Bertanya Adalah Separo dari Ilmu

KOLOM JUM’AT LXXI
Jum’at, 3 Maret 2023

Ada pepatah yang mengatakan bahwa “Malu Bertanya Sesat di Jalan”. Konsep seperti ini sebenarnya berlaku untuk semua hal yang kita hadapi di dunia. Apalagi dalam hal belajar atau menuntut ilmu, maka bertanya kepada guru adalah hal wajib dan termasuk dari adab mencari ilmu yang harus kita lakukan. Sebagai seorang murid ketika merasa ngganjel atau menemukan hal yang tidak kita fahami dalam proses mencari ilmu kita harus berani bertanya kepada guru. Dalam Alqur’an diisyaratkan bahwa bertanya adalah hal yang dianjurkan bagi murid yang tidak mengetahui/tidak faham saat mencari ilmu.

Allah SWT berfirman dalam surat al-Nahl ayat 43:

فاسألوا اهل الذكر إن كنتم لا تعلمون

Atinya: “Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kalian tidak mengetahui.”

Akan tetapi dalam hal bertanya, tentunya ada adab dan tata cara yang harus diperhatikan. Berikut adalah adab dan tata cara bertanya kepada guru, yaitu:

1. Pertanyaan hendaknya disampaikan dengan lemah lembut. Sikap lemah lembut ini bisa kita lakukan dengan cara yang sesuai etika budaya yang berlaku. Misalnya, sebelum bertanya kita awali dengan kata maaf, ngapunten, nyuwun sewu, bagi orang Jawa.
2. Penanya hendaknya menggunakan bahasa yang santun, menyejukkan, atau kata-kata yang tidak menyinggung serta tidak menimbulkan marahnya seorang guru.
3. Pertanyaan harus sesuai dengan konteks pembahasan yang sedang berlangsung, kecuali jika ada kebutuhan mendesak, atau sang guru memberi kesempatan untuk bertanya hal lain di luar pembahasan.
4. Penanya tidak boleh memaksa guru untuk menjawabnya. Apabila sang guru diam atau tidak menjawab terkait perkara apa yang kita tanyakan, maka jangan mengulangi pertanyaan tersebut. Karena hal itu bisa menyinggung guru.
5. Tidak menegur seketika apabila ada kesalahan dari apa yang disampaikan guru. Karena terkadang kesalahan itu dilakukan oleh guru secara tidak sengaja. Saat guru menyadari kesalahannya, biasanya beliau akan segera mengoreksi sendiri. Atau terkadang sengaja melakukan kesalahan tersebut untuk menguji ketelitian murid-muridnya. Karena itu sebaiknya tunggu sampai beliau selesai menjelaskan terlebih dahulu.

Penting untuk kita perhatikan pula bahwa orang yang gengsi atau malu bertanya atau orang yang sombong dan enggan bertanya, justru mengakibatkan tertutupnya pintu ilmu. Maka dari itu sebagai pencari ilmu, kita perlu membiasakan diri untuk berani bertanya apapun yang belum kita ketahui, kurang kita fahami, atau hal-hal yang mengganjal dalam hati. Yang penting saat bertanya terkait ilmu yang kita pelajari tersebut tetap disertai adab bertanya sebagaimana di atas.

Sayyidatina Aisyah pernah mengatakan dengan penuh rasa bangga ketika melihat perempuan-perempuan dari sahabat Anshar:

رحم الله نساء الانصار لم يكن الحياء يمنعهن في الدين

Artinya: “Semoga Allah memuliakan para perempuan Anshar yang rasa malunya tidak menghalangi mereka dalam mempelajari agama.”

Pernyataan Sayyidah Aisyah di atas dapat kita fahami bahwa dalam mencari ilmu dibutuhkan keberanian untuk “BERTANYA”. Karena pertanyaan adalah separo dari ilmu itu sendiri. Maka bertanya adalah hal yang harus dilakukan jika kita ingin mendapatkan ilmu yang mendalam.

Salah satu hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Ummu Salamah menceritakan tentang keberaniannya untuk bertanya kepada Rasulullah. Karena ia meyakini bahwa kebenaran harus diungkap.