Menu

Mode Gelap

Opini Santri · 12 Agu 2025 09:36 WIB ·

Role Model, Pentingkah bagi Generasi Muda?


 Role Model, Pentingkah bagi Generasi Muda? Perbesar

Di tengah kehidupan yang serba canggih, manusia disuguhi banyak informasi tanpa henti, berbagai konten merajarela dan nilai-nilai tradisional mulai terkesampingkan. Ironisnya, mereka justru kekurangan sosok panutan sejati. Generasi muda kini lebih mengenal tokoh-tokoh terkenal di media sosial, tetapi sulit menemukan figur yang benar-benar mencerminkan keteladanan moral, semangat kerja keras, dan konsistensi nilai hidup.

Urgensi Role Model

Di sinilah mengapa peran role model atau panutan sangat krusial, bukan hanya sebagai tokoh publik melainkan sebagai pribadi yang hadir nyata dan layak dicontoh dalam laku dan sikap. Keteladanan hari ini tidak lagi diukur dari seberapa populer seseorang, tapi dari nilai-nilai yang ditanamkan di kehidupan nyata baik di lingkungan keluarga, pendidikan, sosial, profesional, maupun publik. Menurut Santrock (2007), role model adalah seseorang yang memberikan pengaruh signifikan dalam pembentukan kepribadian dan perilaku individu.

Peran Role Model

Selain itu, keteladanan yang diberikan oleh seorang role model tidak hanya berdampak secara individual, tetapi juga membentuk bagaimana cara berfikir dan bertindak yang lebih baik. Peran role model dapat dilihat dalam berbagai konteks kehidupan berikut ini:

  1. Role Model Keluarga

Keluarga adalah lingkungan pertama tempat seseorang belajar tentang kehidupan. Dalam hal ini, orang tua, kakak, atau anggota keluarga lainnya sering kali menjadi role model yang paling awal dan paling kuat. Nilai-nilai seperti kejujuran, kasih sayang, tanggung jawab, dan disiplin pertama kali ditanamkan melalui interaksi harian di dalam rumah. Anak-anak biasanya meniru bagaimana orang tuanya bersikap, berbicara, atau menyelesaikan masalah, sehingga keteladanan dalam keluarga sangat menentukan perkembangan moral dan emosional mereka.

  1. Role Model Pendidikan

Dalam dunia pendidikan, sosok guru, dosen, ustaz, atau mentor memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan karakter peserta didik. Mereka bukan sekedar penyampai ilmu, tetapi juga sebagai teladan dalam hal integritas, semangat belajar, tanggung jawab, dan kedisiplinan. Keteladanan yang ditunjukkan oleh pendidik dapat meninggalkan kesan mendalam dan menjadi panutan jangka panjang bagi murid-muridnya.

  1. Role Model Sosial

Figur yang berperan aktif dalam masyarakat seperti tokoh masyarakat, aktivis sosial, atau pemuka agama, juga merupakan role model yang signifikan. Mereka memberi contoh dalam kehidupan bermasyarakat, seperti kepedulian terhadap sesama, keberanian menyuarakan keadilan, serta kesederhanaan dalam memimpin dan melayani. Kehadiran mereka menjadi simbol moralitas dan kekuatan nilai-nilai luhur di tengah kehidupan sosial yang kompleks.

  1. Role Model Profesional

Dalam dunia kerja, seseorang bisa menemukan panutan dalam bentuk atasan, rekan kerja, atau pemimpin organisasi. Role model profesional menunjukkan sikap kerja yang etis, disiplin, bertanggung jawab, serta memiliki integritas dalam mengambil keputusan. Keteladanan ini penting dalam membentuk budaya kerja yang sehat dan produktif, serta menumbuhkan generasi profesional yang beretika.

  1. Role Model Publik

Tokoh-tokoh yang dikenal luas seperti artis, atlet, penulis, tokoh nasional, bahkan influencer, dapat menjadi role model bagi masyarakat, terutama generasi muda. Meskipun tidak memiliki hubungan langsung, mereka dapat menginspirasi lewat prestasi, perjuangan, atau nilai hidup yang mereka tampilkan di ruang publik. Namun demikian, penting untuk memilah figur publik yang hanya tampil menarik secara visual dengan yang benar-benar membawa nilai positif.

Dari semua jenis role model yang telah disebutkan di atas, tanpa disadari kita juga sedang menjadi role model bagi orang lain, entah itu adik kita, teman kita, maupun orang di sekitar kita. Role model tidak hanya memberikan teori, tetapi memberikan contoh nyata yang mudah diteladani dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, Keteladanan yang konsisten juga dapat memicu efek domino (mereka yang terinspirasi akan terdorong untuk menjadi panutan bagi lingkungannya).

Inilah titik mula lahirnya budaya keteladanan yang terus tumbuh dan bagi diri sendiri, role model berfungsi sebagai sumber inspirasi dan motivasi untuk terus berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Keteladanan mereka menjadi cermin dalam menghadapi dilema moral, memberi panduan dalam membuat keputusan, serta menanamkan nilai-nilai luhur yang membentuk karakter. Selain itu, kehadiran mereka dapat meningkatkan kesadaran diri, menumbuhkan semangat belajar, dan memperkuat identitas moral seseorang.

Sementara itu, bagi lingkungan sekitar, role model berperan sebagai agen perubahan sosial. Keteladanan yang ditunjukkan secara konsisten mampu memengaruhi orang lain, membentuk budaya yang etis, dan menyebarkan nilai-nilai kebaikan. Satu tindakan positif dari seorang panutan juga dapat menciptakan efek domino yang menginspirasi banyak orang untuk melakukan hal serupa. Bahkan dalam situasi terpuruk, figur panutan kerap menjadi titik balik bagi mereka yang membutuhkan harapan dan arah baru dalam hidup.

Dengan demikian yang perlu kita sadari adalah bahwa siapa pun bisa menjadi panutan, karena menjadi role model bukan soal kesempurnaan melainkan tentang kesediaan untuk terus bertumbuh, memperbaiki diri, dan membawa pengaruh baik bagi lingkungan sekitar. Wallahu ‘alam.

Penulis: Fika Nurun Tajalla, Santri Mansajul Ulum sekaligus Mahasiswa IPMAFA Pati.

Tulis Komentar
Artikel ini telah dibaca 32 kali

Baca Lainnya

Manajemen Waktu Santri dalam Perspektif Surah Al-‘Ashr

29 Juli 2025 - 12:26 WIB

Fikih, Tekstual atau Kontekstual?

22 Juli 2025 - 11:44 WIB

Solo Traveling bagi Muslimah: Apakah Mahrom Masih Relevan?

15 Juli 2025 - 09:50 WIB

Sejarah Ilmu Pengetahuan: Dari Mitos Menuju Logos

1 Juli 2025 - 09:29 WIB

Liburan Produktif Ala Santri

24 Juni 2025 - 13:13 WIB

Siapakah Makhluk yang Paling Mulia di Sisi Allah?

17 Juni 2025 - 13:42 WIB

Trending di Opini Santri