Pada pandangan pertama, mengaitkan permainan dengan kegiatan belajar mungkin terasa tidak masuk akal. Sebab, secara umum game dipahami hanya sebagai sarana hiburan. Namun, dalam perkembangannya, terdapat berbagai cara kreatif untuk menjadikan game sebagai sesuatu yang bermanfaat. Saat ini, kita mengenal dua kategori permainan yang berkembang di masyarakat, yaitu:
- Permainan Tradisional
Permainan ini telah diwariskan secara turun-temurun oleh para leluhur kita. Contoh permainan tradisional yang populer di masa lalu antara lain sepak bola, gobak sodor, dan petak umpet. Namun, seiring berjalannya waktu dan perubahan gaya hidup modern, minat terhadap permainan tradisional kian menurun.
- Permainan Modern (Game Online)
Jenis permainan ini mendominasi zaman sekarang, terutama di kalangan generasi muda. Game online seperti Genshin Impact, Mobile Legends, Free Fire, Minecraft, dan lain-lain, menjadi bagian dari keseharian banyak anak-anak dan remaja.
Bagi para pelajar, bermain game kerap menjadi cara yang efektif untuk mengurangi stres setelah aktivitas belajar yang melelahkan. Akan tetapi, pertanyaannya adalah: bisakah game tidak hanya menjadi hiburan, melainkan juga alat untuk mendorong kita mencapai tujuan pribadi?
Sebagian orang telah membuktikan bahwa bermain game dapat melampaui sekadar aktivitas rekreatif. Banyak yang memanfaatkannya sebagai sumber penghasilan, misalnya melalui profesi sebagai content creator, streamer, atau atlet e-sport. Sayangnya, masih banyak yang hanya menghabiskan waktu bermain tanpa arah yang jelas, sehingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan orang tua. Berangkat dari realitas ini, muncul gagasan bahwa game seharusnya bisa menjadi motivator untuk mengembangkan diri. Bagaimana caranya?
Sebagai ilustrasi, kita bisa menggunakan contoh dari permainan Mobile Legends, sebuah game bertema Multiplayer Online Battle Arena (MOBA). Dalam permainan ini, kerja sama tim, strategi, dan keterampilan individu sangat menentukan kemenangan. Pemain harus memahami karakter atau hero yang digunakan, termasuk kombinasi skill dan item yang diperlukan untuk mengoptimalkan performa karakter tersebut.
Jika ditarik ke dunia nyata, ada kesamaan antara mekanisme bermain game dengan proses belajar, yaitu: Learning (Pembelajaran) dalam game setara dengan niat dalam belajar. Memahami karakter dalam game diibaratkan seperti memahami kemampuan diri sendiri dan apa yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Selain itu, farming (Pengumpulan sumber daya) dalam game bisa disamakan dengan tekad dalam dunia nyata. Setelah memiliki niat, kita perlu berupaya keras dan konsisten agar kemajuan bisa tercapai.
Kemudian, keberhasilan dalam game sangat dipengaruhi oleh membentuk tim yang solid. Hal ini mirip dengan bagaimana di dunia nyata kita perlu memilih lingkungan sosial yang mendukung pertumbuhan dan pencapaian tujuan kita. Kerap kali, karena terlalu fokus pada tujuan pribadi, kita lupa pentingnya bekerja sama dan membangun hubungan dengan orang lain.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, keinginan tanpa diiringi usaha yang sepadan tidak akan membawa kita untuk mencapai keberhasilan. Oleh karena itu, menjadikan game sebagai alat untuk melatih keterampilan, kerja sama, serta ketekunan, bisa menjadi cara cerdas untuk mengubah hiburan menjadi bekal dalam mencapai kesuksesan.
Penulis: Syihabul Haq, Santri Mansajul Ulum.