Masa remaja pada perempuan adalah masa di mana mereka mencari jati diri. Di masa ini, perempuan cenderung labil dan mudah terbawa arus negatif. Salah satunya dalam masalah penampilan. Pada kenyataannya, penampilan seseorang akan menjadi objek yang dinilai pertama kali oleh orang lain. Maka dari itu, seseorang, khususnya perempuan akan berusaha untuk terlihat menarik di mata orang lain. Menarik menurut standar masyarakat adalah perempuan yang cantik, berkulit putih, berbadan tinggi, dan langsing. Apabila tidak sesuai standar tersebut, maka seseorang tidak dianggap cantik. Dari sinilah, para perempuan melakukan berbagai cara agar terlihat “menarik”, seperti menggunakan produk-produk kecantikan, melakukan diet ekstrim, bahkan sampai melakukan operasi di bagian tubuh tertentu. Padahal, hal-hal ini menyakitkan bagi perempuan.
Sebenarnya, untuk menjadi “cantik” perempuan tidak perlu melakukan hal-hal di atas. Semua itu hanya kecantikan yang dapat dilihat dari luar dan akan berubah dengan bertambahnya usia seseorang. Kecantikan yang sesungguhnya adalah cantik yang terpancar dari dalam diri seseorang. Atau bisa disebut inner beauty; kecantikan yang terpancar atau berasal dari batin diri seseorang. Sekalipun mata adalah indra yang paling sering dipercaya untuk melakukan penilaian terhadap kadar kecantikan suatu objek, tetapi dalam hal ini, indra ini kurang memadai.
Kita akan mengeksplorasi kecantikan yang lain, yaitu kecantikan yang dilihat oleh seluruh indra kita. Bukan kecantikan yang only skin day. Inner beauty ini mungkin kurang menonjol secara visual, tetapi akan selalu tampak mengesankan dan menyejukan mata bagi mereka yang melihatnya. Perlu kita sadari, bahwa mengandalkan “cantik” saja di era serba instan ini tidak cukup. Tidak cukup menarik secara fisik, tetapi juga harus menarik karena kecerdasan, keterampilan, good attitude, dan kepribadian yang baik.
Berpendidikan Tinggi
Merawat diri secara dzohir adalah sebuah kewajaran. Tetapi harus tetap diimbangi dengan meng-upgrade inner beauty kita. Salah satunya adalah dengan belajar. Menjadi perempuan yang berpendidikan tinggi. Karena ilmu yang kita miliki akan menghiasi dan mengontrol semua tindakan kita. Terlebih di zaman modern seperti saat ini, Artificial Intelegence (AI) semakin menguasai peradaban manusia. Jika kita tidak mempunyai ilmu, kita akan kesulitan menghadapi berbagai macam informasi negatif dan hoaks yang tersebar di dunia maya.
Perempuan yang berpendidikan tidak akan mudah tertipu dan terbawa pengaruh negatif. Mereka akan menggunakan media sosial dengan bijak dan benar. Tidak hanya digunakan untuk mencari produk skincare, berburu fashion busana terbaru, dan hal tidak penting lainnya. Tetapi, perempuan yang berpendidikan akan menggunakan media sosial untuk memperluas dan menambah wawasan mereka terhadap dunia luar. Di sisi lain, dikatakan bahwa,
طَلَبُ الْعِلِم فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya: “Menuntut ilmu diwajibkan atas semua orang muslim.”
Allah juga telah menjanjikan kepada orang-orang yang berpendidikan melalu firmannya,
يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ
Artinya: “Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah akan mengangkat orang yang berpendidikan tidak hanya satu derajat, tetapi sampai beberapa derajat.”
Perempuan yang berpendidikan akan dilirik, dicari, dan dibutuhkan banyak orang karena keilmuannya. Mereka akan dimuliakan tidak hanya di dunia melainkan juga di akhirat. Keilmuan ini akan abadi, tidak berkurang, dan mungkin akan selalu bertambah di setiap bertambahnya usia.
Attitude yang Baik
Dikatakan bahwa:
اللْأَدَبُ فَوْقَ الْعِلْمِ
Artinya: “Adab lebih tinggi daripada ilmu.”
Pepatah Arab tersebut menekankan bahwa attitude atau adab merupakan suatu hal yang lebih utama daripada ilmu. Hal ini bermakna bahwa ilmu tidak akan berarti, jika attitude yang kita miliki masih buruk. Orang yang memiliki ilmu akan lebih bisa menguasai dan mengontrol dirinya. Sehingga akan membentuk kepribadian yang baik dan terkontrol.
Terdapat sebuah kisah inspiratif dari seorang model Afrika bernama Khoudia Diop yang berasal dari ras kulit hitam. Ia menjuluki dirinya sendiri sebagai melanin goddes karena memiliki kulit yang sangat hitam. Ia berhasil mematahkan standar cantik tidaknya dengan sekedar rupa. Tetapi cantik dengan pemikiran yang cerdas, berwawasan luas, percaya diri, attitude serta kepribadian yang baik. Itulah cantik yang sebenarnya. Ia menjadi perempuan yang menginspirasi perempuan lain di luar sana. Mereka kagum dengan pesona inner beauty yang dimilikinya.
Mempunyai wajah yang rupawan, berwawasan luas, serta attitude yang baik merupakan sebuah daya tarik mahal. Dipuji karena kecantikan paras memang menyenangkan. Tetapi, dipuji karena kecerdasan, wawasan luas, serta attitude yang baik bukankah lebih menyenangkan?
Oleh: Lathifah Umi Fadilah, Santri Masajul Ulum.