Pondok Pesantren Mansajul Ulum kembali menggelar pengarahan menjelang Ujian Cawu I pada Ahad, 3 Agustus 2025. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh santri putra dan putri, serta dihadiri oleh para asatidz dan pengurus pondok. Pengarahan tersebut menjadi bagian penting dalam tradisi pendidikan di pesantren, sebagai bekal mental dan motivasi sebelum para santri menghadapi ujian.
Kegiatan pengarahan ini bukan sekedar agenda rutin, melainkan bagian dari proses pembentukan karakter di lingkungan pondok. Ujian catur wulan menjadi ajang bagi para santri untuk mengukur hasil belajar mereka selama ini. Lebih dari itu, ia adalah cermin dari kesungguhan, kedisiplinan, dan niat yang lurus dalam menuntut ilmu. Semua santri, baik putra maupun putri, hadir bersama para asatidz dan pengurus pondok untuk menyimak arahan dan motivasi menjelang ujian yang akan segera digelar pada 04 Agustus 2025 – 07 Agustus 2025 mendatang.
Ustadz Fachri selaku Kepala Madin menekankan pentingnya kesiapan dan kesungguhan dalam menghadapi ujian. “Belajarlah dengan giat dan rajin, karena dengan ujian ini kalian bisa melihat sejauh mana kemampuan kalian,” tegasnya. Ia juga mengingatkan agar para santri tidak mudah mencari alasan untuk absen, terutama karena sakit ringan. “Kalau sakitnya tidak berat, upayakan tetap ikut ujian. Kegiatan lain bisa ditunda, tapi ujian ini harus dihadapi dengan tanggung jawab,” imbuhnya.
Suasana semakin khidmat saat KH. Muhammad Liwauddin Najib, pengasuh pondok, menyampaikan nasihat utamanya. Beliau membuka dengan mengingatkan bahwa setiap majlis ilmu adalah taman surga, sebagaimana sabda Rasulullah. “Setiap ada majlis ilmu, maka disitulah Nabi bersabda roudhoh min riyadhil jannah”. Beliau mengajak para santri untuk menanamkan niat baik dan bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu. “Kalau kalian bersungguh-sungguh, maka tidak ada yang sulit. Mumpung masih di pondok, niatkan untuk menjadi sesuatu yang baik, yang bermanfaat,” tuturnya.
Kiai Liwa’ juga mengingatkan soal disiplin waktu dan tanggung jawab selama ujian. Beliau berharap para santri bisa menjaga kehadiran, tidak keluar pondok kecuali karena alasan mendesak, serta mengikuti ujian dengan sebaik-baiknya. “Kerjakan soal dengan baik dan seteliti mungkin. Atur waktu sebaik-baiknya supaya kalian bisa menjawab dengan maksimal,” pesannya mengakhiri pengarahan. Tak lama setelahnya, acara ditutup dengan doa bersama yang dipimpin langsung oleh beliau. Suasana semakin tenang, para santri tampak tertunduk khusyuk.
Meski sederhana, pengarahan ini memberikan makna mendalam bagi para santri. Di tengah rutinitas pondok yang penuh aktivitas, mereka diingatkan kembali akan tujuan utama mereka berada di sini: menuntut ilmu, membentuk diri, dan menyiapkan masa depan. Dengan semangat dan motivasi yang baru, para santri pun menyambut ujian bukan dengan ketakutan, tapi dengan kesiapan dan keyakinan bahwa setiap usaha sungguh-sungguh pasti akan membuahkan hasil.
Reporter: Muhammad Hanuun Adrian