Menjelang libur semester genap, momen liburan tentunya tidak luput dari angan-angan para pelajar, utamanya para santri. Santri bukan hanya menantikan liburan seperti para pelajar pada umumnya, tetapi juga kesempatan untuk pulang ke rumah dan menikmati segala hal yang biasanya tidak bisa dilakukan di pesantren. Oleh karena itu, saat liburan berlangsung terkadang santri akan terlena, meraka akan bermalas-malasan atau bahkan melakukan hal-hal negatif dengan dalih refreshsing dari rutinitas pondok. Lalu, apa yang sebaiknya dilakukan oleh para santri agar mereka tidak terlena saat liburan?
Merencanakan Liburan Bermanfaat
Ada beragam cara untuk meningkatkan pruduktivitas santri selama dirumah, diantaranya adalah:
- Menetapkan target kecil. Demi tetap produktif selama dirumah, santri dapat menetapkan target kecil seperti menghafal 2 bait syi’ir atau mendengarkan pengajian melalui kanal youtube selama 10 menit setiap hari. Jika hal tersebut masih dirasa berat, santri bisa menerapkan self-reward kepada diri sendiri saat target tersebut bisa tercapai. Dengan melakukan hal itu secara konsisten, santri tidak hanya mendapatkan nilai tambah keilmuan tetapi juga melatih santri agar terbiasa melakukan kegiatan positif saat dirumah.
- Disiplin dalam beribadah. Agar kebiasaan di pesantren tidak luntur, santri juga sebisa mungkin tidak meninggalkan shalat berjamaah. Selain karena pahala besar, bolos untuk melakulan shalat berjamaah, walaupun satu kali akan membuat santri ketagihan untuk melakulannya berulang kali.
- Berkontribusi kepada lingkungan. Santri, selain dituntut untuk mencari ilmu juga dituntut untuk menyebarkannya. Oleh sebab itu, ketika santri sudah boyong atau liburan di rumah, santri sudah sewajarnya untuk menyebarkan ilmu yang telah diperoleh dari pondok kepada masyarakat di lingkungannya, terlebih bagi masyarakat yang masih hijau tentang ilmu agama. Dengan begitu santri telah melakukan kegiatan produktif juga memenuhi kewajibannya sebagai penerus ulama, yakni menyebarkan syi’ar Islam.
Mengatasi Tantangan Liburan
Sudah menjadi kewajaran bahwa ketika santri sedang berlibur, mereka akan menghadapi berbagai tantangan yang cukup sulit untuk dihadapi, seperti bermalas-malasan atau bahkan terjerumus ke dalam kemaksiatan karena bergaul dengan teman-teman yang tidak menerapkan akhlak santri. Ada berbagai cara untuk menghadaɔi tantangan tersebut diantaranya, adalah:
- Tidak menabung uang untuk berfoya-foya
Umumnya, hal yang dilakukan santri menjelang liburan adalah menabung uang untuk digunakan berfoya-foya ketika dirumah. Seperti Jalan-jalan setiap hari, membeli rokok mahal, dan semacamnya. Bukan berarti hal itu sepenuhnya salah, tetapi alangkah baiknya bagi santri menyisihkan uangnya untuk hal-hal yang lebih dibutuhkan, apalagi uangnya bukan dari hasil keringat sendiri melainkan dari orang tua yang memang ditujukan untuk tholabul ilmi, bukan yang lain. - Meminimalisir penggunaan gadget
Tujuan utama santri ketika liburan, yang bahkan mengalahkan rasa rindunya kepada orang tua adalah kesempatan untuk menggunakan gadget. Tidak perlu dijelaskan apa saja dampak buruk penggunaan gadget yang intens, tetapi yang perlu diketahui adalah bagaimana cara untuk tidak memiliki rasa ketergantungan terhadap gadget. Cara yang paling ampuh adalah menggunakan fitur Screen Time di iOS atau Digital Wellbeing di Android. Fitur tersebut memungkinkan pengguna untuk dipaksa mematikan gadgetnya ketika telah mencapai batas waktu penggunaan, dengan begitu kegiatan santri akan teralihkan ke hal-hal yang lain dan seiring waktu akan menjadi sebuah kebiasaan yang kuat.
Pada akhirnya, liburan yang berkah bukan hanya diukur dari seberapa banyak santri bisa beristirahat dan bersantai, tetapi juga dari sejauh mana ia mampu menjaga konsistensi dalam belajar dan beramal. Dengan begitu, ketika tiba waktunya kembali ke pesantren, santri tidak hanya membawa oleh-oleh materi dari rumah, tetapi juga bekal ilmu, pengalaman, dan semangat baru yang semakin mengokohkan identitasnya sebagai seorang santri.
Penulis: M. Arul Efansah, Redaktur EM-YU.