Menu

Mode Gelap

Cerpen · 21 Feb 2025 12:47 WIB ·

24 Hours


 Sumber: id.pinterest.com. Perbesar

Sumber: id.pinterest.com.

Ruangan itu nampak ramai dengan wajah-wajah serius para jenius. Sesekali, salah satu dari mereka menyibak rambut klimisnya dengan frustasi atau membenarkan letak kacamata yang bertengger di hidung sebelum kembali tenggelam dengan tablet tipis di tangannya.

“Kali ini, kita akan meminta bantuan para vigilante. Salah satunya dengan code play Aurora yang sudah kuundang malam ini. Mungkin beberapa menit lagi ia akan datang.” ucap Tuan Fernando selaku leader di pertemuan kali ini.

Tepat satu menit setelah Tuan Fernando menyelesaikan ucapannya, seorang wanita berpakaian serba hitam dengan gerakannya yang efektif masuk ke dalam ruangan.

”Suatu kehormatan bagi saya untuk duduk di salah satu kursi ruang sidang SCC.“ Aurora langsung duduk di kursi yang telah disediakan untuknya. Kursi itu memang bukan kursi sembarangan. Tidak semua orang dapat duduk di ruang konferensi tertutup tingkat tinggi SCC -Save Criminal in Case- salah satu Agen penumpas kriminal dunia yang telah didirikan sejak satu abad lalu. Dan Aurora, seorang wanita pemimpin para Vigilante turut duduk di kursi ruangan tersebut.

“Pihak dalam divisi informasi telah mengirimkan sinyal merah, artinya dangerous. Karna ini berkaitan dengan keberlangsungan peradaban manusia di masa yang akan datang.” jelas Tuan Fernando, semua mengangguk khidmat.

Lalu, sebuah gambar laki-laki paruh baya dengan setelan ala Mexico dan mata kanannya yang tertutup tiba-tiba muncul secara 2D disusul miniatur laboratorium apung di tengah-tengah meja rapat. Ia menarik perhatian seluruh anggota sidang yang semula sibuk mencatat di tablet tipis milik masing-masing.

“Proyek laboratorium apung milik Sir Colmes memiliki ketentuan khusus. Masalahnya adalah proyek apa yang diciptakan di laboratorium itu. Kalian tahu apa yang mereka ciptakan? Sebuah prototipe super kecil yang diciptakan dari jutaan kode genetik sejak zaman pra-aksara sampai era artificial intelegent.

“Seberbahaya apa prototipe itu, Tuan? Bukankah Neo Cantaras memiliki Electronic Intelegent Efectif yang membuat tidak sembarang server bisa masuk?” tanya Aurora. Tuan Fernando tersenyum penuh makna. Ini yang ia tunggu-tunggu.

“Prototipe itu… Prototipe yang sangat berbahaya bagi keberlangsungan manusia selanjutnya. Itu prototipe penyelaras genetik yang bekerja melalui salah satu pokok kehidupan. Dan Sir Colmes, menggunakan air sebagai media utama penggunaan prototipe itu. Maka dari itu, Electronic Intelegent Efectif tidak akan berguna di sini. Bahkan di sini, ilmuwan kimia terkemuka pun tidak akan bisa mendeteksi satuan zat kimia yang terkandung karna prototipe itu bukanlah sebuah zat dan ia akan berubah kasat mata, transparan. Seperti tidak pernah ada.” Tuan Fernando menghembuskan nafasnya gusar. Ia cemas begitu pula dengan dua puluh orang lainnya.

“Prototipe itu bekerja secara perlahan mengubah bentuk fisik, standar kriteria tubuh dan menyamaratakan genetik manusia. Artinya jika misi ini berhasil, kita akan serupa.” Aurora dan Jack meringis tipis. Membayangkan apa yang diucapkan Tuan Fernando.

“Bagiku, perbedaan adalah sesuatu yang perlu dijaga. Bukankah begitu?” Tanya Tuan Fernando. Semua anggota rapat mengangguk setuju.

“Jadi, mari kita musnahkan prototipe sialan itu, tepat pada jam tiga pagi ini.” Semua sudah final. Bagaimanapun perbedaan adalah sesuatu yang harus diterima dan dimanfaatkan sebaik mungkin bukan malah dihilangkan.

***

Helikopter dengan tipe terbaru sekaligus termahal itu, mulai mendarat dengan jarak 1 km dari titik koordinat yang telah ditentukan. Di titik itu pula, sudah terdapat dua puluh motor terbang  tanpa suara dengan kekuatan turbo terbaru.

“Test..test, Vernold 1 sudah di titik koordinat?” Suara berisik mulai mengisi pendengaran Jack.

Vernold 1 ready.” jawabnya pendek. Lalu Ia menambah kecepatan dan mulai berbelok. Ia sudah sampai di titik persis koordinat serang pada bagian belakang gedung laboratorium apung yang mengambang 2 meter di atas tanah. Di sana, yang lain telah menunggu.

“Vernold 2 sudah ready di titik kedua. Mereka akan meng-handle sistem keamanan pusat gedung ini. Kita akan langsung menembus ruang pusat tempat di mana prototipe itu disimpan, dan ruang kendali tempat Sir Colmes melakukan proyek.” Aurora langsung menjelaskan deskripsi singkat tentang alur serang mereka. Semua mengangguk setuju.

Tapi puncaknya bukan di prototipe super kecil itu, tapi Sir Colmes sendiri. Maka tahap pertama adalah berbicara baik-baik sebelum penyerbuan. Maka yang mereka lakukan setelah memasuki ruangan adalah…

“Sir Colmes, menyerahlah baik-baik sebelum kami merusak proyek sialanmu ini.” Jack mendesis pelan. Tepat tiga langkah di depannya, Sir Colmes duduk  membelakangi di atas kursi mengambang sambil memainkan topi  koboinya. Di balik sana, ia menyeringai buas.

“Enak saja!” Sir Colmes memutar tubuhnya pelan.

“Dasar Bodoh! Kalian berdiri tepat di marmer pembasmi. Beberapa detik lagi kalian akan tersiksa dengan sengatan listrik” Hanya itu kata Sir Colmes. Ia rupanya lebih memilih untuk berperang. Jack, Aurora dan dua orang lain terperangah. Tidak menyangka bila Sir Colmes menyiapkan siasat selicik itu.

Aurora menatap seluruh ruangan dengan cermat. Ia tidak bisa diam saja atau mereka akan benar-benar kalah telak hanya karena sebuah setruman tak berwujud. Dengan gesit ia melompat jauh ke atas sofa, kepalanya terangkat, pistol udara di tangannya teracung, matanya buas mengancam. Maka dalam hitungan detik terjadilah perkelahian masal antara Vigilante tersebut dengan Sir Colmes. Jack dan yang lainnya juga mulai memulihkan tenaga, sehingga bisa membantu Aurora.

Delapan menit kemudian, Sir Colmes telah berhasil diringkus oleh mereka.

“Menyerahlah, Sir, kami akan menghormatimu dengan penemuanmu” ucap Jack. Tapi Sir Colmes malah tertawa, tak menghiraukan ucapan Jack.

“Tunggu sampai permainan benar-benar dimulai. Dalam hitungan mundur 1 menit dari sekarang, perbedaan akan binasa.” Lanjutnya membuat Aurora dan lainnya termenung. Mereka berharap cemas dengan kehadiran tim mereka membawa Prototipe Penyelaras Genetik.

Tiba-tiba, alarm keamanan berbunyi. Menandakan telah terjadi sesuatu.

Sir Colmes tertawa. “Sebentar lagi…hahaha, sebentar lagi kita akan serupa.” ucapnya di sela-sela tawa yang langsung disambut oleh bogem mentah dari Jack.

Tiga

Dua

Satu.

“Selamat Tinggal,” bisik Aurora dalam hati.

“KITA MENEMUKAN PROTOTIPENYAAA!!” Seruan dari Tuan Fernando membuat mereka bernafas lega. Sir Colmes lupa satu hal. Bahwa bel keamanan tadi bukan hanya menandakan penggunaan Prototipe itu saja. Melainkan pada dasarnya, alarm berbunyi karena prototipe itu telah diambil dari kapsulnya.

Sir Colmes berteriak marah. Ia gagal lagi.

“Sir, aku tau apa alasanmu melakukan ini. Tapi izinkan aku bicara sebagai keluargamu, keponakanmu. Aku hanya ingin engkau mengingat ini, Paman…” Nada suara Jack melembut. Ia mengubah posisinya yang semula mengunci Sir Colmes.

“Perbedaan bukan hanya perihal banyak jenis, Paman, tapi juga diri sendiri. Kita terima semua yang ada di dalam diri kita. Peluk diri seerat mungkin. Buat ia berharga dengan perbedaan yang Paman miliki. Karna pada hakikatnya, perbedaan tidak pernah menjadi suatu masalah, melainkan cara kita dalam menyikapinya. Renungkan baik-baik kesalahanmu, Paman, selamat tinggal.” Terusnya, sebelum pada akhirnya ia menyuruh anggota lain untuk memborgol Sir Colmes dan membawanya ke markas untuk diadili.

Karya: I’anatul Fujaah, alumni Mansajul Ulum 2024.

Tulis Komentar
Artikel ini telah dibaca 32 kali

Baca Lainnya

Lima Butir Jagung

21 Maret 2025 - 11:38 WIB

Air Mata Annisa

24 Januari 2025 - 09:25 WIB

cinta

Air Mata Annisa

27 Desember 2024 - 11:34 WIB

cinta

Sabar dan Tawakkal Adalah Kuncinya

29 November 2024 - 09:32 WIB

Doa Ilmu

1 November 2024 - 10:29 WIB

Jalan Kematian Sang Resi

4 Oktober 2024 - 11:42 WIB

Trending di Cerpen