Menu

Mode Gelap

Liputan · 3 Jun 2025 05:57 WIB ·

Sambut Santri Baru: Gerbang Awal Para Penenun Ilmu


 Sambut Santri Baru: Gerbang  Awal Para Penenun Ilmu Perbesar

Di penghujung bulan Mei, Ponpes Mansajul Ulum resmi adakan pemanggilan santri baru pada Rabu-Jumat 28 – 30 Mei 2025. Dari hasil laporan panitia penerimaan santri baru (PPSB) menyatakan bahwa jumlah santri yang sudah menetap di pondok berkisar 60-an santri terdiri dari santri putra dan putri. Pemanggilan tersebut meliputi santri Matholiul falah dan non Matholi’ul falah. Hal ini dilakukan lantaran di Pondok Pesantren Mansajul Ulum terdapat Madrasah Diniyah yang wajib diikuti setiap santri, meskipun kegiatan sekolah tahun ajaran baru bagi santri sekolah formal masih cukup lama.

Disamping itu, dalam proses penyambutan, Fika Nurun Tajalla selaku Ketua  Panitia Penerimaan Santri Baru (PPSB) putri, bekerja sama dengan pengurus pondok dan sejumlah santri dalam mengawal kedatangan santri baru. Pengawalan dilakukan mulai dari piket jaga, administrasi, membantu membawa barang, hingga pelabelan barang. Terlepas dari hiruk pikuk penyambutan, suasana haru turut melingkupi momen pelepasan antara orang tua dan santri.

Di sisi lain,  ia berpesan kepada seluruh santri lama untuk menyambut dan memperlakukan adik-adik santri sebagaimana kita disambut pertama kalinya. “Karena kita semua punya tujuan serta niat yang sama yakni belajar. Jadi sudah seyogyanya untuk saling bantu membantu dalam hal apapun,” tegasnya. Tak hanya itu, ia juga menghimbau santri baru untuk tidak mengkhawatirkan berbagai macam cobaan saat di pondok nanti. “Yang namanya cobaan itu pasti ada, jadi kita harus berusaha untuk bersabar dalam menghadapinya. Karena hanya sebuah pohon kuatlah yang mampu bertahan dari segala bentuk cuacanya. Seng tatak mesti teteg, lan bakale tutuk,” paparnya.

Ibu Maskanisih, salah satu wali santri baru mengungkapkan bahwa memondokkan anak merupakan hal penting lantaran dapat melatih anak belajar mandiri dan lebih sopan santun. “Dengan mondok anak mendapat pengetahuan agama yang benar dan menempatkannya dipergaulan yang benar. Selain itu dapat memberikannya bekal ilmu untuk bermasyarakat,” ungkapnya. Beliau juga berharap setelah anaknya dipondokkan, menekuni ilmu dan mengaji, ia bisa mendoakan orang tuanya kelak setelah tiada.

 

Oleh: Dyasahrin Khaszahra, Redaktur Em-Yu

Tulis Komentar
Artikel ini telah dibaca 76 kali

Baca Lainnya

Cegah Toxic Culture, Kru Perpustakaan As-Salamah Gelar Ngaji Buku Peringati HAKTP

1 Desember 2025 - 14:50 WIB

Pengurus Terapkan Teknis Baru dalam Sidang Evaluasi Tengah Periode

25 November 2025 - 09:42 WIB

Kepala Madin Tegaskan Legalitas Rapor melalui Tanda Tangan Orang Tua

10 November 2025 - 13:12 WIB

Pengarahan Cawu II: Ta’alluq dengan Guru Kunci Sukses Menuntut Ilmu

28 Oktober 2025 - 10:45 WIB

Dari MQK hingga Dai Internasional, Mansajul Ulum Borong Juara HSN 2025

21 Oktober 2025 - 07:19 WIB

Pimpinan Redaksi Em-Yu Wakili Indonesia Presentasi Dalam Forum PBB Di Bangkok

16 Oktober 2025 - 06:08 WIB

Trending di Liputan