Saat ini manusia seringkali mengutamakan egonya ketimbang perasaan orang lain, manusia seringkali melakukan berbagai cara agar bisa memenuhi kehidupannya baik secara halal ataupun tidak, dan hal ini banyak sekali terjadi dalam lingkungan kehidupan kita.
Dalam sistem organisasi, kita mengenal yang namanya pemimpin. Pemimpin adalah orang yang menjadi rujukan atau pedoman untuk menjadi contoh bagi kelompok yang dipimpinnya, hubungan antar manusia inilah yang harus dijaga keharmonisannya.
Adapun prinsip-prinsip Islam yang harus dijaga dan dilakukan dengan semestinya agar tercipta masyarakat yang harmonis dan beradab meliputi: amanat, keadilan, dan Amar ma’ruf nahi mungkar.
Amanat
Amanat merupakan suatu tanggung jawab yang wajib dijaga dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, karena pada dasarnya orang mendapat amanat dari orang lain adalah karena orang tersebut dapat dipercaya bahwa hal yang kita titipkan dijaga olehnya. Orang yang mampu melaksanakan amanat biasa disebut sebagai al-Amin.
Menurut tafsiran Rasyid Ridho dalam surah Al-Baqarah ayat 283, menegaskan bahwa amanat tidak hanya berkaitan dengan perdagangan saja, tetapi juga mencakup tugas yang diberikan. Apabila orang telah mendapat amanat berupa tugas dia harus menyelesaikan dengan sebaik-baiknya.
Dari hadis Abu Hurairah Rasulullah SAW bersabda:
فَإِذَا ضُيِّعَتْ الْأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا قَالَ إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ
Artinya: “Apabila amanah sudah hilang, maka tunggulah terjadinya kiamat”. Orang itu (Arab Badui) bertanya, “Bagaimana hilangnya amanat itu?” Nabi saw menjawab, “Apabila suatu urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah terjadinya kiamat.” (HR. Al-Bukhari).
Menurut Muhammad Abduh amanat dibagi menjadi tiga, yaitu amanat hamba kepada Allah, amanat hamba dengan sesama, amanat hamba dengan dirinya sendiri.
Adil
Seorang pemimpin harus bisa menegakkan keadilan bagi seluruh rakyatnya agar mereka bisa mendapat hak-hak setelah melakukan kewajibannya. Seorang pemimpin yang adil dapat dikatakan pemimpin yang bisa memberikan ketetapan yang maslahah bagi masyarakatnya.
Ar-Razi mengutip dari As-Syafi: Pemimpin atau hakim harus memperlakukan dua orang yang berkaitan dengan perlakuan yang sama, tidak mencondongkan hatinya di antara dua orang. Dalam menegakkan keadilan dapat dikenali dengan dua unsur, yaitu:
1. Memahami argumentasi kedua pihak yang bersangkutan.
2. Jujur dan bersih tidak memihak salah satu dari kedua belah pihak.
Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Seorang pemimpin harus bisa menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar. Sebagaimana yang telah diperintahkan langsung oleh Allah agar masyarakat dapat memahami bahwa mereka memiliki tugas melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan. Dalam surah Ali Imran Allah SWT berfirman:
وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104)
Dari keterangan di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa pemimpin harus bisa menjaga dan rakyatnya agar bisa terhindar dari perbuatan-perbuatan munkar yang ada. Kita sebagai manusia sebaiknya kita bisa memilih pemimpin-pemimpin yang dapat dijadikan sebagai suri tauladan kita karena pemimpin yang baik merupakan cerminan dari masyarakatnya. Wallahu ‘alam.
Oleh: Rosyid Syahputra, Santri Mansajul Ulum.