KOLOM JUM’AT CXIV
Jum’at, 3 Januari 2025
Di berbagai negara termasuk Indonesia, perayaan tahun baru sudah menjadi tradisi global yang mengakar kuat dalam benak masyarakat. Mereka rela turun ke jalanan, berdesak-desakan, hingga bergadang sampai tengah malam guna meramaikan momen yang terjadi satu kali dalam setahun tersebut. Sehingga, dengan sederet trend perayaan tahun baru yang ada, kita menjadi lupa untuk melakukan hal-hal yang lebih penting dari itu semua. Yaitu , merefleksikan diri serta membuat suatu resolusi dalam menyambut lembaran-lembaran hari baru. Seperti halnya menanyakan kepada diri sendiri “apa yang sudah kita capai selama satu tahun ini? Serta apa yang akan kita lakukan selama satu tahun nanti?”
Di sisi lain, apabila kita flash back ke peradaban Babilonia empat ribu tahun yang lalu, terdapat perbedaan yang siginifikan jika kita bandingkan dengan perayaan tahun baru di abad ke dua puluh satu, yaitu tradisi merefleksikan diri, serta membuat suatu resolusi. Tradisi yang sempat dibawa oleh orang-orang Babilonia ini cukup menarik. Lantaran, disetiap penghujung tahun, orang-orang Babilonia lebih memilih untuk merenung dan merefleksikan diri masing-masing atas apa yang telah mereka perbuat selama satu tahun yang telah lewat. “Sudah baikkah kita? Atau sebaliknya? Dan jika belum, siasat apa yang harus kita lakukan?”
Kemudian, diawal tahun mereka juga akan membuat resolusi, atau janji-janji terhadap diri sendiri, bahkan kepada para dewa sekalipun guna merencanakan kehidupan yang lebih baik. Bagi orang-orang Babilonia, hal ini penting. lantaran apabila mereka menepati resolusi yang mereka buat, tentu para dewa akan memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka semua ditahun yang akan datang.
Terlepas dari mitos dan kepercayaan orang-orang Babilonia, terdapat hal-hal positif dari tradisi perayaan tahun baru orang-orang Babilonia yang patut kita adopsi. Seperti, tradisi menyambut tahun baru dengan berefleksi serta membuat suatu resolusi. Bagi Sebagian orang, kegiatan ini tentu agak asing dan kurang familier dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan kekinian dalam merayakan tahun baru.
Akan tetapi, bagaimanapun juga, tradisi berefleksi orang-orang Babilonia ini dapat menjadi modal bagi kita semua untuk menatap tahun baru dengan lebih siap dan mantap. Lantaran, dari kegiatan tersebut, kita jadi mengetahui kekuatan dan kelemahan kita (our strength and weakness) yang dapat kita evaluasi di tahun berikutnya. Selain itu, berefleksi juga dapat menyadarkan kita akan proses atau perjalanan yang sudah kita tempuh selama satu tahun. Seperti merenungkan sejauh mana kita berjalan? Serta ada di posisi mana kita sekarang?
Selain berefleksi, tahun baru juga harus menjadi ajang bagi kita untuk membuat suatu resolusi, janji-janji, atau perencanaan guna menatap hari-hari baru ditahun baru. Seperti halnya membuat suatu rencana dari mempertanyakan kepada diri sendiri “apa yang akan kita lakukan, serta target-target apa yang harus kita capai selama satu tahun kedepan?”
Tradisi membuat resolusi ini tentu sangat penting bagi kita semua, lebih-lebih bagi kalangan para remaja. Karena, agar kita semua dalam menjalani kehidupan yang lebih baik, kita sudah memilki konsep yang jelas. Sehingga kita tidak merasa kebingungan ingin melakukan apa. Sebab kita sudah memiliki map, gambaran, atau perencanaan yang dapat mengarahkan kita selama satu tahun kedepan. Akan tetapi, sebaliknya, apabila kita tidak memiliki map atau perencanaan yang jelas, maka semestinya kita akan kebingungan sendiri dan bertanya-tanya “ hal apa yang harus aku lakukan selama satu tahun nanti?”
Hemat penulis, dari sederet narasi di atas. Kita harus memahami bahwa, dewasa ini dalam kaitan hal menyambut hari-hari baru di tahun baru 2025, tradisi Babilonia di masa empat ribu tahun silam, telah mengajarkan kepada kita untuk melakukan hal-hal yang lebih penting dengan melakukan refleksi dan resolusi diri.
Oleh karena itu, di awal tahun 2025 ini, kita perlu menantang diri masing-masing untuk merefleksikan atas apa yang telah kita lewati, serta disisi lain kita juga harus beresolusi untuk menatap masa depan yang akan kita jalani. Dengan mula-mula mempertanyakan diri kita didepan cermin “apa yang sudah aku gapai selama satu tahun ini? Serta apa yang akan aku lakukan selama satu tahun nanti?”.
Oleh: Ahmad Ainun Niam, Redaktur EM-YU.