KOLOM JUM’AT ClX
Jum’at, 25 Oktober 2024
Salah satu kebutuhan primer manusia adalah mengkonsumsi makanan setiap hari. Manusia tidak bisa menjalani kehidupan yang baik tanpa mengonsumsi makanan. Karena tubuh manusia membutuhkan asupan gizi dan nutrisi untuk pertumbuhan dan ketahanan diri. Tetapi makanan yang dibutuhkan manusia adalah makanan yang bergizi agar bisa memenuhi kebutuhan tubuhnya. Karena itu mereka harus mengetahui mana makanan yang baik dan makanan yang berbahaya untuk dirinya. Tidak semua makanan yang beredar di luar aman dan baik untuk dikonsumsi. Terkadang justru banyak makanan yang beredar di luar dan diminati justru membahayakan bagi tubuh manusia. Misalnya makanan-makanan olahan yang instan atau makanan junkfood, seperti seblak yang akhir-akhir ini menjadi trend di kalangan remaja.
Seblak adalah makanan khas dari Bandung, Indonesia. Makanan ini terdiri dari kerupuk basah yang dimasak dengan bumbu pedas dan berbagai bahan tambahan seperti telur, sayuran, dan daging. Akhir-akhir ini seblak telah menjadi salah satu makanan yang sangat populer di kalangan masyarakat Indonesia. Rasanya yang pedas dan nikmat membuatnya menjadi favorit banyak orang. Namun, di balik kenikmatan tersebut, seblak menyimpan sejumlah potensi bahaya bagi kesehatan yang perlu diperhatikan.
- Kandungan Natrium yang Tinggi
Salah satu komponen utama dalam seblak adalah kerupuk yang telah direndam dalam air. Kerupuk ini biasanya mengandung natrium yang tinggi. Konsumsi natrium yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke. Natrium yang tinggi juga bisa menyebabkan retensi cairan dalam tubuh yang berujung pada pembengkakan dan penambahan berat badan yang tidak sehat.
- Risiko Bahan Tambahan Tidak Sehat
Selain kerupuk, seblak juga sering kali ditambahkan bahan-bahan seperti sosis, bakso, dan daging olahan lainnya. Bahan-bahan ini biasanya mengandung pengawet, pewarna, dan perasa buatan yang jika dikonsumsi dalam jangka panjang bisa berdampak buruk pada kesehatan. Pengawet seperti nitrit dan nitrat yang sering ditemukan dalam daging olahan seperti sosis telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.
- Kandungan Lemak dan Kolesterol
Bahan tambahan seperti sosis dan bakso tidak hanya mengandung bahan kimia berbahaya, tetapi juga lemak jenuh dan kolesterol. Konsumsi lemak jenuh dan kolesterol yang berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti aterosklerosis, serangan jantung, dan stroke. Selain itu, minyak yang digunakan untuk menggoreng atau menumis seblak sering kali merupakan minyak yang tidak sehat dengan kandungan lemak trans yang tinggi.
- Efek Pedas Terhadap Sistem Pencernaan
Seblak dikenal dengan rasanya yang sangat pedas. Meskipun beberapa orang menikmati sensasi pedas, konsumsi makanan pedas dalam jumlah besar dapat menyebabkan iritasi pada sistem pencernaan. Masalah yang mungkin timbul termasuk mulas, gastritis, dan bahkan tukak lambung. Bagi mereka yang memiliki kondisi seperti sindrom iritasi usus (IBS), makanan pedas dapat memicu gejala yang menyakitkan.
- Kebersihan dan Keamanan Pangan
Seblak yang dijual di pinggir jalan atau di warung-warung kecil mungkin tidak selalu dipersiapkan dengan standar kebersihan yang memadai. Kontaminasi bakteri seperti Salmonella atau E. coli dapat terjadi jika bahan-bahan tidak disimpan atau dimasak dengan benar. Keracunan makanan bisa menjadi risiko serius yang menyebabkan gejala seperti diare, muntah, dan demam.
- Kalori yang Berlebihan
Seblak sering kali menjadi makanan yang tinggi kalori, terutama jika porsinya besar dan ditambahkan banyak bahan tambahan. Konsumsi kalori yang berlebihan tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik yang cukup dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan obesitas. Obesitas merupakan faktor risiko utama untuk berbagai penyakit serius seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker.
Seblak memang merupakan makanan yang lezat dan populer, namun kita harus bijak dalam mengonsumsinya. Mengurangi frekuensi dan porsi konsumsi seblak, memilih bahan tambahan yang lebih sehat, serta memastikan kebersihan saat mempersiapkan makanan dapat membantu mengurangi risiko kesehatan yang terkait. Sebagai alternatif, kita bisa mencoba membuat versi seblak yang lebih sehat di rumah dengan mengurangi garam, menggunakan bahan-bahan alami, dan menghindari bahan olahan.
Dengan mempertimbangkan potensi bahaya bagi kesehatan, kita bisa tetap menikmati seblak dengan cara yang lebih sehat dan aman. Jangan biarkan kenikmatan sejenak mengorbankan kesehatan jangka panjang kita.
Oleh: Muhammad Sirril Wafa, Santri Mansajul Ulum.
Sumber:
- https://www.who.int/indonesia/id/news/detail/06-05-2024-who–ministry-of-health-call-to-eliminate-trans-fat-for-healthier–more-productive-indonesia
- https://www.heart.org/en/healthy-living/healthy-eating/eat-smart/fats/trans-fat
- https://ygi.or.id/bagaimana-pengaruh-konsumsi-makanan-pedas-terhadap-kesehatan-dan-penyakit-saluran-cerna/
- https://www.neliti.com/id/publications/115168/bahaya-bahan-tambahan-makanan-bagi-kesehatan
- https://www.klikdokter.com/gaya-hidup/diet-nutrisi/bahaya-daging-olahan-yang-harus-diwaspadai?srsltid=AfmBOoqyQ6kmVH-JTbuUmkW7iOXytp6wEJxfxTv4FFCGWR4Na89_5IAX
- https://www.alodokter.com/efek-buruk-terlalu-banyak-makanan-berkalori-tinggi