Menu

Mode Gelap

Kolom Jum'at · 23 Des 2022 18:16 WIB ·

Hari Ibu adalah Hari Kebangkitan Perempuan


 Sumber: voi.id Perbesar

Sumber: voi.id

Membawa anak kepada orang-orang sholih baik yang sudah wafat (ziarah) atau yang masih hidup, dengan harapan akan mendapatkan keberkahan dan doa dari orang sholih tersebut, walaupun pada kenyataannya nanti mereka justru rusuh dan bermain sesuka hati. Habib Abdullah bin alwi al haddad menjelaskan biarkanlah mereka bermain dengan teman sebayanya ketika ada di dalam majlis agar habis hasrat bermainnya saat waktunya.
a. Mendoakan hal baik kepada anaknya baik ketika mereka melakukan kebaikan dengan mengucapkan Barokallah fiik ataupun ketika mereka nakal dengan mengucapkan Allahu yahdiik.
b. Ajari anak sejak dini disiplin soal waktu, seperti waktu shalat, belajar, pergi ke sekolah, istirahat, bermain dan lainnya. Sejak usia 2 tahun, kita sudah bisa mengajarkan qiyamullail kepada anak. Bangunkanlah mereka saat tengah malam walau bukan untuk sholat dan justru bermain. Selain mengajari disiplin waktu, secara tidak langsung kita juga mengajarkan kepada anak untuk beramal sebelum berilmu. Bukan berarti beramal tanpa ilmu namun beramal sebelum berilmu. Sehingga ketika kita telah mengajarkan amaliyah-amaliyah baik kepada anak sejak masih kecil mereka akan lebih mudah untuk mengamalkannya ketika mereka mengetahui ilmunya saat besar nanti.
c. Menjauhkan anak dari keramaian dengan tujuan menjauhkan anak dari teman yang jelek akhlaknya dan ucapan yang kurang baik.
d. Mengajari anak hidup irit, seperti belanja, mematikan kran kamar mandi, listrik, dan semacamnya.

Baik orang tua ataupun anak memanglah harus tetap selalu belajar. Orang tua belajar menjadi orang tua yang baik untuk anaknya dan anak belajar menjadi anak yang berbakti kepada orang tuanya. Jangan hanya karena orang tua telah berjasa dalam hidup anaknya lantas semena-mena kepada anaknya dalam hal apapun termasuk dalam belajar. Imam Ghozali menyampaikan “Jangan rusak kecerdasannya (anak) dengan memaksakan belajar terus menerus tanpa adanya permainan. Jika demikian maka anak itu akan mencari celah untuk meninggalkan belajar secara total dikarenakan orang tuanya mempersempit keadaannya”.

Tulis Komentar
Artikel ini telah dibaca 369 kali

Baca Lainnya

Fikih Hak Anak: Solusi atas Problematika Moral Remaja

12 September 2025 - 16:03 WIB

Peringatan Maulid Nabi dan Teladan Akhlak Kenabian

29 Agustus 2025 - 16:09 WIB

Benarkah Indonesia telah Merdeka?

15 Agustus 2025 - 15:19 WIB

Menimbang Ulang Pernikahan Dini: Antara Tren, Risiko, dan Tujuan Syariat

1 Agustus 2025 - 12:36 WIB

Rekonstruksi Fikih dalam Membangun  Kehidupan Berparadigma Kesetaraan Gender Pesantren

18 Juli 2025 - 12:45 WIB

Aktualisasi Fikih dalam Menghadapi  Era Society 5.0

4 Juli 2025 - 11:33 WIB

Sumber: id.pinterest.com.
Trending di Kolom Jum'at