Malam Minggu, 04 Mei 2022 lalu, santri putri Mansajul Ulum mengadakan musyawarah lintas marhalah yang digelar di aula pondok pesantren Mansajul Ulum Cebolek. Program ini merupakan program baru di lingkungan pesantren putri Mansajul Ulum. Sebelumnya, kegiatan musyawarah diadakan di setiap kelas pada Madrasah Diniyah, dan hanya diikuti oleh anggota kelasnya masing-masing. Berbeda dengan kegiatan musyawarah Fathul Qorib yang digelar mingguan ini. Kegiatan ini diinisiasi oleh Ibu Nyai Umdah El Baroroh, pengasuh pondok putri, secara langsung. Hal itu dilakukan untuk mendorong para santri putri untuk mengasah nalar kritisnya sejak dini dalam memahami dan mendalami kitab kuning. Musyawarah sendiri merupakan ciri khas pesantren sepanjang zaman. Dengan adanya musyawarah kitab kuning, para santri bisa mematangkan pemahaman yang masih abu-abu dengan bersumber dari rujukan yang jelas.
Kegiatan ini dibimbing dan diarahkan langsung oleh KH. Muhammad Liwa’udiin, Pengasuh Pondok Pesantren Mansajul Ulum. Dalam pembukaan musyawarah malam itu beliau menegaskan bahwa kegiatan musyawarah bukanlah momok bagi para santri. “Mengikuti kegiatan ini justru mengasyikkan. Syaratnya jangan malu, jangan takut untuk berpendapat, bertanya, menjawab, maupun menyampaikan sanggahan”, demikian arahan pengasuh sebelum musyawarah dimulai.
Musyawarah yang dimulai pada pukul 21.00 WIB tersebut diikuti oleh santri putri mulai kelas 2 marhalah Wustho hingga marhalah Ulya. Kegiatan musyawarah diawali dengan menadzomkan bait alfiyah bersama-sama. Setelah itu kegiatan musyawarah dimulai dengan dipimpin oleh seorang moderator dan pembaca yang membacakan dan menjelaskan maqra’ yang dibahas. Selain, moderator dan pembaca, kegiatan ini juga didampingi oleh perumus yang menjadi mushahhih (pentashih) dari semua jawaban dan pendapat para peserta. Mushahhih dimaksud diperankan oleh romo Kiai Pengasuh secara langsung.
Meski baru pertamakali digelar, tetapi kegiatan ini berlangsung sangat ramai. Para santri juga bersemangat dan antusias dalam mengikuti musyawarah. Kegiatan ini akan terus berkesinambungan setiap minggu. Hal ini dilakukan sebagai bentuk dari dukungan dan tanggung jawab pondok pesantren dalam mengawal khazanah keilmuwan para santri dengan tetap mempertahankan budaya musyawarah sebagai tradisi pesantren sepanjang zaman.
Reporter: Durrotul Mahbubah, santri PP. Mansajul Ulum
