Menu

Mode Gelap

Opini Santri · 2 Des 2025 14:12 WIB ·

Begadang: Antara Risiko dan ‎Keutamaan


 Begadang: Antara Risiko dan ‎Keutamaan Perbesar

Malam hari adalah waktu yang ideal bagi para penuntut ilmu untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang mendukung proses pembelajaran. Hal ini dikarenakan pada malam hari mempunyai suasana yang kondusif dan tenang. Sehingga mendukung pencari ilmu untuk lebih fokus dan konsentrasi dalam memahami pelajaran. Akan tetapi, banyak orang yang belum  memaksimalkan waktu tersebut dengan kegiatan yang bermanfaat. Justru malam hari digunakan untuk bermain game dan scrolling konten-konten murahan di media sosial.  Bagi seseorang yang sedang dalam proses tholabul ilmi (mencari ilmu), biasanya mereka begadang untuk muthola’ah (mengulang materi yang telah disampaikan oleh guru). Hal ini dilakukan sebagai upaya dalam ‎mencari ilmu. Dijelaskan oleh Alodokter bahwa begadang mempunyai dampak kesehatan bagi tubuh. Di sisi lain, di dalam kitab Ta’limul Muta’alim ditekankan bahwa melek di malam hari (Qiyamul lail) mempunyai banyak keutamaan. Tulisan ini akan membahas terkait kedua hal tersebut..

Efek Begadang bagi Kesehatan

Begadang di dalam dunia kesehatan dipandang sebagai ‎kebiasaan yang memiliki dampak serius bagi tubuh. Hal ini dikarenakan malam hari adalah waktu untuk istirahat bagi tubuh. Selain menyebabkan kantuk dan kelelahan, kurang ‎tidur juga berpotensi meningkatkan risiko penyakit, seperti ‎diabetes, obesitas, tekanan darah tinggi, dan ‎penyakit  jantung. Dilansir dari New York Times, sebuah studi menunjukkan bahwa kurang tidur di masa muda dapat meningkatkan risiko Demensia (penurunan fungsi otak) ketika seseorang mencapai usia 70-an.

Jika begadang dilakukan secara terus menerus akan ‎tampak buruk bagi kesehatan di antaranya; ‎gangguan fungsi otak, penurunan sistem imun, ‎risiko penyakit kronis dan masih banyak lainnya. ‎Hal ini jika menjadi kebiasaan seorang tholibul ilmi ‎akan mengganggu dalam mencari ilmu. Sehingga, kesehatan ‎juga harus diperhatikan agar badan kita tetap dalam kondisi fit saat ‎mencari ilmu dan mudah untuk ‎berkonsentrasi dengan baik.‎

Begadang dalam Ta’limul ‎Muta’allim

Pada hakikatnya begadang dipandang sebagai ‎kebiasaan yang tidak baik, baik dari  kesehatan dan ‎agama. Walaupun demikian, kitab Ta’limul Muta’allim menekankan bahwa melek di waktu malam mempunyai ‎banyak manfaat. Di antaranya adalah meluangkan ‎waktu untuk ber muthola’ah karena malam hari ‎adalah waktu kondusif dan produktif untuk ‎mereview materi-materi yang telah diajarkan. Di sisi lain, suasana yang tenang menjadikan ‎untuk memahami pelajaran dengan lebih ‎mendalam.‎ Hal  demikian menjadi pelampiasan seorang santri ‎dalam bersungguh-sungguh untuk mencari ilmu, ‎terutama yang mempunyai tanggungan hafalan, ‎juga menjadikan mutholaah di malam hari sebagai ‎waktu menghafal dengan kondusif disertai suasana ‎yang tenang menjadikan para santri lebih ‎mendalam pada saat memahami pelajaran. ‎

Dalam konteks ini juga bisa dikaitkan dengan ‎qiyamul lail (beribadah di malam hari), dengan ‎menggali keutamaan sepertiga malam terakhirnya. Sepertiga malam terakhir diyakini sebagai ‎malam turunnya para malaikat dan terbukanya ‎pintu-pintu rahmat. Sehingga waktu ini sangat baik digunakan untuk berdoa dan beribadah seperti salat tahajud, salat witir, dan salat sunnah lainnya.‎

Kita sebagai santri menjadikan malam sebagai ‎sarana untuk meraih apa yang ‎diinginkan dan juga untuk meraih cita-cita di masa depan dengan cara, ber muthola’ah di malam hari dan dengan qiyamul lail. Dengan demikian, mutholaah di malam hari harus ‎diselingi dengan mengatur waktu  untuk menjaga ‎kesehatan kita dalam mencari ilmu, karena dalam ‎mencari ilmu kita harus memperhatikan kesehatan ‎kita, alasannya, tubuh kita akan lebih terjaga dan ‎dapat mudah memahami  pelajaran serta ‎berkonsentrasi  dalam mencari ilmu.‎

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa melek di malam hari atau begadang mempunyai dampak negatif bagi kesehatan. Di sisi lain, begadang untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang positif seperti muthola’ah mempunyai banyak keutamaan. Oleh sebab itu, sebagai santri, kita harus bijaksana dalam mengelola waktu, di satu sisi kita harus memaksimalkan malam hari untuk kegiatan yang baik. Di sisi lain, kita juga harus memberikan kesempatan yang cukup kepada badan kita untuk beristirahat. Wallahu A’lam.

Oleh: Abdullah Najih, Santri Mansajul Ulum.

 

Tulis Komentar
Artikel ini telah dibaca 38 kali

Baca Lainnya

Hukum Membasuh Jambang Saat Wudu

25 November 2025 - 14:03 WIB

Pesantren dan Tantangan Modernitas

18 November 2025 - 17:29 WIB

Hak dan Kewajiban: Dua Sisi Mata Uang untuk Keadilan Sosial

11 November 2025 - 13:43 WIB

AI dalam Pendidikan Indonesia: Sebuah Tools Development atau Alat Manipulasi?

4 November 2025 - 13:51 WIB

Melewati Zaman, Menjaga Iman: Menyelaraskan Dunia dan Akhirat

28 Oktober 2025 - 13:00 WIB

TRANS7: Kecerobohan Jurnalistik yang Melukai Santri

14 Oktober 2025 - 18:20 WIB

Trending di Opini Santri