KOLOM JUM’AT XLVII
Jum’at, 24 Juni 2022
Konsumsi makanan sehari-hari merupakan sebuah kebutuhan primer. Bagi seorang muslim mengkonsumsi makanan dapat menunjang keberlangsungan ibadah kepada sang pencipta. Karena dengan dengan mengkonsumsi makanan, kebutuhan fisik terhadap nutrisi, vitamin, dan mineral akan terpenuhi. Sehingga tubuh akan menjadi sehat. Karena itu, makanan penting untuk diperhatikan oleh seorang muslim, selain masalah kesehatan dan kebersihan.
Salah satu yang penting diperhatikan dalam mengkonsumsi makanan bagi kaum muslim adalah memastikan kehalalannya. Dalam fiqh, makanan yang halal adalah makanan yang terhindar dari najis atau yang diperoleh dengan cara yang diharamkan oleh syara’. Contoh makanan najis adalah daging anjing, babi, bangkai (hewan yang mati tanpa sembelihan secara syar’i). Sementara makanan yang diperoleh dengan cara yang tidak halal seperti makanan hasil dari mencuri, ghashab, judi, atau jual beli yang diharamkan. Dalam hal ini, agama menaruh perhatian besar mengenai makanan, karena makanan yang dikonsumsi oleh seseorang akan menimbulkan dampak positif dan negative.
Diantara dampak dari mengkonsumsi makanan haram adalah tidak diterimanya amal ibadah yang kita lakukan. Hal itu sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadits riwayat Ibnu Abbas yang artinya “Allah tidak menerima shalatnya orang yang perutnya kemasukan sesuatu yang haram.”
Dari hadits diatas, dapat dipahami bahwa makanan yang kita konsumsi tidak selesai begitu saja. Melainkan masih berlanjut dan berefek pada amal ibadah yang kita lakukan.
Setelah memperhatikan persoalan halal, masih terdapat hal lain yang masih perlu kita perhatikan dalam mengkonsumsi makanan halal. Meskipun makanan yang kita konsumsi sudah dipastikan halal, bukan berarti kita diperbolehkan makan secara sembarangan. Imam Ghozali dalam kitabnya, Ihya’ Ulumiddin, menjelaskan beberapa dampak makanan halal yang dikonsumsi secara berlebihan. Diantara dampak tersebut adalah:
- Menjadikan Hati Keras dan Hilangnya Cahaya dalam Hati
Hati yang keras bukan ditinjau dari segi fisik. Hati yang keras adalah hati yang tidak dapat menerima petunjuk kebenaran atau pendapat dari orang lain. Dapat diibaratkan makanan yang masuk kedalam perut bagaikan biji tanaman yang akan tumbuh menjadi tanaman. Begitu juga dengan makanan kita. Ketika kita makan makanan yang halal secara berlebihan maka yang dihasilkan dari makanan tersebut adalah anggota badan kita akan melakukan sesuatu yang berlebihan pula seperti berbicara, bertindak secara berlebihan dll.
- Menyempitkan Akal dan Mengurangi Pemahaman terhadap Ilmu
Mengutip pendapat Imam Addārāni dikatakan bahwa “ketika kalian memiliki sebuah keinginan/hajat dunia ataupun akhirat maka janganlah makan sampai keinginan tersebut dikabulkan. Karena terlalu banyak makan dapat merusak akal kita.” Dengan demikian dapat dipahamai bahwa konsumsi makanan halal berlebih akan mempengaruhi kinerja otak seseorang. Hal ini diperkuat pula oleh riset yang mengatakan bahwa mengkonsumsi makanan berlebihan beresiko terhadap penurunan kemampuan otak.
- Mengurangi Produktivitas dan Manisnya Ibadah
Makan yang berlebihan bisa berdampak pula pada beratnya tubuh untuk melakukan sesuatu, termasuk ibadah. Seperti halnya yang kita alami ketika perut kita dalam keadaan kenyang maka kita akan berat untuk melakukan ibadah, belajar, dll. Selain itu juga mengurangi kenikmatan saat melakukan ibadah.
Perlu dipahami bahwa dalam melakukan sebuah ibadah, kita tidak hanya melakukan gerakannya begitu saja. Tetapi lebih dari itu, kita juga merasakan kenikmatan spiritual dan keintiman dengan sang Pencipta. Kenikmatan itu sulit kita dapatkan jika perut kita terlalu penuh dengan makanan yang membuat beratnya beribadah. Rasa yang berat tentu saja akan menghalangi semangat dan kenikmatan melakukan ibadah tersebtu. Hal ini disinggung oleh imam Addārāni bahwa “semanis-manisnya ibadah adalah ketika perut bertemu dengan punggug (dalam keadaan perut kosong).” Shahabat Abu Bakar juga berkata: “Aku dari awal masuk Islam belum pernah mengenyangkan perut dengan makanan supaya bisa menemukan manisnya ibadah. Pun tidak pernah minum dengan kenyang karena rinduku ingin bertemu dengan Allah SWT.”
- Bisa Menjatuhkan Seseorang pada Sesuatu Yang Syubhat dan Haram
Mengkonsumsi makan berlebih menunjukkan banyaknya berbagai macam makanan yang masuk ke dalam tubuh seseorang. Hal itu dapat memperlebar peluang tubuh kita untuk dimasuki barang-barang yang syubhat atau haram. Karena sulitnya menjaga diri kita, apalagi di dunia modern seperti sekarang ini.
- Hati dan Badan Tersibukkan dengan Memikirkan Makanan
Bila seseorang sudah terbiasa terlalu banyak makan, secara tidak langsung hati dan badannya akan berfikiran untuk terus makan, makan, dan makan. Dalam kasus ini tidak berdampak pada badan kita saja tetapi juga berdampak pada agama. Padahal, nabi telah berkata bahwa “segala macam penyakit itu berasal dari beratnya makanan dan segala macam obat itu berasal dari lapar”.
- Mempersulit Kematian
Ternyata mengenai mudah atau sulitnya kematian kita itu tergantung makanan yang kita konsumsi. Ketika makanan yang kita konsumsi sedikit maka mati kita akan mudah. Tetapi ketika makanan yang kita konsumsi berlebihan maka saat kematian kita datang, akan mengalami kesulitan. Tetapi kita boleh sampai salah paham mengenai pendapat Imam Ghozali ini. Karena jika pendapat ini disalah gunakan maka dapat berakibat pada pemikiranyang menyeleweng dari pendapat Imam Ghozali. Maka kita harus pandai-pandai dalam memahami maksud dari pendapat Iam Ghozali.
- Dapat Mengurangi Pahala
Orang yang semasa hidup hanya mengambil nikmat dunianya saja seperti makan makanan yang halal tapi berlebihan maka nikmat akhirat yang akan dia alami akan berkurang karena dia terlalu memihak kepada urusan dunia. Diceritakan bahwa suatu hari sayyidina Umar mengalami dahaga. Lalu beliau mencari air untuk minum, dan datanglah seorang laki-laki memberikan beliau minuman yang manis. Ketika minuman tersebut hampir sampai ke bibir sayyidina Umar, beliau berhenti lalu seorang laki-laki tersebut berkata: “Demi Allah saya tidak mengurangi manisnya minuman tersebut hai pemimpin orang mukmin. ” Lalu sayyidina umar berkata: “minuman inilah yang akan menyebabkan saya jauh dari kasih sayang Allah SWT”.
- Akan Dihisab
Sebagai seorang muslim kehidupan setelah kematian merupakan sesuatu yang ada dan akan terjadi. Semua yang dikerjakan di dunia akan dipertanggungjawabkan dan dihisab di hadapan Tuhan yang Maha Esa, begitu pula seluruh makanan yang dimakan oleh seseorang di dunia. Tidak hanya makanan haram saja yang akan dihisab bahkan makanan halalpun kelak akan dihisab di hari kiamat.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulan bahwa mengkonsumsi makanan berlebih mempunyai dampak negative, baik dari segi jasmani maupun rohani, terlebih bagi seorang muslim. Semoga kita dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga apa yang kita peroleh dari pembahasan di atas bisa berguna bagi diri kita. Amin…
Oleh: M. Bahrul Ulum, Santri PP. Mansajul Ulum.