Menu

Mode Gelap

Opini Santri · 23 Jan 2024 12:11 WIB ·

Hakikat Shalat: Memahami Antara Beban dan Kebutuhan


 Hakikat Shalat: Memahami Antara Beban dan Kebutuhan Perbesar

Sebagai makhluk kita tidak bisa lepas dengan adanya Sang Kholiq. Lantas apa tujuan Sang Kholiq melahirkan kita di dunia? Sesungguhnya Allah menciptakan manusia di dunia memiliki tujuan untuk menjadikannya sebagai خليفة الارض. Di sisi lain, manusia diciptakan oleh Allah SWT juga untuk beribadah pada-Nya. Di antara bentuk ibadah yang harus dilakukan ialah mendirikan shalat. Hal ini sebagaimana dijelaskan di dalam Surat Al-Ankabut ayat 45,

اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗوَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗوَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

Artinya; “Bacalah (Nabi Muhammad) Kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu dan tegakkanlah shalat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Sungguh, mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya daripada ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ankabut 45).

Shalat merupakan suatu kewajiban (fardhu ain) bagi setiap orang mukallaf, yaitu seorang muslim yang telah baligh, berakal, baik laki-laki maupun perempuan. Di antara dalil yang menjelaskan tentang kewajiban shalat adalah:

  1. Dalil Al-Qur’an.

وَأَقِيمُوا الصَّلوةَ وَاتُوا الزَّكَوةَ وَارْكَعُوا مَعَ الرَّاكِعِينَ

Artinya: “Dan dirikanlah shalat, dan keluarkanlah zakat, dan tunduklah rukuk bersama orang-orang yang rukuk.” (QS. Al-Baqarah: 43).

  1. Hadits Nabi Muhammad SAW.

بيْنِي الْإِسْلَامُ عَلَى خَسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَصِيَامِ مُحَمَّدًا رَسُولُ رَمَضَانَ وَحَجَ الْبَيْت

Artinya: “Islam didirikan di atas lima dasar, yaitu: memberi kesaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan melaksanakan ibadah haji ke Baitullah.” (HR. Imam Bukhari dan Muslim dari Abdurrahman bin Auf).

Jika dilihat dari segi lughoh, shalat bermakna doa, sedangkan secara syara‘ shalat ialah ucapan dan perbuatan yang dibuka dengan takbiratul ihram dan ditutup dengan salam. Berdasarkan sejarah, shalat tidak lepas dengan adanya peristiwa isro’ mi’roj. Dimana saat itu nabi menempuh perjalanan yang sangat singkat dan mendapatkan perintah dari Allah untuk mengerjakan shalat yang asalnya 50 kali hingga menjadi 5 kali. Seperti halnya yang telah dijelaskan di dalam Al-Qur’an surat Al Isra ayat 1:

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ

Artinya: “Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat”. (QS. Al-Isra:1).

Seiringan dengan adanya perintah shallat, Allah juga menentukan arah kemana kita untuk shalat, sebagaimana yang telah terdapat di dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 97:

جَعَلَ اللّٰهُ الْكَعْبَةَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ قِيٰمًا لِّلنَّاسِ وَالشَّهْرَ الْحَرَامَ وَالْهَدْيَ وَالْقَلَاۤىِٕدَ ۗذٰلِكَ لِتَعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۙ وَاَنَّ اللّٰهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ

Artinya: “Allah telah menjadikan Ka‘bah rumah suci tempat manusia berkumpul. Demikian pula bulan haram, hadyu dan qala’id. Yang demikian itu agar kamu mengetahui, bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, dan bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS. Al-Maidah: 97).

Dari ayat di atas, kita bisa tahu bahwa Allah telah menjadikan ka’bah sebagai arah untuk shalat. Selain itu Nabi juga berpesan kepada kita mengenai tata cara shalat seperti halnya hadis yang sering kita dengar,

 صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْنِيْ أُصَلِّيْ  

Artinya: “Shalatlah sebagaimana kalian melihatku shalat. (HR. Bukhori).

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa shalat merupakan ibadah wajib bagi setiap muslim. Dengan demikian, tidak diperkenankan bagi setiap muslim meniggalkan ibadah shalat tanpa adanya udzur. Kalaupun ditinggalkan karena adanya udzur, maka orang tersebut tetap diwajibkan mengqodho’nya. Kendati demikian, sering kali kita merasa berat untuk melakukan ibadah shalat. Hal demikian sering kali dilatarbelakangi sebuah asumsi bahwa shalat merupakan beban. Bukan sebuah kewajiban yang harus dilakukan. 

Maka dari itu, kita harus bisa membedakan antara beban dan kebutuhan. Ketika sesuatu kita jadikan beban maka akan terasa berat untuk menjalankannya. Begitu juga sebaliknya, ketika kita menjadikan sesuatu tersebut sebagai kebutuhan maka kita akan senang dalam melakukannya. Karena sejatinya kita melakukan shalat itu sebagai wujud dari bukti ketakwaan kita kepada Allah SWT dan mengharapkan ridonya kelak di akhirat. 

Dalam konteks ini, Rasulullah sering mengingatkan umatnya tentang akibat dari meninggalkan shalat, termasuk kemungkinan mendapatkan hukuman di akhirat.

مَنْ تَرَكَ الصَّلاةَ مُتَعَمِّدا فَقَدْ كَفَرَ جِهاراً

Artinya: “Siapa yang meninggalkan shalat karena sengaja, maka sungguh ia telah kafir secara tegas.”

Dengan demikian,  shalat bukanlah sekadar kewajiban fisik, tetapi juga merupakan cara untuk menyucikan jiwa, mendekatkan diri kepada Allah, dan merenungkan kebesaran-Nya. Di sisi lain shalat juga merupakan hubungan spiritual antara hamba dengan Sang Pencipta. Sehingga ketika seorang hamba bisa menemukan hakikat dari adanya shalat maka ia akan berada dalam fase spiritualitas yang tinggi. Ketika seseorang telah mencapai spiritualitas yang tinggi maka dia berhasil bertemu dengan Tuhannya. 

Oleh: Fika Nurun Tajalla, Santri Mansajul Ulum.

Tulis Komentar
Artikel ini telah dibaca 644 kali

Baca Lainnya

Pentingnya Nilai Moral dalam Pendidikan

17 September 2024 - 19:46 WIB

Cantik dari Dalam atau Cantik dari Luar?

10 September 2024 - 19:03 WIB

Peran Negara Lain dalam Kemerdekaan Indonesia di Kancah Internasional

3 September 2024 - 10:47 WIB

Gotong Royong dalam Perspektif Islam

27 Agustus 2024 - 11:19 WIB

Pondok Pesantren: Konsep, Sejarah dan Urgensinya

20 Agustus 2024 - 16:51 WIB

Jangan Berteman dengan Rokok!

13 Agustus 2024 - 08:49 WIB

Trending di Opini Santri