Menu

Mode Gelap

Opini Santri · 1 Okt 2024 11:39 WIB ·

Meneladani Jejak Langkah Imam Syafii


 Sumber: idntimes.com. Perbesar

Sumber: idntimes.com.

Meneladani Imam Syafi’i sebagai figur penting dalam sejarah Islam dapat memberikan inspirasi yang besar bagi umat Muslim dalam berbagai aspek kehidupan. Imam Syafi’i, yang lahir pada abad ke-8 Masehi di Palestina, adalah salah satu ulama besar dalam sejarah Islam yang dikenal karena kecerdasan intelektualnya, ketekunan dalam mencari ilmu, dan kontribusinya yang luas dalam bidang ilmu agama, khususnya dalam ilmu fiqh (hukum Islam).

Dedikasi Terhadap Ilmu Pengetahuan

Salah satu karakteristik utama Imam Syafi’i adalah dedikasinya yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan. Beliau sangat tekun dalam mempelajari Al-Qur’an, hadis, dan ilmu-ilmu Islam lainnya. Dedikasi ini tercermin dalam kata-katanya yang terkenal: “Knowledge is that which benefits, not that which is memorized.” Ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang sejati bukanlah sekadar hafalan, tetapi lebih kepada pemahaman yang mendalam dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Hal lain yang bisa kita teladani dari Imam Syafi’i adalah semangatnya untuk terus belajar dan berkembang. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Nasa’i, dan Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Surga.” Hal ini menunjukkan pentingnya ilmu dalam Islam dan betapa pentingnya untuk terus meningkatkan pengetahuan kita.

Bijaksana dalam Memahami Al-Qur’an dan Hadits

Imam Syafi’i juga terkenal karena pendekatannya yang bijaksana dalam memahami Al-Qur’an dan hadis. Beliau mengembangkan metodologi interpretasi yang terkenal dengan nama madzhab Syafi’i, yang masih banyak diikuti oleh umat Muslim di seluruh dunia. Salah satu prinsip penting dalam pendekatan ini adalah pengakuan atas otoritas Al-Qur’an dan hadis sebagai sumber utama hukum Islam, namun juga memperhatikan konteks historis dan budaya dalam pemahaman mereka.

Dalam banyak ayat Al-Qur’an, Allah SWT mengajak manusia untuk menggunakan akal sehat mereka untuk memahami dan merenungkan ayat-ayat-Nya. Misalnya, dalam Surah Al-Baqarah ayat 164 Allah berfirman, “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, serta perbedaan malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal.” Ini menunjukkan pentingnya menggunakan akal sehat dan penalaran dalam memahami tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta.

Dalam hadis-hadis Nabi Muhammad SAW, juga terdapat banyak petunjuk tentang pentingnya pemahaman yang mendalam terhadap ajaran Islam. Sebagai contoh, dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, Allah akan memberikan pemahaman terhadap agama-Nya.” Hal ini menegaskan bahwa pemahaman yang benar tentang agama tidaklah hanya sebatas pemahaman lahiriah, tetapi juga pemahaman yang mendalam dan bermakna.

Integritas dan Toleransi

Imam Syafi’i juga dikenal karena integritas dan kejujurannya yang tinggi. Beliau menegaskan pentingnya kejujuran dalam segala aspek kehidupan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Seorang hamba akan terus berbicara dengan jujur dan berusaha keras untuk jujur sehingga ia dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan sebaliknya, seorang hamba akan terus berbicara dengan dusta dan berusaha keras untuk berdusta sehingga ia dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.” Ini menekankan pentingnya kejujuran sebagai prinsip dasar dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Selain itu, Imam Syafi’i juga menunjukkan contoh tentang pentingnya toleransi dan penghormatan terhadap perbedaan pendapat. Meskipun beliau memegang teguh prinsip-prinsip ajaran agama, namun beliau juga menghormati pandangan yang berbeda dari ulama dan cendekiawan lainnya. Ini tercermin dalam sikapnya yang terbuka terhadap dialog dan diskusi, serta kemampuannya untuk menyerap dan mempertimbangkan pendapat-pendapat yang beragam.

Dalam sebuah ayat Al-Qur’an, Allah SWT berfirman, “Janganlah kamu memaki (sesembahan) yang mereka sembah selain Allah karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa (dasar) pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.” (Surah Al-An’am: 108) Ayat ini mengajarkan umat Islam untuk menjaga adab dan etika dalam berdiskusi atau berdebat dengan penganut agama lain, menunjukkan pentingnya penghormatan terhadap keyakinan orang lain.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak nilai-nilai inspiratif dari Imam Syafi’i untuk meningkatkan dedikasi mereka dalam belajar, memahami ajaran agama dengan bijaksana, mengedepankan integritas dan kejujuran dalam segala aspek kehidupan, serta mempraktikkan toleransi dan penghormatan terhadap perbedaan pendapat. Dengan mengambil contoh dari pemikiran dan perilaku Imam Syafi’i, umat Muslim dapat lebih mendekati ajaran Islam yang sejati dan mewujudkan nilai-nilai kedamaian dan harmoni dalam masyarakat. Wallahu ‘Alam.

Oleh: Muhammad Izza ‘Ajib Sulthoniy, Santri Mansajul Ulum.

Tulis Komentar
Artikel ini telah dibaca 79 kali

Baca Lainnya

Dampak Dualisme Hukum Terhadap Perempuan

8 Oktober 2024 - 17:05 WIB

Isu Mayoritas dan Minoritas Agama

24 September 2024 - 18:38 WIB

Pentingnya Nilai Moral dalam Pendidikan

17 September 2024 - 19:46 WIB

Cantik dari Dalam atau Cantik dari Luar?

10 September 2024 - 19:03 WIB

Peran Negara Lain dalam Kemerdekaan Indonesia di Kancah Internasional

3 September 2024 - 10:47 WIB

Gotong Royong dalam Perspektif Islam

27 Agustus 2024 - 11:19 WIB

Trending di Opini Santri