Menu

Mode Gelap

Opini Santri · 4 Mar 2025 17:48 WIB ·

Pola Pikir Kuat dengan Mental yang Sehat


 Sumber: RS JIH Perbesar

Sumber: RS JIH

Setiap usia, mulai dari kalangan anak-anak hingga dewasa memiliki pola pikir dan proses berpikir yang berbeda-beda. Ketika masih anak-anak, mungkin kita akan melihat bahwa orang dewasa bisa melakukan hal-hal yang hebat, mereka bisa melakukan apa yang mungkin tidak bisa dilakukan oleh anak-anak. Kita contohkan ada acara TV yang menampilkan orang dewasa sedang menunjukkan praktek sulap. Dalam benak  anak kecil yang melihatnya, pasti itu adalah hal ajaib yang hanya bisa dilakukan orang dewasa. Lantas, apakah semua anak akan berpikiran yang sama? Tentu tidak, semua itu tergantung pada pola pikir yang didukung oleh mental health atau kesehatan mental yang ada pada diri masing-masing individu.

Misalkan terdapat dua anak yang dibesarkan oleh keluarga yang berbeda. Salah satu anak tersebut dibesarkan oleh keluarga yang terpandang dan punya cukup kasih sayang dari orang tua maupun orang di lingkungannya, dengan demikian anak tersebut akan memiliki kesehatan mental yang cukup baik dan mampu berpikir lebih maju. Sedangkan anak yang lain hidup di lingkungan yang keras, kurang kasih sayang dari keluarga maupun orang di lingkungannya. Dapat dipastikan bahwa anak yang kedua ini memiliki kesehatan mental yang berbeda dan cenderung berpikir buntu. Sampai di sini terdapat sebuah pertanyaan mendasar, yaitu apa hubungan antara kesehatan mental (Mental health) dengan pola pikir? Dalam tulisan ini, penulis akan menjelaskan terkait hal tersebut.

Mindset adalah serangkaian keyakinan yang membentuk cara seseorang untuk memahami dunia dan dirinya sendiri. Konsep Mindset ini dikemukakan pertama kali oleh Carol Dweck seorang psikolog dari universitas Stanford. Ia mengatakan bahwa dalam pola pikir yang baik dan proses berpikir yang sempurna ini tidak akan didapatkan tanpa adanya mental yang sehat, yang kemudian keadaan mental ini akan memberikan pengaruh dan betanggung jawab atas pemikiran yang baik.

Sedangkan yang dimaksud dengan mental yang sehat adalah keaadan individu sejahtera, menyadari potensi yang dimilikinya, mampu menanggulangi tekanan hidup normal, dan bekerja secara produktif. Sebagaimana penjelasan bapak Kh. Annajmus Tsaqib Busyro dalam seminar peringatan Isra’ Mi’raj di Perguruan Islam Mathaliul Falah Pati.

Berdasarkan pemaparan tersebut tergambar jelas bahwa mental health atau kesehatan mental tidak terpengaruh oleh keaadan luar yang membuat sesorang tidak bisa berpikir fokus dan jernih. Seseorang dengan masalah mental atau kesehatan mental yang sedang tidak baik-baik saja diakibatkan oleh keadaan lingkungan sekitar, itu akan menimbulkan banyak dampak seperti kecemasan, pemikiran negatif, depresi, gangguan pikiran dan fluktuasi pemikiran. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan sesorang yang mengalami masalah mental justru dapat merubah pola pikir secara drastis sehingga terkesan kaku dan keras, tidak sedikit pula yang mengalami arus bolak-balik otak yang membuat sesorang tersebut berbicara dengan dirinya sendiri.

Menurut WHO, tentang orang dengan masalah mental di Indonesia mencapai 9,8 % pada tahun 2021 dengan angka depresi 6,6 %. Ini menandakan masih banyaknya lingkungan yang kurang layak huni di Indonesia. Salah satu sebab yang sangat mungkin membuat banyaknya masalah mental yang terjadi adalah dari faktor keluarga seperti ekonomi yang lemah sehingga membuat seseorang harus mati-matian mencari uang untuk menyambung hidup. Hal ini dapat terjadi karena beberapa kemungkinan seperti metode pendidikan orang tua yang terlalu keras terhadap anak-anak generasi strawberry. Hal ini menandakan peran lingkungan berpengaruh pada kesehatan mental dan pemikiran orang. Begitu pula tentang bagaimana pengalaman memengaruhi pemikiran. Seseorang yang mengalami trauma masa lalu, stres, serta depresi dapat mempengaruhi seseorang untuk berpikir secara rasional dan jernih.

Untuk mengurangi serta mengakhiri bertambahnya kasus mengenai masalah mental agar tidak terus terjadi kemerosotan akal serta pola pikir, pemerintah telah melakukan banyak upaya seperti meningkatkan infrastuktur dan menanggulangi kesenjangan sosial yang tejadi antar kelompok. Penting untuk diingat bahwa masalah mental bukanlah kasus yang sepele. Dalam banyak kasus yang terjadi ini, perlu banyak penanganan, konsistensi serta kesadaran terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungan. Wallahu ‘alam.

Oleh: Muhammad Sirojuddin Munir, Santri Mansajul Ulum.

 

Tulis Komentar
Artikel ini telah dibaca 36 kali

Baca Lainnya

Global Warming: Dampak dan Cara Mengatasi

18 Maret 2025 - 17:48 WIB

Pola Makan Sehat: Kunci Keseimbangan Emosional dan Kesehatan Mental

11 Maret 2025 - 15:29 WIB

Apakah Utang Negara Menjadi Tanggung Jawab Warga Indonesia?

18 Februari 2025 - 16:49 WIB

Hari Valentine: Sejarah, Latar Belakang dan Hukum Merayakan

11 Februari 2025 - 17:15 WIB

Tantangan Santri dalam Menghadapi Gelombang Informasi di Dunia Maya

4 Februari 2025 - 20:06 WIB

Membangun Karakter Sehat dan Tanggung Jawab di Kalangan Santri

28 Januari 2025 - 18:49 WIB

Trending di Opini Santri