Bulan Ramadhan ialah bulan yang istimewa bagi seorang muslim. Pada bulan tersebut, muslimin yang sudah memenuhi syarat wajib puasa dikenakan kewajiban untuk berpuasa selama 1 bulan dengan adanya rukyatul hilal. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an yang artinya “Barangsiapa di antara kalian yang melihat bulan maka berpuasalah.”Adapun syarat seseorang diwajibkan berpuasa apabila ia beragama Islam, baligh, berakal, serta mampu untuk berpuasa.
Dari adanya perintah di atas, kita sebagai seorang muslim akan menunaikan rukun Islam yang ke-4, yaitu puasa. Pada tulisan ini, penulis akan mejelaskan terkait dengan definisi puasa, hal-hal yang membatalkan puasa dan esensi dari ibadah tersebut.
Puasa secara lughotan (bahasa) bermakna imsak (menahan sesuatu). Sedangkan dari syar’an (istilah) adalah menahan diri dari mengkonsumsi makanan, minuman, dan hal-hal yang membatalkan puasa dimulai dari terbitnya fajar (subuh) hingga terbenamnya matahari (maghrib) dengan niat karena Allah. Sebagaimana dijelaskan oleh Syeikh Ibnu Qosim Al-Ghozi dalam kitab Fathul Qorib
الصِّيَامُ وَالصَّوْمُ مَصْدَرَانِ مَعْنَاهُمَا لُغَةً الْإِمْسَاكُ، وَشَرْعاً إِمْسَاكٌ عَنْ مُفَطِّرٍ بِنِيَّةٍ مَخْصُوْصَةٍ جَمِيْعَ نَهَارٍ
Artinya: “Kata “Shiam” dan “Shoum” merupakan mashdar, keduanya secara bahasa bermakna imsak (menahan). Sedangkan secara istilah adalah menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sepanjang hari dengan niat tertentu.”
Adapun rukun-rukun puasa sebagaimana dijelaskan dalam kitab Fathul Qorib adalah pertama, Niat pada malam hari. Niat merupakan hal yang utama dalam setiap ibadah. Begitupula dalam puasa, seseorang sebelum melakukan ibadah puasa baik puasa sunnah atau puasa wajib, diwajibkan untuk melakukan niat. Menurut mayoritas ulama, niat puasa wajib seperti halnya puasa Ramadhan, wajib dilakukan pada malam hari sebelum fajar terbit. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Hafshah bahwa Rasulullah bersabda: “Barangsiapa tidak berniat puasa sebelum fajar terbit, puasanya tidak sah.”
Kedua, Menjaga diri dari mengkonsumsi makanan dan minuman. Seperti yang telah dijelaskan dalam definisi puasa, maka seseorang ketika sedang melakukan puasa wajib untuk menahan diri dari mengkonsumsi makanan dan minuman. Ketiga, Menjaga diri dari jima’ (bersetubuh) di siang hari bulan Ramadhan. Keempat, Menjaga diri dari muntah dengan sengaja.
Di sisi lain, dengan melakukan puasa Ramadan terdapat beberapa hal positif, baik bagi karakter, kesehatan dan sosial. Adapun dampak positif untuk karakter pribadi adalah menumbuhkan rasa kemandirian. Karena ia diharuskan untuk menahan diri dari makan, minum, dan kegiatan lain yang dapat membatalkan puasa dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
Selain itu, dengan berpuasa kita akan memberikan kesempatan istirahat kepada sistem pencernaan. Hal ini dikarenakan sistem pencernaan kita juga seperti halnya mesin, apabila bekerja terus menerus tanpa henti dalam waktu yang lama, maka ia akan rusak. Melansir siloamhospitals, terdapat banyak manfaat puasa bagi kesehatan, seperti menurunkan berat badan, menjaga kesehatan jantung, meningkatkan metabolisme tubuh, meningkatkan fungsi otak, mengaktifkan detoksifikasi, menjaga Kesehatan kulit, mengurangi resiko diabetes, hingga membantu menjaga kesehatan mental.
Selain menjalankan ibadah puasa dengan penuh rasa syukur dan taqwa, puasa Ramadhan juga mengajarkan tentang kepedulian sosial, disiplin diri, dan kekuatan fisik. Demikian ulasan terkait dengan esensi dari puasa Ramadhan. Wallahu a’lam.
Penulis: Fika Nurun Tajalla, Santri Mansajul Ulum