Menu

Mode Gelap

Opini Santri · 24 Okt 2023 18:18 WIB ·

Sejarah Hari Santri Nasional


 Sejarah Hari Santri Nasional Perbesar

Sejarah HSN dilatarbelakangi oleh seruan Resolusi Jihad yang dikumandangkan oleh KH. Hasyim Asy’ari. Saat itu, Beliau membacakan seruan berperang “jihad” kepada masyarakat Indonesia terutama di kalangan para santri, tepatnya pada tanggal 22 Oktober 1945 untuk melawan para penjajah. Dengan adanya peristiwa ini, Presiden Joko Widodo mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 22 tahun 2015 tentang Hari Santri Nasional yang ditandatangani pada tanggal 15 Oktober 2015. Sejak itulah Hari Santri Nasional mulai rutin dipengeringati setiap tanggal 22 Oktober.

Hari Santri Nasional adalah hari untuk memperingati peran besar Kiai dan para santri dalam perjuangan melawan penjajah dari bangsa asing. Resolusi Jihad merupakan gerakan di kalangan Kiai dan para santri di Indonesia, terutama di pulau Jawa yang mewajibkan setiap muslim untuk membela tanah air dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari serangan penjajah bangsa asing. 

KH. Hasyim Asy’ari saat itu berijtihad bahwa aksi melawan penjajah hukumnya fardhu ain. Karena bila Negara Indonesia dipimpin oleh bangsa asing, lalu bagaimana nasib agama Islam kedepannya? 

Kemudian KH. Hasyim Asy’ari mengeluarkan fatwa bahwa:

حُبُّ الْوَطَنِ مِنَ الْاِيْمَانِ

 Artinya: “Membela tanah air sebagian dari iman.” 

Setelah munculnya fatwa resolusi jihad tersebut, banyak dari kalangan masyarakat Indonesia yang semangatnya berkobar terutama dari kalangan santri untuk maju berperang melawan penjajah. Semangat tersebut memanas menjadi tekad yang bulat untuk mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini lalu terkenal dengan istilah “Resolusi Jihad” yang menumbuhkan beberapa sikap di antaranya sebagai berikut:

1. Nasionalisme

Sikap ini muncul akibat rasa semangat yang berkobar dengan kuat dari masyarakat Indonesia, terutama dari kalangan para santri, untuk bersatu membela tanah air dan melawan penjajah.

2. Patriotisme

Munculnya jiwa kepahlawanan masyarakat Indonesia, terutama di kalangan para santri, yang sangat besar dan tidak kenal lelah dalam berjuang untuk membela tanah air dari penguasaan bangsa asing.

3. Optimisme

Masyarakat Indonesia, terutama di kalangan para santri, percaya diri dan berani menunjukkan cita-citanya, yaitu meraih kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

4. Religi

Masyarakat Indonesia, terutama di kalangan para santri, percaya kepada Allah Yang Maha Esa. Bahwa jihad atau perang melawan penjajah akan diberi pertolongan oleh Allah SWT.

5. Rela berkorban

Masyarakat Indonesia, terutama di kalangan para santri, dengan senang hati dan ikhlas berperang melawan penjajah walaupun menimbulkan penderitaan bagi dirinya.

6. Bersyukur

Masyarakat Indonesia, terutama di kalangan para santri, bersyukur diberi kesehatan oleh Allah dengan cara ikut serta membela tanah air dari bangsa asing.

7. Berdoa

Masyarakat Indonesia, terutama di kalangan para santri, berjuang melawan penjajah dan tidak pernah lupa untuk selalu berdoa kepada Allah SWT.

8. Tawakal

Masyarakat Indonesia, terutama di kalangan para santri, ikut serta ikhtiar untuk membela tanah air hingga titik darah terakhir. Setelah itu pasrah kepada Allah, karena Allah-lah yang maha menentukan segalanya.

9. Gotong royong

Dengan adanya gotong royong pekerjaan yang berat menjadi ringan. Seperti masyarakat Indonesia bersatu dan bersama-sama melawan penjajah demi mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Momentum Hari Santri Nasional adalah hari yang spesial bagi santri karena di hari tersebut para santri dapat mengenang kembali jasa para santri di masa lampau dalam memperjuangkan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hari itu juga merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh para santri, karena pada hari tersebut para santri memiliki peran yang sangat besar serta diakui oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dari penjelasan di atas, kita bisa melihat dengan jelas bahwa peran para santri di Indonesia mempunyai pengaruh yang sangat besar. Mereka telah ikut serta melawan penjajah dengan sepenuh hati dan tidak takut mati demi mempertahankan kemerdekaan negara ini. 

Jika hari ini negara dan masyarakat sudah mengakui peran santri melalui peringatan HSN, lalu apa yang bisa dilakukan santri untuk mempertahankan negara ini? Hari ini para santri tidak perlu mengangkat senjata untuk mengusir penjajah untuk mempertahankan negara ini. Tetapi cukup dengan cara meneruskan perjuangan para Kiai. Terdapat banyak cara untuk meneruskan  perjuangan para kiai. Di antaranya dengan belajar ilmu pengetahuan dan teknologi untuk melawan ideologi-ideologi yang merusak agama Islam di Negara Indonesia. Sehingga jihad santri tidak akan pernah usai. 

Oleh: Muhammad Bayu Amin, Santri Mansajul Ulum.

Tulis Komentar
Artikel ini telah dibaca 186 kali