Menu

Mode Gelap

Opini Santri · 29 Jul 2025 12:26 WIB ·

Manajemen Waktu Santri dalam Perspektif Surah Al-‘Ashr


 Manajemen Waktu Santri dalam Perspektif Surah Al-‘Ashr Perbesar

Waktu merupakan anugerah yang paling fundamental dalam kehidupan manusia, namun sering kali menjadi hal yang paling diabaikan. Dalam kehidupan santri yang sarat aktivitas, waktu kerap kali berlalu begitu saja tanpa sempat direnungkan maknanya. Jadwal yang padat mulai dari subuh hingga malam hari bisa membuat kita merasa sibuk, namun belum tentu produktif. Maka, pertanyaan yang perlu diajukan bukan sekadar “apakah waktu kita terisi”, melainkan “apakah waktu kita terarah dan bernilai”

Hakikat Hidup Manusia

Al-Qur’an telah memberikan perhatian serius terhadap urgensi waktu. Surah Al ‘Ashr, yang terdiri hanya dari tiga ayat, menyampaikan pesan yang luar biasa tentang hakikat hidup manusia. Surah Al-‘Ashr diawali dengan sumpah Allah atas nama waktu:

وَالْعَصْرِ، إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ، إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

Artinya: “Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, dan saling menasihati dalam kebenaran serta saling menasihati dalam kesabaran.” (QS. Al-‘Ashr: 1–3)

Makna “Waktu”

Ayat di atas menunjukkan bahwa waktu bukan sekadar aspek teknis kehidupan, melainkan penentu arah hidup manusia. Menurut Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah, kata “waktu” dalam ayat pertama bukan sekadar penanda waktu secara kronologis, tetapi merupakan simbol dari perjalanan hidup manusia yang dipenuhi tanggung jawab dan pilihan. Allah menggunakan sumpah atas waktu untuk menunjukkan betapa krusialnya manajemen waktu dalam kehidupan manusia.

Bahkan Imam Syafi’i menyatakan bahwa “Seandainya tidak ada ayat yang turun kecuali surat ini, maka dengan memahaminya itu sudah cukup menjadi petunjuk bagi umat manusia.” Pernyataan tersebut menegaskan betapa padat dan mendalamnya makna yang terkandung dalam Surah Al-‘Ashr.

Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam Tafsir Al-Kabir menekankan bahwa kerugian dalam ayat ini mencakup seluruh aspek kehidupan, baik duniawi maupun ukhrawi, kecuali bagi mereka yang memiliki empat kriteria utama: iman, amal saleh, nasihat dalam kebenaran, dan kesabaran. Keempat hal tersebut bukan sekadar teori, melainkan prinsip dasar yang sangat relevan dalam kehidupan manusia, terkhusus kita sebagai santri.

Santri merupakan agen perubahan yang tidak hanya dituntut untuk mendalami ilmu agama, tetapi juga menjadi teladan dalam akhlak, kontribusi sosial, dan pengembangan diri. Dalam konteks ini, keempat nilai yang terkandung dalam Surah Al-‘Ashr sangat penting, yaitu:

  1. Iman

Waktu santri harus diisi dengan aktivitas yang memperkuat keimanan. Shalat berjamaah, tilawah, dzikir, dan tadabbur merupakan kegiatan ruhiyah yang tidak boleh terabaikan. Iman yang kuat akan menjadi fondasi utama dalam disiplin dan integritas waktu.

  1. Amal Saleh

Segala bentuk kegiatan positif, mulai dari belajar, menulis, mengajar, hingga membantu sesama santri merupakan bentuk amal Saleh. Waktu yang dihabiskan untuk kegiatan tersebut menjadi investasi amal jariyah jika dilakukan dengan niat yang benar.

  1. Tawashau bil-haqq (Saling Menasihati dalam Kebenaran)

Di era digital, santri memiliki peluang besar untuk menyampaikan kebenaran melalui berbagai media. Menulis opini, membagikan konten edukatif, hingga berdiskusi secara konstruktif merupakan bentuk nyata dari prinsip ini.

  1. Tawashau bis-shabr (Saling Menasihati dalam Kesabaran)

Menjalani aktivitas santri bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan kesabaran dalam menjaga konsistensi, menghadapi kejenuhan, dan mengelola tekanan. Kesabaran inilah yang menjadikan waktu yang dilalui menjadi ladang pembentukan karakter.

Pengelolaan Waktu sebagai Indikator Kedewasaan Akademik

Kemampuan mengelola waktu secara efektif merupakan indikator penting dalam kedewasaan akademik. Seorang santri yang mampu menyeimbangkan antara kegiatan belajar, ibadah, dan kontribusi sosial mencerminkan pribadi yang matang dan bertanggung jawab. Hal ini sejalan dengan pandangan Raghib as-Sirjani dalam bukunya Manajemen Waktu dalam Islam, bahwa waktu adalah amanah, dan kesuksesan seseorang sangat bergantung pada bagaimana ia mengelolanya.

Surah Al-‘Ashr bukan hanya sekadar pengingat tentang pentingnya waktu, melainkan juga merupakan kerangka dasar bagi manajemen kehidupan yang efektif. Bagi santri, menghayati pesan dalam surat ini dapat menjadi langkah awal untuk meningkatkan produktivitas, memperkuat karakter, dan menghidupkan nilai-nilai Islam dalam keseharian. Dengan iman, amal, kebenaran, dan kesabaran, waktu bukan hanya berlalu ia menjadi berkah yang membentuk pribadi insan rabbani. Wallahu ‘alam.

Penulis: Latifah Umi Fadilah, Santri Mansajul Ulum.

Tulis Komentar
Artikel ini telah dibaca 70 kali

Baca Lainnya

Fikih, Tekstual atau Kontekstual?

22 Juli 2025 - 11:44 WIB

Solo Traveling bagi Muslimah: Apakah Mahrom Masih Relevan?

15 Juli 2025 - 09:50 WIB

Sejarah Ilmu Pengetahuan: Dari Mitos Menuju Logos

1 Juli 2025 - 09:29 WIB

Liburan Produktif Ala Santri

24 Juni 2025 - 13:13 WIB

Siapakah Makhluk yang Paling Mulia di Sisi Allah?

17 Juni 2025 - 13:42 WIB

Sejarah dan Makna Mabit di Muzdalifah

10 Juni 2025 - 14:34 WIB

Trending di Opini Santri