Menu

Mode Gelap

Kolom Jum'at · 26 Jan 2024 20:10 WIB ·

Kepemimpinan dalam Islam


 Sumber: MalaysiaGazette Perbesar

Sumber: MalaysiaGazette

KOLOM JUM’AT XCI
Jum’at, 26 Januari 2024

Islam adalah agama yang sempurna. Di dalamnya terdapat aspek hubungan dengan Allah (Hablum minaallah) dan hubungan dengan sesama manusia (Hablum minannas). Di antara yang termasuk urusan dengan sesama manusia adalah masalah kepemimpinan. Kemimpinan di satu sisi bermakna kekuasaan dan di sisi lain bermakna tanggung jawab. Ketika kepemimpinan dimakani sebagai kekuasaan, kita harus ingat bahwa sejatinya kekuasaan hanyalah milik Allah SWT. Allah SWT memberikan kekuasaan kepada siapapun yang dikehendaki, dan Allah pula yang mencabut kekuasaan dari siapapun yang di kehendaki. Firman Allah di dalam surat Sajdah ayat 24:

وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ اَىِٕمَّةً يَّهْدُوْنَ بِاَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوْاۗ وَكَانُوْا بِاٰيٰتِنَا يُوْقِنُوْنَ

Artinya: “Kami menjadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami selama mereka bersabar. Mereka selalu meyakini ayat-ayat Kami.”

Kepemimpinan bukanlah suatu keistimewaan yang bisa dibanggakan. Namun, kepemimpinan adalah sebuah tanggung jawab. Apabila seseorang mendapat sebuah tanggung jawab, maka ia tidak bisa leha-leha. Ia harus bekerja keras, serta memberikan tauladan yang baik (uswatun hasanah). Dalam Islam menjadi pemimpin harus diberikan kepada orang yang benar-benar ahli dalam menajalankan amanah, bertanggung jawab, dan siap menjalankan tugas.

Kepemimpinan dalam Islam merupakan keseimbangan antara dunia dan akhirat. Tugas pemimpin tidak hanya dipertanggungjawabkan bersama anggota dalam lembaga saja, malainkan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Allah mengutus seorang Rasul yang dijadikan sebagai panutan, yaitu Nabi Muhammad SAW. Sebagai seorang muslim, ketika mendapatkan amanah sebagai pemimpin maka harus dijalankan sesui dengan prinsip syariah Islam. 

Diantara prinsip dasar kepemimpin dalam syariah adalah nilai keikhlasan. Seorang pemimpin ketika membawa amanah sebagai seorang pemimpin harus dijalani dengan ikhlas. Artinya ia hanya mengharap Ridha Allah SWT. Setelah nilai Ikhlas, pemimpin juga harus berpijak pada akhlak yang baik. Dalam Islam, akhlak merupakan hal yang utama. Seorang pemimpin harus mempunyai akhlak yang telah diteladankan oleh Rasulullah, yaitu: 

  1. Jujur (al-Shidq)

Nabi Muhammad SAW memiliki sifat al-shidq. Maksud dari al-shidq ialah berani berjuang demi kebenaran serta memperjuangkannya di lingkungan yang menjadi tanggung jawabnya. Orang yang jujur akan sangat mudah untuk dipercaya oleh orang lain. Di zaman sekarang banyak orang yang berilmu tapi minim kejujuran. Hal ini tentu sangat memprihatinkan. Jika orang yang berilmu saja sudah tidak mampu jujur, lalu kepada siapa orang awam akan berkiblat?

Karena itu kita perlu berhati-hati dalam memilih seorang pemimpin. Kita harus berupaya memastikan pemimpin yang kita pilih adalah orang yang mampu menerapkan kejujuran dan memiliki kesadaran bahwa manusia selalu diawasi oleh Allah. Dalam membangun keberanian kejujuran, Nabi memberikan motivasi kepada kita dalam sabdanya:

قُلِ الْحَقَّ وَلَوْ كَانَ مُرًّا   

Artinya: “Katakanlah kebenaran meskipun itu pahit!

  1. Dapat Dipercaya (Amanah)

Seorang pemimpin harus bertanggung jawab atas apa yang telah diamanahkan. Apabila mendapatkan sebuah tanggung jawab, ia harus berusaha menjalankan semua tugas semaksimal mungkin. Untuk menjalani tugas dengan amanah butuh sikap tabah, sabar dan tawakal kepada Allah SWT. 

Sikap amanah harus dijaga dan dilaksanakan dengan baik dan benar. Pemimpin yang amanah dan benar-benar membela kepentingan rakyatnya akan membawa keberkahan  kepada umat.

  1. Menyampaikan (Tabligh)

Tabligh adalah menyampaikan pesan. Rasulullah menyampaikan semua yang ia terima melalui wahyu dan tak ada satupun yang disembunyikan, meskipun resiko yang ditanggungnya sangat berat. Tabligh adalah salah satu amalan mulia yang akan diganjar pahala oleh Allah. Hal itu sebagaimana dijelaskan dalam Surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi:

وَلْتَكُنْ مِّنْكُمْ اُمَّةٌ يَّدْعُوْنَ اِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُوْنَ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْن

Artinya: “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

  1. Cerdas (Fathanah)

Rasul mempunyai kemampuan berfikir yang tinggi serta daya ingat yang kuat. Berkaca dari akhlak ini, seorang peminpin harus memiliki wawasan pengetahuan yang luas. Ia harus memiliki kemampuan memahami dan menjalankan tugasnya dengan cakap dan tanggap. Sifat fathonah juga sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat secara luas, baik di dunia serta akhirat. Orang yang mempunyai kecerdasan dalam berfikir, maka ia juga mempunyai kecerdasan dalam bertindak, menangkap tanda-tanda kebesaran Allah, serta mengimani-Nya. Dengan kecerdasan yang diiringi iman dan taqwa, manusia dapat memilah-memilih, menentukan jalan hidupnya, serta dapat membedakan mana yang manfaat dan berdampak positif untuk kehidupan manusai secara luas, dan mana yang memberikan efek negatif dan membawa kerusakan.

Karena itu, pemimpin hendaknya selalu berupaya menyempurnakan keilmuan, berani mengambil resiko dan mampu mengambil ibrah dari keberhasilan serta kegagalan para peminpin terdahulu. Sehingga pemimpin harus memiliki dasar keilmuan, ketawadhu’an dan ketakwaan kepada Allah. Wallahu A’lam Bisshowab.

Oleh: Royani Qothrun Nada, Alumni Mansajul Ulum tahun 2021 dan Mahasiswi UNSIQ Wonosobo.

Tulis Komentar
Artikel ini telah dibaca 144 kali

Baca Lainnya

Bayang-Bayang Feodalisme dalam Sistem Pendidikan Indonesia

6 September 2024 - 12:23 WIB

Maqashid Syari’ah: Landasan Pesantren dalam merumuskan Konsep Fikih Digital 

23 Agustus 2024 - 13:38 WIB

Santri Era Society 5.0 Melek Digital Mapan Spiritual

9 Agustus 2024 - 17:03 WIB

Strategi Cemerlang Sultan Al-Fatih dalam Penaklukan Konstantinopel

26 Juli 2024 - 12:25 WIB

Keistimewaan Ilmu Nahwu

12 Juli 2024 - 19:19 WIB

Melestarikan Dakwah Islam Rahmatan Lil Alamin Era Modern Melalui Tulisan

28 Juni 2024 - 07:24 WIB

Trending di Kolom Jum'at