Menu

Mode Gelap

Opini Santri · 14 Mei 2024 09:12 WIB ·

Ilmu Agama Sebagai Bekal Kehidupan di Dunia


 Sumber: id.pinterest.com Perbesar

Sumber: id.pinterest.com

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ

Artinya: “Barangsiapa yang dikehendaki Allah kebaikan padanya, maka Allah akan memberikan pemahaman di hatinya terhadap agama.”

Lantas, bagaimana jika seseorang tidak tahu? Apakah dia dikehendaki kebaikan atau sebaliknya? Bukankah hanya Allah yang Maha Mengetahui segala sesuatu? Atau apakah kita hanya bisa pasrah sebagai seorang hamba-Nya?

Tentunya sebagai manusia kita telah ditentukan takdirnya masing-masing oleh Allah di laukhil mahfudz. Akan tetapi, meskipun Allah memaksa hamba-Nya untuk mengikuti takdir-Nya, Allah juga memberikan sedikit kelonggaran bagi hamba-Nya berupa kasb-lil abd, hal ini diterangkan di dalam kitab Jauharatut Tauhid

وَعِنْدَنَا لِلْعَبْدِ كَسْبٌ كُلِّفَ   بِهِ وَلَكِنْ لَمْ يُؤَثِّرْ فَاعْرِفَا

فَلَيْسَ مَجْبُوْرًا وَلَا اخْتِيَارَا  وَلَيْسَ كُلًّا يَفْعَلُ اخْتِيَارَا

Artinya: “Kita masih bisa memilih mana jalan yang akan kita pakai, di mana kita pasti akan bertemu banyak persimpangan antara jalan kebaikan atau buruk, dari jalan yang kita pilih nantilah kita akan menjalani kehidupan kita dan hasil akhirnya kita pasrahkan kepada Allah (Tawakal).” 

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentunya dituntut oleh Allah untuk membekali diri melalui firman-Nya:

 وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ وَاتَّقُوْنِ يٰٓاُولِى الْاَلْبَابِ

Artinya: “Berbekallah karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat.”

Pada ayat tersebut kita dituntut untuk mencari bekal ketakwaan. Karena dengan ketakwaan seseorang akan selamat dunia sampai akhirat. Lalu, apa yang dimaksud dengan takwa kepada Allah?

امْتِثَالُ أَوَامِرِ اللهِ وَاجْتِنَابُ نَوَاهِيْهِ سِرًّا وَعَلَانِيَّةً ظَاهِرًا وَبَاطِنًا

Artinya: “Melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya baik dalam keadaan sepi maupun ramai, lahir dan batin.”

Dalil di atas menejelaskan bahwa yang dimaksud dengas takwa adalah melakukan semua hal yang diperintahkan oleh Alllah SWT serta menjauhi semua hal-hal yang dilarang olehnya. Akan tetapi, kita dapat melakukan hal tersebut apabila kita mempunyai ilmu. Karena kita mungkin mengetahui suatu hal merupakan sebuah perintah atau larangan kecuali dengan ilmu. Dengan demikian, ilmu merupakan modal awal sekaligus bekal kita untuk menjalani kehidupan di dunia.

Dijelaskan dalam sebuah hadits yang berbunyi

إنَّ قَلِيْلَ الْعَمَلِ يَنْفَعُ مِنَ الْعِلْمِ باِللهِ وإنَّ كَثِيْرَ الْعَمَلِ لَا يَنْفَعُ مَعَ الْجَهْلِ باِللهِ

Artinya: “Sesungguhnya amal yang berdasarkan ilmu walaupun sedikit (amalnya) akan memberi manfaat. Begitupula sebaliknya, banyaknya amal secara kuantitas akan tetapi tidak dibarengi dengan ilmu, maka akan memberi manfaat pada pelaku amal tersebut.”

Berdasarkan hadits ini, ilmu merupakan hal yang sangat berharga. Karena ilmu merupakan wasilah untuk menuju ketakwaan. Oleh karena itu, dijelaskan dalam dalam sebuah hadits yang artinya “Menuntut ilmu wajib bagi setiap umat Islam laki-laki maupun perempuan.” Lantas ilmu apa saja yang harus kita kusasi?

Syekh Az Zarnuji dalam kitab Ta’limul Muta’allim mengatakan bahwa ilmu pengetahuan yang wajib kita cari adalah ilmu hal, yaitu ilmu yang kita butuhkan sesuai dengan tuntutan keadaan seseorang. Seperti ilmu tentang shalat, ilmu tersebut harus diketahui oleh setiap orang Islam, karena setiap hari ia melakukan ibadah shalat. Di sisi lain, Allah sangat menghargai ilmu pengetahuan dan ahlul ilmi. Allah meninggikan derajat mereka yang berilmu

يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ ۚ

Artinya: “Niscaya Allah akan mengangkat(derajat)orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat”

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa ilmu agama merupakan bekal utama dalam kehidupan di dunia guna menggapai kebahagiaan di akhirat. Karena ilmu merupakan wasilah untuk menuju sebuah ketakwaan. Wallahu ‘alam.

Oleh: Muhammad Izza ‘Ajib Sulthoniy, Santri Mansajul Ulum.

Tulis Komentar
Artikel ini telah dibaca 109 kali

Baca Lainnya

Pentingnya Nilai Moral dalam Pendidikan

17 September 2024 - 19:46 WIB

Cantik dari Dalam atau Cantik dari Luar?

10 September 2024 - 19:03 WIB

Peran Negara Lain dalam Kemerdekaan Indonesia di Kancah Internasional

3 September 2024 - 10:47 WIB

Gotong Royong dalam Perspektif Islam

27 Agustus 2024 - 11:19 WIB

Pondok Pesantren: Konsep, Sejarah dan Urgensinya

20 Agustus 2024 - 16:51 WIB

Jangan Berteman dengan Rokok!

13 Agustus 2024 - 08:49 WIB

Trending di Opini Santri