Komunikasi Oke, Koneksi Oye!
Komunikasi merupakan proses penyampaian seseorang kepada orang lain mengenai suatu pernyataan dengan tujuan untuk mempengaruhi orang lain. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi melibatkan dua orang atau lebih. Komunikasi sangat diperlukan sebagai aspek pembentukan keharmonisan hubungan antar personal, tanpa komunikasi tentu akan menumbuhkan rasa tidak peduli antara satu dengan lainnya. Sumber utama komunikasi adalah Al-Quran dan Hadist. Maka sejatinya manfaat komunikasi adalah mendekatkan kita kepada kebenaran Tuhan.
Di dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa komunikasi merupakan suatu fitrah manusia, namun di dalam Al-Qur’an tidak terdapat penjelasan secara spesifik tentang komunikasi, hanya saja sepotong ayat-ayat pendek yang menjelaskan tata cara komunikasi yang benar seperti istilah kata qaulan (perkataan) yaitu Qaulan Sadidan atau kata yang benar (Q.S An-nisa’ :9), Qaulan Ma’rufan atau kata yang mulia (Q.S An-nisa’ :9), Qaulan Maysuran atau kata yang pantas (Q.S. Al-Isra’ : 28), Qaulan Kariman atau kata yang mulia (Q.S. Al-Isra’ : 23), Qaulan Balighan atau kata yang menyentuh jiwa (Q.S An-nisa’ :63), dan Qaulan Layyinan atau kata yang lembut (Q.S At-Thaha : 44). Ayat-ayat di atas merupakan sebuah prinsip dalam sebuah komuikasi. Dengan adanya ayat-ayat tersebut, kita dapat berkomunikasi dengan baik.
Komunikasi yang baik akan membangun hubungan yang dekat dengan orang lain, semakin dekat hubungan kita dengan orang lain maka akan membuat seseorang semakin percaya kepada kita. Hal ini akan menciptakan hubungan yang menguntungkan di berbagai bidang. Kebanyakan orang menjalin komunikasi kepada orang lain hanya untuk berteman, tetapi ada juga yang sampai menjadikan bisnis atau lainnya.
Dalam sehari-hari, banyak kegagalan yang dialami oleh manusia karena gagalnya berkomunikasi atau buruknya bentuk komunikasi yang digunakan, seperti dosen atau guru yang memiliki banyak ilmu tapi susah dalam mentransfer ilmunya ke peserta didik karena buruknya komunikasi, begitupun seorang arsitek atau akuntan yang cerdas, gagal dalam wawancara disebabkan karena buruknya cara komunikasi yang mereka lakukan sehingga mengakibatkan gagalnya mereka dalam mempromosikan dirinya dihadapan pewawancara sebagai orang yang dapat diandalkan. Lantas bagaimana strategi dalam membangun komunikasi yang baik?
Zaka Putra Ramdani dalam bukunya, Gesture, menjelaskan teknik-teknik komunikasi yang baik, di antara seperti:
1) Pacing-Leading
Pacing bermakna menyamakan sementara leading artinya memimpin, dua teknik ini diterapkan secara bergantian, teknik yang pertama diterapkan yaitu pacing, teknik pacing bisa diterapkan dengan memberikan isyarat verbal dan dilanjut dengan memberikan isyarat non-verbal. Adapun isyarat verbal seperti menyetujui perkataan seseorang, sementara isyarat non-verbal dapat berupa anggukan senyuman dan lain-lain.
Pada dasarnya teknik ini digunakan untuk menyatukan dua karakteristik berbeda ketika berkomunikasi dengan orang lain. Setelah menerapkan teknik pacing, kita bisa menerapkan leading. Teknik ini bisa kita lakukan dengan mulai memimpin lawan bicara saat berinteraksi dan mengarahkan pada satu tujuan komunikasi. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberi masukan, arahan dan saran.
2) Matcing-Mirroring
Teknik ini hampir sama dengan pacing-leading, yakni sama-sama cara untuk memahami lawan bicara agar tujuan dari koneksi yang kita bangun dapat tercapai. Teknik Matcing-Mirroring bisa dilakukan dengan mengamati lawan bicara dari segi fisik seperti ekspresi wajah posisi tubuh atau lainnya. Kemudian setelah melakukan pengamatan kita harus menirukan apa yang dilakukan lawan bicara kita. Hal ini dilakukan karena kita akan mempercayai orang-orang yang sama dengan kita, baik dari segi perilaku atau tindakan. Dengan demikian dapat membantu menjalin komunikasi yang lebih nyaman akrab dan terbuka
Oleh: Safrina Zahrotul Khoiriyah, Santri Mansajul Ulum.