Sebanyak 19 Pondok Pesantren di area Kajen dan sekitarnya menghadiri Musyawarah Wustho yang diselenggarakan oleh Tim Bahtsul Masail Pondok Pesantren Mansajul Ulum pada Kamis, 29 Mei 2025. Musyawarah yang dimulai pukul 20.00 WIB tersebut berlangsung di aula komplek II Ponpes Mansajul Ulum Cebolek.
Agenda yang bertajuk Musyawarah Wustho tersebut bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi khususnya santri di area Kajen dan sekitarnya. “Tujuan acara pada malam hari ini tidak lain dan tidak bukan yaitu untuk mempererat silaturahmi kita sebagai santri, entah di area Kajen sendiri atau di sekitarnya,” terang Bahrul Ulum selaku ketua panitia.
Ia menambahkan bahwa hakikat musyawarah adalah li-idzharil haq (menunjukkan kebenaran), bukan li-ilzamil khosm (mengalahkan lawan). “Kita juga perlu mengenal hakikat musyawarah dari ulama terdahulu, yakni li-idzhari l-haqq, bukan li-ilzamil khosm,” imbuhnya.
Rangkaian acara terdiri dari sesi pembukaan, pembacaan ayat suci Al-Qur’an, sambutan dari ketua panitia, pengasuh Mansajul Ulum, musyawarah, dan penutup. Musyawarah Wustho kali ini dipimpin oleh Ustad Fackri Bashri sebagai moderator, Ustad M. Roghib Shofiyal Hadi dan Ustad Mohammad Bahrun sebagai dewan perumus, serta Romo KH. Muhammad Liwa’uddin Najib sebagai musohhih.
KH. Liwa’uddin berharap musyawarah seperti ini dapat menjadi bagian dari dakwah dalam rangka mencerdaskan masyarakat. “Semoga ini menjadi bagian dari dakwah kita, dakwah pesantren, dakwah NU untuk mencerdaskan masyarakat melalui diskusi ilmiah, terutama dalam kajian kitab kuning,” tuturnya dengan penuh harap.
Beliau juga berpesan agar jangan pernah bosan menghadiri forum musyawarah atau bahtsul masail. “Jangan pernah bosan menghadiri majelis bahtsul masail, walaupun mungkin sebagian kita belum mampu secara maksimal, masih harus terus belajar.”
Musyawarah berlangsung dengan antusiasme tinggi dari peserta. Beberapa peserta sempat terlibat dalam adu argumen yang cukup hangat, terutama saat membahas perbedaan pandangan seputar asilah yang dibahas. Masing-masing menyampaikan pendapat dengan semangat, membawa dalil dan rujukan dari kitab yang mereka yakini, namun semua tetap berlangsung dalam suasana saling menghargai, karena tujuan utamanya adalah mencari titik temu dan kebaikan bersama.
Sebagai penutup, seluruh peserta mengikuti doa bersama yang dipimpin oleh Romo KH. Muhammad Liwa’uddin Najib dengan penuh khidmat.
Reporter: Muhammad Hanuun Adrian, Redaktur Em-Yu