Menu

Mode Gelap

Kolom Jum'at · 3 Feb 2023 11:44 WIB ·

Satu Abad Harlah Nahdlatul Ulama


 Sumber gambar: id.pinterest.com Perbesar

Sumber gambar: id.pinterest.com

KOLOM JUM’AT LXIX
Jum’at, 3 Februari 2023

Nahdlatul Ulama merupakan salah satu organisasi masyarakat terbesar yang ada di Indonesia, NU berdiri di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926 yang akan genap berusia 1 abad pada tanggal 31 Januari 2026. Tetapi secara hitungan tahun hijriah, kelahiran NU telah mencapai satu abad. Karena NU lahir pada 16 Rajab 1334 H. Sementara sekarang telah masuk bulan Rajab 1444 H. Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga NU. Berbagai macam perenungan yang mendalam harus dilakukan agar kita bisa melakukan pembenahan pada kekurangan-kekurangan yang masih ada, baik di bidang pendidikan, politik, ekonomi, maupun sosial budaya untuk kemajuan bangsa dan negara Indonesia.

NU didirikan atas dasar tiga motif; Pertama, motif agama. NU hadir atas keprihatinan para ulama atas kristenisasi Hindia Belanda kepada orang Islam di Indonesia yang memberikan persetujuan bantuan kepada misi orang Kristen dan Katholik untuk mendirikan infrastruktur sekolah, rumah sakit, dll. Kedua, motif nasionalisme. Berdirinya NU bermula dari adanya Nahdlatul Wathon yang menjadi tempat pengembangan ilmu bagi para pemuda. Kemudian wadah ini dilanjutkan dengan berdirinya Taswirul Afkar sebagai forum diskusi yang membahas berbagai macam masalah keagamaan dan kemasyarakatan. Semakin hari semakin banyak anggota yang bergabung di dalamnya, karena semakin banyaknya anggota yang ikut maka perlu dibuat sebuah lembaga yang lebih tertata dengan baik. Setelah melakukan berbagai istikharah dan intisyarah kepada para masyayikh akhirnya terbentuklah organisasi Nahdlatul Ulama. Ketiga, motif untuk mempertahankan akidah Ahlussunnah Wal Jama’ah. Dampak dari kekalahan Syarif Husein menjadikan semakin maraknya faham Wahabi di Hijaz dan sekitarnya. Selain itu, kerajaan Ibn Saud juga akan menerapkan Kesatuan Khilafah Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Hal ini menjadikan kekhawatiran para ulama di Indonesia. Karena itu Ulama Indonesia kemudian membuat Komite Hijaz yang dipelopori KH. Wahab Hasbullah, tujuan pembentukan Komite Hijaz adalah menyiapkan delegasi untuk menemui Ibnu Saud dan meminta 5 permohonan. Sayangnya, untuk bisa diterima, utusan Komite Hijaz itu harus dibawah organisasi yang formal. Karena itu dibentuklah Nahdlatul Ulama sebagai organisasi yang formal untuk mengirim 5 permintaan ke raja Ibnu Saud dan berharap agar sistem Kesatuan Khilafah Islam tidak diberlakukan.

Semakin berkembang pesatnya NU juga diiringi banyaknya penyalahgunaan dari berbagai macam lembaga maupun personal demi kepentingan pribadi yang mengatasnamakan NU. Bahkan tidak sedikit yang menggunakan wadah NU untuk kepentingan politik praktis. Padahal Khittah NU tidak berpihak kepada salah satu kubu politik. Hal ini terjadi karena banyaknya kader-kader di bawah naungan NU yang mempunyai berbagai macam profesi dan tersebar di seluruh lembaga, NU bukanlah organisasi yang mencari keutungan pada negara. Sebaliknya, NU hadir sebagai pendorong ketika negara mogok dan menjadi penjaga ketika menghadapi bahaya karena NU bertujuan untuk memperjuangkan bangsa dan negara agar tetap utuh. Hal itu merupakan tanggung jawab seluruh warga negara Indonesia. NU juga menjadi sarana berkhidmad untuk membantu kesejahteraan dan kemandirian umat masyarakat dengan cara memberikan fikiran-fikiran yang kreatif guna mensukseskan progam-progam lembaga di bawah naungan NU.

NU juga harus menjadi pelindung dan penanggung jawab untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan warga NU, maka perlu adanya struktur NU yang mempunyai kapasitas dan dapat memanage masalah yang akan dihadapi oleh 59,2% muslim Indonesia yang menjadi warga NU. Pelatihan kader Nahdlatul Ulama juga harus dilakukan kepada warganya secara sistematis agar tidak mengalami tumpang tindih antara kenaikan prosentase warga NU dan kurangnya sumber daya manusia yang memadai. Adanya NU bukan hanya sebagai nama besar saja tetapi kontribusi dan kehadiran NU perlu dirasakan oleh masyarakat untuk memperjuangkan kemajuan negara dan kemaslahatan masyarakat.

Tulis Komentar
Artikel ini telah dibaca 231 kali

Baca Lainnya

Bayang-Bayang Feodalisme dalam Sistem Pendidikan Indonesia

6 September 2024 - 12:23 WIB

Maqashid Syari’ah: Landasan Pesantren dalam merumuskan Konsep Fikih Digital 

23 Agustus 2024 - 13:38 WIB

Santri Era Society 5.0 Melek Digital Mapan Spiritual

9 Agustus 2024 - 17:03 WIB

Strategi Cemerlang Sultan Al-Fatih dalam Penaklukan Konstantinopel

26 Juli 2024 - 12:25 WIB

Keistimewaan Ilmu Nahwu

12 Juli 2024 - 19:19 WIB

Melestarikan Dakwah Islam Rahmatan Lil Alamin Era Modern Melalui Tulisan

28 Juni 2024 - 07:24 WIB

Trending di Kolom Jum'at