Menu

Mode Gelap

Kolom Jum'at · 11 Agu 2022 01:05 WIB ·

Urgensi dan Tantangan Bahasa Arab di Era Digital


 Sumber gambar : darunnajah.com Perbesar

Sumber gambar : darunnajah.com

KOLOM JUM’AT XXIV
Jum’at, 14 Januari 2022

Dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia yang haus akan informasi, pada zaman yang serba digital ini, ditemui berbagai macam  perkembangan dan kemajuan yang pesat di bidang teknologi. Banyak terobosan baru yang bermunculan dalam dunia digital modern. Baru-baru ini, misalnya, banyak orang yang mulai memperbincangkan metaverse, sebuah terobosan baru yang dilakukan oleh Facebook untuk rebranding terhadap perusahaannya. Hal ini menjadi indikator yang sangat kuat akan pesatnya perkembangan teknologi digital. Dengan adanya metaverse ini seakan dunia menjadi komunitas virtual yang tanpa batas dan saling terkoneksi satu dengan yang lain, meski tidak berada dalam satu ruang fisik yang sama. Dengan demikan manusia dapat bekerja, bertemu, atau bermain kapanpun dan dimanapun tanpa ada sesuatu yang membatasi.

Di tengah perkembangan globalisasi digital yang sangat pesat ini, masihkan Bahasa Arab dibutuhkan? Ini adalah pertanyaan besar yang menjadi PR bagi umat Islam. Dalam dunia Islam, Bahasa Arab mempuyai kedudukan yang sangat urgen. Bahasa Arab adalah bahasa peradaban Islam. Bahasa Arab adalah salah satu identitas agama Islam. Karena seluruh sumber utama ajaran agama Islam menggunakan Bahasa Arab. Meski saat ini ajaran agama telah banyak yang diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, akan tetapi, bagi umat Islam memahami ajaran Islam melalui sumber langsung yang otentik adalah penting. Karena hal itu merupakan wujud pengenalan diri atas identitas agama.

Namun demikian, tantangan Bahasa Arab sangat besar untuk bisa eksis pada era digital ini. Tidak dapat dipungkiri bahwa Bahasa Arab telah mengalami kekalahan pamor dengan Bahasa Inggris. Arus globalisasi yang tidak dapat dibendung serta tantangan persaingan global,  menuntut setiap individu untuk memahami Bahasa Inggris. Karena Bahasa Inggris telah menjadi bahasa internasional yang digunakan dalam seluruh bidang kehidupan; dari mulai bidang teknologi, pendidikan, ekonomi politik dan budaya.

Dominasi Bahasa Inggris di era digital ini memang sudah menjadi suatu kelaziman yang tidak dapat dihindari. Meski demikian, bukan berarti Bahasa Arab tidak lagi diakui. Bahasa yang berasal wilayah jazirah Timur Tengah ini pada kenyataannya telah diakui eksistensinya sepanjang sejarah. Hal ini dapat dibuktikan secara historis, bahwa Bahasa Arab telah digunakan sebagai Bahasa ilmu pengetahuan secara general, bukan hanya pengetahuan yang berbasis syari’ah. Seperti bidang kedokteran, astronomi, matematika, fisiska, kimia, filsafat, bahkan juga geografi dan lain sebagainya. Tidak sedikit warisan pengetahuan berbahasa Arab dalam bidang-bidang tersebut yang mampu mempengaruhi dunia Barat hingga kini. Seperti karangan filsuf Persia sekaligus ilmuwan muslim di bidang kedokteran, Ibnu Sina. Kitabnya yang berjudul Al Qonun fi At Tibb/ensiklopedia kedokteran telah digunakan sebagai standar kedokteran di Eropa hingga abad ke–18.

Selain dalam ilmu kedokteran, Bahasa Arab juga sudah digunakan dalam perkembangan ilmu astronomi yang populer di kalangan Islam dengan istilah ilmu falak. Salah satu kitab di bidang astoronomi yang terkenal adalah  Mukhtasar Fi Al Hisab Al Jabr Wa Al Muqobalah. Karya astronom muslim, Muhammad bin Musa Al Khawarizmi ini telah dijadikan rujukan Robert Chester dalama mengembangkan ilmu astronomi. Kitab tersebut juga diterjemahkan ke dalam Bahasa Latin dan dipelajari secara luas oleh akademisi Barat. Hal itu semakin menguatkan keberadaan dan eksistensi Bahasa Arab jauh sebelum era digital.

Besarnya warisan pengetahuan dan peradaban Islam sepanjang sejarah, menjadikan semakin pentingnya mempelajari warisan tersebut, khusunya bagi umat Islam. Ibarat sebuah pohon, ia tak akan bisa lanjut tumbuh dan berkembang semakin tinggi, jika tidak kita rawat akarnya dengan baik. Demikian pula, dunia Islam hari ini tak akan mampu melanjutkan pengembangan pengetahuan, jika melupakan salah satu akar dari pengetahuan tersebut. Akar tersebut tak akan bisa kita rawat tanpa memahami Bahasa kuncinya dengan baik, yaitu Bahasa Arab.

Karena itu, keberadaan Bahasa Arab tetap dibutuhkan dan mutlak dipelajari oleh umat Islam di era digital ini. Umat Islam mempunyai tanggung jawab besar dalam mempertahankan dan melanjutkan estafet perjuangan ilmuwan muslim yang telah sukses dalam membangun peradaban Islam pada masa lalu. Langkah penting yang mutlak dilakukan dalam mengambil tanggung jawab itu adalah dengan cara menjaga dan mengenali identitas agama sendiri melalui pemahaman terhadap Bahasa Arab dengan baik.

Oleh: M. Ulil Albab, Santri Mansajul Ulum dan Mahasiswa PBA Ipmafa, Pati.

Tulis Komentar
Artikel ini telah dibaca 238 kali

Baca Lainnya

Bayang-Bayang Feodalisme dalam Sistem Pendidikan Indonesia

6 September 2024 - 12:23 WIB

Maqashid Syari’ah: Landasan Pesantren dalam merumuskan Konsep Fikih Digital 

23 Agustus 2024 - 13:38 WIB

Santri Era Society 5.0 Melek Digital Mapan Spiritual

9 Agustus 2024 - 17:03 WIB

Strategi Cemerlang Sultan Al-Fatih dalam Penaklukan Konstantinopel

26 Juli 2024 - 12:25 WIB

Keistimewaan Ilmu Nahwu

12 Juli 2024 - 19:19 WIB

Melestarikan Dakwah Islam Rahmatan Lil Alamin Era Modern Melalui Tulisan

28 Juni 2024 - 07:24 WIB

Trending di Kolom Jum'at