Di saat angin bertiup kencang menari di atas awan, malam pun masuk bergantian dengan siang. Bagaikan senandung cinta, cerita-cerita dalam bahasa asing pun mulai terdengar dari suatu tempat ibadah, yang berlomba-lomba merdunya dengan tempat lain.
اللهم صل وسلم وبارك عليه وعلى اله واصحابه
BRUKK!!
Seorang lelaki yang berumur kepala tiga, jatuh terkapar di tengah acara Maulid Nabi. Dan seketika itu juga, semua orang yang ada di masjid tersebut langsung mengerubunginya. Sesaat setelah orang-orang memperhatikan sosok tersebut, salah satu dari mereka ada yang menyadari bahwa laki-laki tersebut mengenakan kalung yang tergantung, sebuah simbol ‘salib’. Karena dia terlalu terkejut, spontan dia berteriak, “loh? Kok ada kalung salib di lehernya?” Suasana pun langsung ricuh. Mereka mulai saling bertanya-tanya tentang mengapa bisa lelaki Nasrani itu masuk ke masjid dan siapa yang pertama menyadari adanya orang Nasrani tersebut.
“Saya! Saya yang pertama kali mengetahuinya bahwa dia adalah seorang Nasrani yang ikut merayakan Maulid Nabi,” ucap laki-laki bernama Keenan tersebut dengan tegas.
“Ceritakan bagaimana kamu bisa tahu bahwa dia adalah orang Nasrani!” ucap salah seorang jamaah di sana.
“Saat itu…”
Sosok tersebut sedang berjalan masuk di tengah-tengah kegiatan, tak menghiraukan tatapan orang-orang. Mencari tempat yang nyaman untuk dia duduki,menelusuri sudut kanan hingga kiri, sampai dia mendapati sebuah tempat yang kosong. Dia akhirnya mendapatkan tempat yang berada di sebelah kiri pojok masjid, dan tepat di sebelahnya, ada aku, yang sedang melihat gerak-geriknya sedari dia duduk.
