Bulan puasa merupakan bulan yang penuh dengan keberkahan, serta bulan yang dinanti-nanti oleh umat Islam untuk memanen pahala. Karena pada bulan tersebut, semua amal yang dilakukan oleh umat Islam akan dilipatgandakan oleh Allah SWT, bahkan sampai 700 kali lipat kecuali puasa. Puasa merupakan ibadah yang berhubungan langsung dengan Allah dan akan dibalas oleh-Nya. Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang berbunyi,
كُلُّ حَسَنَةٍ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلاَّ الصِّيَامَ فَهُوَ لِيْ وَأَنَا أَجْزِيْ بِهِ
Artinya: “Segala bentuk kebaikan akan dibalas dengan 10 sampai dengan 700 kali lipat kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu bagiku (Allah) dan aku (Allah) yang akan membalasnya.”
Maka dari itu, banyak orang yang berlomba-lomba dalam hal kebaikan untuk mencari pahala yang berlipat ganda yang sudah dijanjikan oleh Allah SWT. Walaupun demikian, untuk mendapatkan hal tersebut, terdapat beberapa hal yang harus dihindari.
Hal-hal yang Membatalkan Pahala Puasa
Sebagaimana dijelaskan dalam kitab Faidul Qodir Syarah Jami’us Shoghir , bahwa terdapat 5 hal yang dapat membatalkan pahala puasa yaitu berbohong, ghibah, namimah, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu.
خَمْسٌ يُفَطِّرْنَ الصَّائِمَ وَيَنْقُضْنَ الْوُضُوْءَ: الْكَذِبُ وَالْغِيْبَةُ وَالنَّمِيْمَةُ وَالنَّظَرُ بِشَهْوَةٍ وَالْيَمِيْنُ الْكَاذِبَةُ
Artinya: “Lima hal yang dapat membatalkan atau menggugurkan pahala puasa dan wudhu yaitu berbohong, ghibah, mengadu domba, melihat dengan syahwat dan sumpah palsu.”
1. Berbohong
Hal pertama yang dapat menggugurkan pahala puasa yaitu berbohong. Maka dari itu, orang yang sedang berpuasa harus bisa menjaga lisannya dengan baik agar pahala puasa tidak hilang dengan sia-sia karena mengucapkan sesuatu yang tidak benar.
2. Ghibah
Kedua, yaitu ghibah. Istilah “ghibah” didefinisikan dalam bahasa Indonesia sebagai menggunjing orang lain. Adapun batasan ghibah yaitu membicarakan kejelekan orang lain. Di sisi lain, apabila orang tersebut mendengarnya maka ia tidak akan suka.
3. Namimah
Ketiga, namimah atau mengadu domba. Yaitu menyebarkan informasi yang tidak benar dengan tujuan untuk merusak persatuan dan mencerai berai tali persaudaraan dalam suatu kelompok agar mereka saling serang menyerang. Hal ini secara tegas disinggung dalam sebuah hadits yang berbunyi
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ نَمَّامٌ
Artinya: “Tidak masuk surga orang-orang yang suka mengadu domba.”
4. Melihat dengan Syahwat
Keempat, melihat dengan syahwat. Yaitu melihat lawan jenis dengan syahwat. Dengan demikian, orang yang sedang berpuasa hendaknya mengekang hawa nafsunya agar tidak melihat lawan jenis dengan syahwat.
5. Sumpah Palsu
Kelima, sumpah palsu. Yaitu melakukan sumpah, tetapi sumpah tersebut dilanggar atau tidak dilaksanakan oleh orang tersebut. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa untuk mendapatkan pahala puasa terdapat hal-hal yang harus dihindari. Hal ini bertujuan agar kita tidak termasuk orang-orang yang disinggung dalam sebuah hadits yang berbunyi,
كَمْ مِنْ صَائِمٍ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلَّا الْجُوْعُ وَالْعَطْشُ
Artinya: “Betapa banyak orang yang berpuasa tapi hanya mendapatkan rasa lapar dan haus karena puasanya (tanpa mendapat pahala).”
Hadits di atas menyinggung bahwa banyak orang yang berpuasa, akan tetapi ia tidak mendapat apa-apa kecuali dahaga dan lapar. Marilah kita bersama-sama memanfaatkan bulan puasa ini dengan sebaik-baiknya dan tidak melakukan kemungkaran atau kemaksiatan agar mendapatkan pahala yang dilipatgandakan oleh Allah SWT. Wallahu a’lam.
Oleh: Aqil Muchtar, Santri Mansajul Ulum