Kabut pasir bergelung melingkupi, membawa kabur sorban mahkota dewi.
Akankah kakinya turut menari,
bersama musik kematian putri?
Satu, ngengat menyengat hangat.
Dua, ambisi membakar hati.
Tiga, dahaga mulai menghabisi.
Empat, ilusi, fatamorgana nampak ceria.
Akankah ada harapan?
Jatuh.
Satu, dewi memupuk kembali susu sapi.
Dua, di tengah hamparan pasir tak bertepi.
Tiga, berhenti.
Lagi.
Apakah ini akhir dari cerita?
Tidak.
Netranya masih bisa merasakan
Asa, masih ada walau tersisa
Alam bawah sadarnya masih ingat!
Bersama-Mu, hanya soal tenggat.
Karya: Ikrima Elok Zahrotul Jannah, alumni Mansajul Ulum 2023.