Karena itu saat ia mengajukan pertanyaan kepada Rasul ia mengatakan:
ان الله لا يستحي عن الحق هل على المرأة من غسل إذا هي احتلمت
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak malu perihal (menyampaikan) kebenaran, apakah bagi wanita yang mimpi basah itu wajib mandi besar?”
Dalam kutipan di atas dapat kita ambil pelajaran bahwa untuk mengungkap kebenaran dibutuhkan keberanian untuk bertanya, meskipun pada hal yang sifatnya tabu. Karena ada tujuan untuk menjelaskan persoalan yang berhubungan dengan agama. Sehingga tidak menimbulkan salah paham dalam menjalankan hukum syari’at.
Karena itu, sebagai seorang murid jangan pernah malu ataupun gengsi saat ditanya tentang pemahaman kita oleh guru pengajar. Seringkali di sela-sela mengajarnya, guru menanyakan “Apakah kalian sudah faham?” Jika memang belum faham katakan yang sebenarnya. Hal itu lebih melegakan hati sang guru dan kita sebagai murid. Dengan demikian kita akan diuntungkan karena akan mendapatkan penjelasan kembali dari guru. Sehingga ilmu yang kita dapat menjadi lebih mendalam.
Hal ini penting kita pahami dengan baik, karena di sekitar kita banyak para pelajar dan santri yang merasa gengsi dan berpura-pura ketika ditanya tentang pemahamannya terhadap pelajaran oleh gurunya. Sehingga seringkali harus berbohong untuk menutupi rasa malu, tetapi sesungguhnya mereka belum memahami ilmu tersebut dengan baik. Akibatnya, mereka gagal mendapatkan ilmu dari sang guru. Sesungguhnya kepura-puraan itu justru merugikan murid sendiri. Karena ia telah membohongi gurunya, dirinya, dan juga Tuhannya. Na’adzu billahi min dzalik.
Oleh: Nailal Khusnar Rauf, Alumni Mansajul Ulum tahun 2021.