KOLOM JUM’AT C
Jum’at, 14 Juni 2024
Hari raya Idul Adha merupakan puncak ibadah haji, jutaan umat Islam dari seluruh dunia berkumpul di Makkah untuk melakukan rangkaian ibadah haji yang kedudukannya merupakan rukun Islam kelima. Bagi seorang yang belum mampu untuk mengerjakan ibadah haji, maka berkurban menjadi salah satu cara mendekatkan diri kepada Allah SWT pada Idul Adha. Kurban adalah penyembelihan hewan ternak tertentu, seperti sapi atau kambing. Ibadah ini bertujuan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan berkah dan nikmat kepada umat manusia.
Di dalam Agama Islam, berkurban merupakan bagian dari ibadah sunnah yang dapat dilakukan oleh setiap muslim. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam potongan ayat surat Al-Kautsar yang berbunyi:
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah memberimu (Nabi Muhammad) nikmat yang banyak. Maka, laksanakanlah salat karena Tuhanmu dan berkurbanlah!”
Selain ayat di atas, terdapat ayat lain yang membahas terkait dengan ibadah kurban, yaitu pada surat Al-Hajj ayat 34
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِّيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۗ فَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ فَلَهُ اَسْلِمُوْاۗ وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِيْنَ ۙۙ
Artinya: “Bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban) agar mereka menyebut nama Allah atas binatang ternak yang dianugerahkan-Nya kepada mereka. Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa. Maka, berserah dirilah kepada-Nya. Sampaikanlah (Nabi Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang rendah hati lagi taat (kepada Allah).”
Adapun waktu pelaksanaan ibadah qurban yaitu pada tanggal 10 dzulhijjah, tepatnya setelah sholat idul adha sampai 13 dzulhijjah sebelum matahari tenggelam. Syaikh Wahbab Al-Zuhaili dalam kitab Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu mengatakan, “Para ulama sepakat waktu utama menyembelih hewan kurban adalah hari pertama sebelum matahari tergelincir (sebelum zuhur). Bagi yang berkurban mendapatkan bagian 1/3 dari hewan kurban, selain itu di bagikan kepada orang lain.” Sedangkan hewan yang disembelih dalam ibadah ini harus memenuhi syarat. Di antara syarat-syarat hewan yang diperbolehkan untuk berkurban adalah
1. Hewan ternak, seperti sapi, kerbau, kambing atau domba.
2. Mencapai batas minimal umur sesuai syariat.
3. Sehat dan tidak cacat.
Secara historis, hari raya Idul Adha atau Hari Raya Kurban tidak dapat dipisahkan dari kisah Nabi Ibrahim AS dan putranya, Ismail AS. Pada saat itu, Nabi Ibrahim AS membuktikan ketaqwaannya kepada Allah SWT dengan melakukan perintah yang diberikan kepadanya, yaitu perintah untuk menyembelih putranya. Tanpa rasa ragu Nabi Ibrahim AS melakukan hal tersebut. Walaupun, sesaat sebelum waktu penyembelihan, Allah mengganti Nabi Ismail dengan seekor kambing. Kisah tersebut dijelaskan dalam Al-Qur’an surat As-Saffat ayat 102 sampai 107
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعۡىَ قَالَ يٰبُنَىَّ اِنِّىۡۤ اَرٰى فِى الۡمَنَامِ اَنِّىۡۤ اَذۡبَحُكَ فَانْظُرۡ مَاذَا تَرٰى قَالَ يٰۤاَبَتِ افۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُ سَتَجِدُنِىۡۤ اِنۡ شَآءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيۡنَ
Artinya: “Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka bagaimanakah pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insyā Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”
Kisah Nabi Ibrahim AS dan putranya mengandung banyak hikmah dan pelajaran yang sangat berharga bagi seluruh umat manusia untuk dipahami dan diteladani, seperti:
Pertama, cinta dan taqwa yang totalitas, hal ini terlihat ketika Nabi Ibrahim di perintahkan oleh Allah SWT untuk melakukan syari’at kurban dengan menyembelih putranya. Beliau melakukan perintah tersebut tanpa ada rasa bimbang.
Kedua, keikhlasan dalam menjalankan syari’at Allah SWT. Pada hakikatnya, ibadah kurban dapat menghilangkan sifat egois, mementingkan diri sendiri dan serakah. Di sisi lain, dalam melakukan ibadah kurban harus diiringi dengan rasa cinta kepada Allah SWT. Sehingga, ibadah kurban tidak hanya sekedar menyembelih hewan. Karena pada dasarnya, puncak dari ibadah kurban adalah rasa cinta dan taqwa kepada Allah. Hal ini tercantum dalam firman Allah SWT :
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ
Artinya: “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS. Al Hajj: 37)
Ketiga, bersedekah, yaitu sebagai bentuk komunikasi sosial untuk saling berbagi kenikmatan dalam perayaan Idul Adha. Dengan ini, akan terbangun ikatan solidaritas sosial dan semangat tolong-menolong antar anggota masyarakat.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa Idul Adha mengajarkan nilai-nilai pengorbanan, keikhlasan, kesabaran, ketaatan, dan nilai berbagi kepada orang lain. Mari kita sambut Idul Adha 1445 H ini dengan penuh rasa cinta dan keikhlasan. Wallahu a’lam.
Oleh: Ahmad Ridho Syarif H, Santri Mansajul Ulum.