Pernahkah kita berpikir, mengapa negara kita belum menjadi negara maju seperti negara Jepang, Amerika dan lainnya? Padahal jika dibandingkan dengan Jepang, sumber daya alam dan sumber daya manusia yang kita miliki sebenarnya jauh lebih banyak.
Salah satu alasan mengapa negara kita belum dapat dikatakan sebagai negara maju adalah, karena minimnya masyarakat kita dalam mentradisikan membaca. Hal itu telah dibuktikan oleh survei yang dilakukan oleh Program International Student Assessment (PISA) yang dirilis oleh Organization for Economic CO. Operation and Development (OCED) yang mengatakan bahwa negara Indonesia saat ini menempati peringkat 62 dari 70 negara atau merupakan sepuluh negara yang memiliki tingkat literasi rendah.
Mengapa saya dapat menjustifikasi bahwa masyarakat yang malas membaca adalah alasan di balik belum majunya negara kita? Coba kita fikirkan, negara Indonesia telah diberkahi dengan sumber daya alam yang melimpah ruah, letak posisi yang strategis dan jumlah penduduk yang banyak. Sehingga yang menjadi alasan negara kita masih disebut negara berkembang adalah minimnya pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat.
Adapun salah satu faktor penyebab rendahnya pengetahuan masyarakat Indonesia saat ini adalah karena malas membaca dan lebih suka gosip dan membicarakan hal-hal yang tidak penting. Kemalasan yang dimiliki oleh masyarakat kita ini setidaknya disebabkan oleh tiga faktor berikut:
- Perkembangan Teknologi
Gencarnya siaran televisi dan berbagai fitur smartphone yang mampu menawarkan beragam tayangan menarik mampu untuk menyita perhatian banyak orang. Namun kondisi semacam ini yang tidak dibarengi dengan gencarnya sajian yang menarik dari media cetak dan buku akan membuat masyarakat kita semakin menjaga jarak dengan aktivitas membaca. Apalagi aktif kegiatan membaca lebih membutuhkan kemampuan konsentrasi dan kebahasaan dari model daripada menonton televisi atau bermain ponsel, sehingga kondisi tersebut menjadikan aktivitas membaca terkesan lebih berat atau sulit.
- Kurangnya Perhatian Keluarga
Cara terbaik agar anak-anak gemar membaca adalah dengan memberinya contoh berupa perilaku gemar membaca. Tapi kenyataannya, kini banyak dari orang tua di Indonesia lebih suka untuk menonton televisi atau ngobrol dari pada harus repot-repot melatih kebiasaan membaca anak-anak mereka. Akibatnya rata-rata anak Indonesia menjadi lebih akrab dengan smartphone dari pada buku. Sebenarnya masih jarang orang tua yang mau menyempatkan diri membaca buku saat di rumah. Orang tua lebih sering menyuruh anaknya belajar atau membaca buku, tetapi anak tidak mendapatkan contoh nyata dari orang tuanya dalam kaitan belajar dan membaca buku.
- Keterbatasan Pembelian Buku
Selain karena harga buku yang masih terbilang mahal. Masyarakat juga menganggap bahwa membaca tidak dapat membawa keuntungan ataupun mendatangkan uang. Harga buku yang melebihi harga sembako menjadikan buku di kalangan masyarakat sebagai suatu barang yang mewah.
Dilihat dari tiga faktor di atas, mungkin terasa sulit untuk menggugah selera membaca masyarakat Indonesia. Akan tetapi hal itu tidak menutup kemungkinan untuk menjadikan masyarakat Indonesia menjadi pribadi-pribadi yang gemar membaca dan belajar. Peran dan andil pemerintah sangatlah diperlukan demi mewujudkan masyarakat yang gemar membaca. Sebenarnya ada banyak upaya yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengembangkan minat baca masyarakat. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Menghilangkan Pajak Buku dan Memberi Subsidi
Alasan mengapa banyak masyarakat Indonesia yang beranggapan bahwa buku merupakan barang mewah adalah pemerintah yang justru memberikan pajak buku sebesar 10% per item. Alangkah baiknya jika Pemerintah menghilangkan pajak dan memberikan subsidi untuk mempermudah daya beli masyarakat terhadap buku.
2. Membangun Lebih Banyak Perpustakaan
Walaupun hal ini membutuhkan anggaran yang besar dan waktu yang cukup lama, tetapi dengan membangun lebih banyak perpustakaan, maka masyarakat akan dapat mengakses buku dengan mudah dan sekaligus gratis tanpa harus repot-repot membelinya.
3. Memperketat dan Mempertegas Undang-undang Perlindungan Hak Cipta
Mempertegas peraturan undang-undang hak cipta, para penulis di Indonesia yang dirugikan oleh para pembajak buku akan merasa aman, karena pendapatan yang didapatkan dari hasil penjualan buku tidak akan diambil oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, sebagai akibatnya para penulis di Indonesia akan tetap konsisten untuk berkarya dan bahkan jumlah penulis akan bertambah banyak, karena pendapatan dari hasil penjualan buku telah dilindungi oleh negara dengan baik. Dengan banyaknya penulis otomatis akan menghasilkan banyaknya buku yang akan meningkatkan kualitas literatur bangsa Indonesia.
Selain dari berbagai upaya yang dilakukan pemerintah, dari diri masyarakat kita sendiri juga harus berusaha untuk meningkatkan minat baca, karena walaupun pemerintah telah memberikan berbagai fasilitas dan tunjangan, hal tersebut akan terasa sia-sia bila masyarakat sendiri tidak mau meningkatkan level minat baca.
Terdapat berbagai cara untuk meningkatkan minat baca, seperti:
1. Rutin Membeli Buku
Jika kita termasuk golongan orang-orang membaca, kita bisa mencoba untuk rutin membeli buku, karena walaupun pada mulanya terasa berat, tetapi secara perlahan di dalam hati pasti akan muncul perasaan mubazir karena tidak membaca buku yang telah kita beli. Sehingga aktivitas membaca tersebut akan menjadi rutinitas sehari-hari yang tidak dapat kita tinggalkan.
2. Membaca Buku yang Disukai
Untuk kita yang masih pemula dalam membaca, kita dapat mengawali membaca buku yang disukai terlebih dahulu. Karena pada dasarnya manusia cenderung lebih betah berlama-lama pada suatu hal yang disukai dari pada yang lainnya. Selanjutnya kita dapat mencoba membaca buku yang lain karena kita sudah terbiasa menghadapi kalimat-kalimat panjang yang tidak terbiasa menghadapi sebelumnya.
3. Memanfaatkan Waktu Luang
Di saat kita sedang mengantri, istirahat atau bahkan sedang berada di toilet kita bisa mengisi waktu luang kita dengan membaca dari pada hanya menganggur. Memang pada awalnya terasa sulit untuk dilakukan tetapi jika kita konsisten melakukannya, maka pelan tapi pasti kita akan terbiasa melakukannya hingga menjadi sebuah habit.
4. Bergabung dengan Komunitas Membaca
Dengan bergabung dengan komunitas membaca, maka kita juga akan tertular jiwa semangat membaca dari teman-teman kita. Selain itu kita bisa sharing tentang informasi seputar buku atau yang lainnya, karena pergaulan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam mempengaruhi kehidupan.
Memang pada mulanya membaca terasa sulit untuk dilakukan, tetapi jika kita ingin merubah diri kita sendiri dan negara kita menjadi lebih baik, maka kita harus membiasakan diri untuk membaca saat ini juga. Apabila kita flash back ke belakang bahwasanya wahyu yang pertama kali turun dari Allah berisikan perintah untuk membaca. Hal ini menunjukkan bahwa membaca merupakan hal yang sangat penting karena jalan utama dalam memperoleh ilmu adalah membaca. Dengan ilmu kita bisa memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat nanti.
Oleh: Arul Efansah, Santri Mansajul Ulum