan seorang.

النَّظَافَةُ مِنَ الْإيْمَانِ

Artinya: “Kebersihan adalah sebagian dari iman.” (HR. Muslim)

  1. Meningkatkan Tali Silaturahmi

Kerja bakti juga merupakan kesempatan untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga. Dalam kesibukan sehari-hari, warga seringkali tidak memiliki waktu untuk berinteraksi dengan tetangga mereka. Melalui kerja bakti, warga dapat saling mengenal lebih dekat dan membangun hubungan yang lebih baik.

Hubungan yang kuat antarwarga dapat menciptakan komunitas yang lebih harmonis dan solid, di mana setiap individu merasa lebih aman dan nyaman. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang artinya “Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadis ini menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan sesama, yang dapat diwujudkan melalui kegiatan kerja bakti.

  1. Menanamkan Tanggung Jawab

Kerja bakti juga menanamkan nilai-nilai penting seperti tanggung jawab, kerjasama, dan kepedulian terhadap sesama. Allah SWT berfirman:

وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖوَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ

Artinya: “Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya.”

Melalui partisipasi aktif dalam kegiatan ini, setiap individu belajar untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Nilai-nilai ini sangat penting untuk membangun masyarakat yang maju dan berkelanjutan.

Tantangan Gotong Royong

Walaupun terdapat banyak nilai positif dari gotong royong, ajakan terhadap kegiatan ini tidak selalu berjalan mulus. Terkadang, partisipasi warga yang rendah menjadi tantangan tersendiri. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan upaya dari pemimpin masyarakat ataupun seseorang yang dapat mengedukasi warga tentang pentingnya kerja bakti serta mengajak mereka untuk terlibat aktif.

Selain itu, memberikan apresiasi kepada warga yang berpartisipasi secara rutin juga dapat menjadi motivasi tambahan. Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya “Barang siapa yang tidak berterima kasih kepada manusia, maka dia tidak bersyukur kepada Allah.” (HR. Ahmad)

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kerja bakti masyarakat adalah kegiatan yang sangat bermanfaat dan harus terus dipertahankan serta ditingkatkan. Dengan partisipasi aktif dari semua warga, lingkungan yang bersih, sehat, dan harmonis dapat terwujud, serta nilai-nilai positif dalam masyarakat dapat terus berkembang.

Dalam perspektif Islam, kerja bakti bukan hanya sekedar aktivitas sosial, tetapi juga dapat bernilai ibadah yang mendekatkan kita kepada Allah SWT dan sesama manusia. Sesuai dengan hadist Nabi Muhammad SAW, “Kebersihan adalah sebagian dari iman.” Kerja bakti menjadi cerminan keimanan kita dalam menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan.

Oleh: Muhammad Izza ‘Ajib Sulthoniy, Santri Mansajul Ulum.

Tulis Komentar
Artikel ini telah dibaca 182 kali

Baca Lainnya

Pentingnya Nilai Moral dalam Pendidikan

17 September 2024 - 19:46 WIB

Cantik dari Dalam atau Cantik dari Luar?

10 September 2024 - 19:03 WIB

Peran Negara Lain dalam Kemerdekaan Indonesia di Kancah Internasional

3 September 2024 - 10:47 WIB

Pondok Pesantren: Konsep, Sejarah dan Urgensinya

20 Agustus 2024 - 16:51 WIB

Jangan Berteman dengan Rokok!

13 Agustus 2024 - 08:49 WIB

Menerima Takdir yang Ditetapkan

6 Agustus 2024 - 15:31 WIB

Trending di Opini Santri