Menu

Mode Gelap

Kolom Jum'at · 12 Agu 2022 00:17 WIB ·

Beruntungnya Menjadi Santri di Era Society 5.0


 Sumber gambar : kompasiana.com Perbesar

Sumber gambar : kompasiana.com

KOLOM JUM’AT XLIII
Jum’at, 27 Mei 2022

Era 5.0 pastinya sudah tidak asing lagi terdengar di telinga kita. Era 5.0 merupakan zaman teknologi adalah bagian dari manusia itu sendiri. Dengan kata lain, manusia tidak akan lepas dari teknologi. Baik itu dalam kebutuhan informasi ataupun dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya contoh dalam kebutuhan informasi dimulai dengan internet yang menjadi pusat kebutuhan secara garis besar dan juga teknologi lanjutan seperti robot untuk mempermudah kehidupan sehari-hari.

Mudahnya manusia dalam menjalankan kehidupan sehari- hari di era ini, menjadikan manusia ketergantungan dengan teknologi, mengakibatkan manusia menjadi malas melakukan sesuatu. Hanya dengan duduk-duduk saja mereka bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan. keadaan seperti ini akan menjadi lebih parah ketika dihadapkan kepada orang tua yang tidak mampu mengontrol putra putrinya dalam penggunaan teknolog. seperti halnya penggunaan smartphone yang saat ini hampir setiap orang memilikinya, dari kalangan anak anak hingga orang dewasa.

Di Era ini,  pengawasan orang tua memang sangat di butuhkan. Baik itu pengawasan terhadap anak yang suka bergaul dengan yang lain, artinya mereka sering keluar. ataupun kepada anak yang menghabiskan waktunya  dengan berdiam diri di rumah. Secara tidak lansung, anak yang jarang keluar bergaul dengan teman-temannya itu terlihat baik. Akan tetapi di sisi lain mereka bisa lebih berbahaya dengan kemajuan teknologi. Teknologi akan mempengaruhi anak tersebut dalam berbagai hal. Seperti berkurangnya mental social, sering depresi, emosi dan malas.

Dengan berbagai macam problematika kemajuan teknologi, sudah seharusnya menjadikan orang tua sadar tentang pentingnya pengenalan ilmu agama kepada anaknya, salah satu cara dengan memondokkan anaknya. Terdapat banyak manfaat yang diperoleh ketika seorang anak mondok di pondok pesantren yang tepat, diantaranya :

  1. Orang tua bisa fokus mencari nafkah dan pergaulan anak bisa lebih terjaga, dengan memondokkan anaknya, mereka sudah tidak usah mengawasi anaknya secara terus-menerus. Ketika orang tua ingin mengetahui perkembangan anaknya di pondok, mereka bisa menanyakannya kepada pengurus pondok tersebut. Santri juga bisa lebih aman dari pergaulan-pergaulan bebas anak zaman sekarang, karena mereka berada di lingkungan yang sudah baik pastinya.
  2. Investasi orang tua di akhirat, sebuah hadits dari Abu hurairah riwayat imam muslim yang artinya “Apabila manusia meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga perkara: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak sholeh yang berdoa baginya”. Di pondok pesantren pastinya anak akan mendapatkan ilmu agama yang cukup, bahkan bisa lebih dari cukup. Dengan bekal ilmu agama tersebut insyaallah anak akan slalu ingat akan orang tuanya, dengan membantu orang tua ketika di rumah atau dengan cara mendoakannya ketika masih dipondok. Baik untuk orang tua yang sudah meninggal ataupun masih hidup.
  3. Ilmu agama dan akhlak lebih terjamin, ilmu agama dan akhlak merupakan pondasi yang paling penting bagi anak zaman sekarang. Beruntung bagi mereka yang berada di pesantren, selain mendapatkan ilmu agama yang cukup, mereka juga akan mendapat pengajaran akhlak yang mulia bahkan di sekolah-sekolahpun terkadang tidak mengajarkannya. Bukan hanya di ajarkan untuk berakhlak dengan guru saja, melainkan mereka juga mempelajari bagaimana cara berakhlak kepada teman, tetangga, orang tua, keluarga dan yang lain.
  4. Lebih fokus ketika belajar dan menjadi mandiri, di beberapa pesantren pembatasan penggunaan barang elektronik terhadap santri masih berlaku, walaupun sekarang sebenarnya sudah eranya kita tidak bisa terlepas dari hal tersebut. Seperti halnya contoh penggunaan hp di dalam/ di sekitar area pondok. Memang berat awalnya ketika seorang yang sering bermain hp di rumah dan tiba-tiba dipaksa harus melepaskannya. Akan tetapi dengan terbiasa mengurangi penggunaan hp, akan melepaskan ketergantungan dengan hal tersebut. Kita lihat diri kita sendiri saja. Ketika di rumah jika tidak ada pekerjaan, entah itu membantu orang tua, belajar, atau yang lain, maka sasaran untuk memuaskan diri kita dari kekosongan kegiatan tersebut pastinya adalah hp. Berbeda dengan seorang yang berada di pondok, ketika mereka sedang butuh hiburan karena kejenuhannya dengan kegiatan sehari-harinya di pondok, mereka akan lebih memilih untuk membaca, di sisi lain karena mereka terpaksa. Atau jika dirasa membaca pun bosan mereka bisa ngobrol santai dengan temannya atau juga mereka bisa istirahat dengan tidur sejenak untuk melupakan seisi dunia. Pada intinya, mereka tidak akan tersibukkan dengan sebuah smartphone. Dengan sudah terbiasa mereka juga akan fokus dengan kewajiban sebagai seorang santri yaitu belajar. Kita lihat lagi diri kita ketika belajar di rumah. Pastinya Ketika sebelah buku ada hp/kalau tidak ada hp, mereka akan terbayang-bayang dengan hpnya. penantian notif dari seseorang yang telah ia nanti ataupun notif-notif yang sebenarnya itu tidak berguna. Selain hal diatas, di pesantren juga termasuk ajang untuk mengetes kemandirian santri karena mereka ketika dirumah dilayani oleh orang tuanya, ketika di pondok mereka harus mengerjakannya sendiri. Mulai dari menyiapkan peralatan-peralatan sehari-hari, mencuci, dan lain sebagainya.
  5. Memperkaya wawasan dengan jalur keilmuan atau sanad yang jelas, berkaitan dengan permasalahan sanad, pondok pesantren sudah tidak bisa di ragukan lagi. Para kiyai yang mengajar di pondok pesantren sanadnya sampai mushonnoif (pengarang) kitab bahkan sampai nabi Muhammad Saw. Lebih lebih kiyai yang notabenya NU (Nahdhatul ulama). Ketika tidak bisa mengerjakan sesuatu atau tidak mengerti sesuatu Mereka yang di rumah langsung bertanya ke google, sekarang ketika di pondok pesantren mereka akan bertanya kepada seniornya yang mana jelas sanadnya yaitu dari kiyainya. Terlebih permasalahan agama. Bukan berarti dengan pendapat tersebut tidak boleh mencari informasi di google atau youtube, alangkah lebih baik apabila soal agama di tanyakan langsung kepada ustadz atau kiyai di sekitar yang jelas sanadnya. Atau jika terpaksa, maka carilah web atau chanel YouTube tokohnya sudah masyhur kapasitas keilmuan dan jelas sanadnya.

Masih banyak lagi manfaat yang bisa di ambil ketika seorang anak mondok di sebuah pondok pesantren. Manfaat baginya sendiri, bagi orang tua, dan bahkan bisa bermanfaat bagi masyarakat.

Di sisi lain, orang tua juga dituntut untuk mengetahui kualitas pondok tersebut, bukan hanya asal-asalan memondokkan anak yang ujung-ujungnya anak bisa lebih parah ketimbang sebelum mereka di pondokkan. Orang tua bisa melihatnya dari keamanan dan kegiatannya. pembatasan penggunaan tekologi di dalam pondok bagi santri umum, mendapatkan laporan ketika anaknya bermasalah, dan dengan kegiatan-kegiatan yang agak padat bisa menjadi salah satu kualisifikasi bahwa pondok tersebut baik untuk anaknya.

Walaupun dengan keterbatasan santri yang sedemikian banyaknya. tidak menjadikan santri kudet (kurang updated) di era 5,0 ini. Mereka tetap bisa mengetahui perkembangan tekologi pada zaman sekarang ketika liburan, toh tekologi itu suatu yang mudah untuk di gunakan. Saat ini, banyak anak kecil yang sudah pandai dalam menggunakan smartphone, bahkan bisa lebih pandai dari yang sudah dewasa. Jadi, orang tua tidak perlu khawatir dengan anaknya yang berada di pondok, mereka masih bisa seperti teman-teman nya yang berada di rumah. Selain pandai bersosialisasi, beragama dan berakhlak, mereka juga bisa pandai dalam teknologi. Jangan gugurkan semuanya hanya karna tren tekhnologi di eranya. Teknologi itu mudah, jika kita sudah terbiasa.

Oleh: Muhammad Alfin Ni’am, Santri Mansajul Ulum.

Tulis Komentar
Artikel ini telah dibaca 98 kali

Baca Lainnya

Bayang-Bayang Feodalisme dalam Sistem Pendidikan Indonesia

6 September 2024 - 12:23 WIB

Maqashid Syari’ah: Landasan Pesantren dalam merumuskan Konsep Fikih Digital 

23 Agustus 2024 - 13:38 WIB

Santri Era Society 5.0 Melek Digital Mapan Spiritual

9 Agustus 2024 - 17:03 WIB

Strategi Cemerlang Sultan Al-Fatih dalam Penaklukan Konstantinopel

26 Juli 2024 - 12:25 WIB

Keistimewaan Ilmu Nahwu

12 Juli 2024 - 19:19 WIB

Melestarikan Dakwah Islam Rahmatan Lil Alamin Era Modern Melalui Tulisan

28 Juni 2024 - 07:24 WIB

Trending di Kolom Jum'at