Asumsi negatif terkadang masih terbesit dalam benak seseorang saat akan melakukan proses pendidikan di pondok pesantren, bahwa mondok adalah sesuatu yang tidak mengenakkan. Karena kehidupan di pondok selalu diatur dengan berbagai peraturan. Sehingga tidak bisa melakukan kegiatan secara bebas. Di sisi lain, kehidupan di pondok menimbulkan kekhawatiran secara pribadi seperti adanya pembullyan, orientasi kehidupan yang hanya berorientasi pada profesi guru atau kiai dan tidak bisa menjadi pengusaha yang sukses.
Asumsi-asumsi seperti ini sepenuhnya tidak benar. Karena mondok merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang melakukan sebuah proses pendidikan dan berorientasi untuk membentuk kepribadian seseorang. Keberhasilan pondok pesantren dalam membentuk kepribadian seseorang terlihat dari lulusan pondok pesantren yang berhasil menjadi orang-orang hebat. Seperti wakil presiden Republik Indonesia, KH. Ma’ruf Amin. Beliau merupakan tokoh nasional sekaligus lulusan Pondok Pesantren Tebu Ireng Jombang Jawa Timur.
Penulis akan membahas lebih detail dalam tulisan ini terkait dengan manfaat dan keutamaan mondok di pesantren. Sebelum jauh menjelaskan hal tersebut, penulis akan membahas secara runtut tentang pengertian pesantren, dasar dan tujuan pesantren, serta manfaat mondok di pesantren.
Pengertian Pondok Pesantren
Kata “Pondok” berasal dari bahasa Arab funduk yang berarti ruang tidur, hotel sederhana, dan “Pesantren” berasal dari kata “santri” dengan awalan pe dan akhiran an yang berarti tempat tinggal santri. Menurut istilah, Pesantren adalah lembaga pendidikan tradisional Islam, tempat para santri belajar agama Islam, baik itu ilmu nahwu, shorof, fiqih, tauhid, ataupun ilmu agama Islam lainnya dan menerapkan moralitas Islam sebagai pedoman.
Terdapat karakteristik yang dimiliki oleh pondok pesantren, seperti pola kepemimpinan yang mandiri dan tidak terkooptasi oleh negara, kitab-kitab rujukan yang dikaji berasal dari kitab klasik yang disebut kitab kuning. Menurut Imam Bawani, Pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran agama Islam, umumnya dengan cara nonklasikal.
Proses pengajaran yang ada di pondok pesantren dilakukan secara bandongan atau sistem waton, yaitu kyai membacakan, menerjemahkan, dan menerangkan isi kitab-kitab klasik, sedangkan santri menulis hal-hal yang penting. Model bandongan juga disebut dengan halaqah yang artinya lingkaran murid, sebab para santri secara berkelompok belajar di bawah bimbingan seorang guru. Adapun cara pembelajaran selain halaqah yaitu sorogan. Para santri membaca ulang kitab yang telah dipelajari di hadapan kiainya ataupun di hadapan para santri lainnya.
Adapun beberapa elemen yang memperlihatkan ciri-ciri pendidikan di pondok pesantren adalah:
- Kyai sebagai figur sentral, yaitu seorang yang memiliki ilmu agama yang tinggi dan bertugas membimbing dan mengajarkan ilmu agama kepada para santri.
- Masjid atau musala yang digunakan sebagai tempat beribadah umat Islam dan para santri sekaligus sebagai tempat pembelajaran.
- Santri, yaitu sebagai anak kecil yang menuntut ilmu agama kepada para kiainya.
- Asrama, sebagai tempat tinggal para santri untuk melepaskan lelah setelah seharian melakukan kegiatan.
- Kitab atau kitab klasik yang sebagai sumber pembelajaran para santri.
Dasar dan Tujuan Pondok Pesantren
Pondok pesantren didirikan atas dasar tafaqquh fid din, yaitu kepentingan umat Islam untuk memperdalam ilmu agama Islam. Dasar yang digunakan adalah Firman Allah dalam surah At-Taubah ayat 122 yang berbunyi:
وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُوْنَ لِيَنْفِرُوْا كَاۤفَّةًۗ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَاۤىِٕفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوْا فِى الدِّيْنِ وَلِيُنْذِرُوْا قَوْمَهُمْ اِذَا رَجَعُوْٓا اِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُوْنَ
Artinya: “Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi (tinggal bersama Rasulullah) untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya?”
Secara umum, tujuan pondok pesantren diklasifikasikan menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
I. Tujuan Umum Pondok Pesantren
Membina warga negara agar berkepribadian muslim yang sesuai dengan ajaran agama Islam dan menanamkan rasa keagamaan tersebut pada semua segi kehidupan, serta menjadikannya sebagai orang yang berguna bagi agama, masyarakat, dan negara.
II. Tujuan Khusus Pondok Pesantren
- Mendidik santri untuk menjadi seseorang yang bertakwa kepada Allah SWT.
- Mendidik santri untuk menjadi kader-kader dan mubaligh yang berjiwa ikhlas, tabah, dan tangguh.
- Mendidik santri agar memperoleh kepribadian dan semangat kebangsaan agar dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka ikut membantu pembangunan bangsa.
- Mendidik para santri agar menjadi tenaga-tenaga yang cakap dalam berbagai sektor pembangunan.
Manfaat Mondok di Pesantren
- Berjiwa sederhana. Di pondok pesantren para santri dibiasakan hidup sederhana, baik dalam memenuhi kebutuhan hidup maupun prasarana belajarnya, dan juga dari makanannya.
- Memiliki ilmu yang mendalam, baik, dan bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain.
- Menjadikan dirinya mandiri. Para santri tidak menggantungkan diri pada bantuan dari pihak lain, melainkan mampu untuk bangkit dengan kekuatannya sendiri.
- Berani tampil di masyarakat. Karena pondok pesantren merupakan miniatur kehidupan di masyarakat.
- Menjadikan diri berakhlak mulia. Karena selama di pondok akan selalu diingatkan untuk melakukan hal-hal yang baik, serta ditegur saat melakukan hal yang tidak baik.
- Untuk memperdalam ilmu-ilmu agama, karena kehidupan di pondok disetting untuk berorientasi pada pendidikan agama.
Dengan demikian, mondok tidak semerta-merta selalu untuk menjadi kiai atau guru, melainkan mondok mempunyai orientasi pada mendidik kepribadian yang berbasis ilmu agama. Sehingga, tidak menutup kemungkinan bahwa alumni pondok pesantren dapat menjadi pengusaha sukses.
Oleh: Muhammad Mifdhol Fatoni, Santri Mansajul Ulum.