Sebagai wujud kepedulian santri dalam mengikuti perkembangan dunia, pesantren perlu mengembangkan jurnalisme. Apalagi di era society 5.0 dimana peran jurnalistik menjadi sangat penting terutama di media digital. Karena itu Redaksi Em-Yu yang menangani media online mansajululum.ponpes.id, menggelar acara Capacity Building untuk seluruh kru redaksi. Acara yang diadakan di Aula BLK Mansajul Ulum itu bertujuan untuk memberikan bekal awal kepada kru redaksi terkait dengan ilmu jurnalistik. Mereka yang mengikuti acara ini terdiri dari redaktur Em-Yu dan para santri putra dan putri yang menjadi calon reporter.
Acara yang berlangsung pada Sabtu, 6 Agustus 2022 lalu itu menghadirkan Pimpinan Reksi Bangkit Media, Yogyakarta, Bapak Muhammadun, S. Pd. I. Pada kesempatan itu ia menjelaskan bebarapa hal terkait jenis-jenis jurnalistik. Di antara materi jurnalistik yang ia sampaikan adalah tentang ilmu jurnalistik dasar sampai jurnalistik digital. Jurnalis asal Pati ini banyak mengenalkan teori-teori, tata cara, sekaligus contoh membuat liputan, laporan utama, dan liputan berita, baik di media cetak maupun online.
Ia menegaskan bahwa dalam membuat reportase/liputan dibutuhkan adanya tim managemen media. Tim tersebut meliputi pimpinan redaksi (pimred), reporter sampai penyelaras akhir yang nantinya akan menyeleksi kelayakan sebuah berita sebelum dikonsumsi para pembaca. “Yang paling penting adalah kecakapan konten dan kecakapan IT. Keduanya harus saling berkolaborasi agar mendapatkan hasil yang maksimal.” Imbuhnya.
Acara yang berlangsung 2 jam tersebut tidak terasa karena antusiasme para peserta. Tambahan pula pembawaan narasumber yang santai membuat para peserta tidak canggung untuk bertanya mengenai seluk beluk dunia jurnalistik.
Di akhir acara, narasumber memotivasi kepada segenap kru redaksi Em-Yu untuk meningkatkan soliditas timnya agar dapat membangun media online yang baik dan kuat. Lantaran dakwah di media sosial dan media digital hari ini sangat penting. Karena pada realitanya efek dari fakta media sosial lebih besar daripada fakta nyata. Hal ini menjadi kesempatan bagi santri penulis untuk melek media, serta bukti bahwa santri bukan hanya pintar mengaji tapi juga mengikuti perkembangan masa kini.
Reporter: Durrotul Mahbubah
